Chapt 4

1.7K 157 1
                                    

"Baiklah Levi, kau punya tambahan waktu kerja." Seru Hanji seraya berputar di kursi  kerjanya dengan jahil.

Levi mengerutkan alisnya, bagaimana bisa ada tambahan waktu kerja? "Sudahlah jangan sering mengerutkan alis seperti itu. Kau akan makin tua jika—"

"Maksudmu aku lembur begitu?" Potong Levi yang dibalas anggukan oleh Hanji. "Kau akan pulang malam hari." Ujar Hanji. Levi pun menghela napasnya, kemudian ia kembali ke ruangannya.

Dilihatnya Armin yang sudah siap dengan jaket hitamnya. Armin pun membereskan meja kerjanya dan mengambil tasnya yang tergeletak di kursi kerjanya. "Aku tahu ini sangat menyebalkan bagimu, tapi maafkan mikasa ya." Seru Armin. "Bahkan kau sudah sangat sibuk walaupun ini hari kedua kau berkerja." Tambahnya.

Levi hanya berdehem, karena sibuk dengan benda-benda di mejanya. Namun, maniknya berhasil menangkap manik pemuda bersurai pirang tersebut. Kemudian, Armin menghela napasnya lalu pergi meninggalkan Levi.

Kepala Levi terasa pening akibat pikirannya sudah kacau. Ia pun bersandar di kursi kerjanya seraya memijit kepalanya yang pening. "Sial, kenapa aku harus lembur?" gumamnya.


Eren's pov

Aku melihat jam dinding telah menunjukan pukul 7 malam, tetapi kenapa Heichou-maksudku Levi tidak kunjung pulang? Ada apa dengannya?

Dengan sigap, aku pun langsung memakaikan jaket mungil ke Riren. "Kita akan mencari Levi." Ucapku pelan. Kemudian, aku sendiri sudah siap dengan memakai sepatuku. Haaahhh kuharap dia baik-baik saja.

Aku berjalan seraya menggendong Riren, yah walaupun dia sudah bisa berjalan, tentu saja aku masih ketakutan.

Riren pun menunjuk ke sebuah tempat yang terlihat seperti sebuah pasar. Kulihat wajah Riren tampak berbinar-binar, haha kau menggemaskan sekali. "Wahh festival musim panas akan segera tiba." Gumamku seraya melihat tempat itu.

Aku pun kembali melangkahkan kakiku dan tanganku masih fokus menggendong Riren. Dan betapa bodohnya aku, aku tidak menelpon Levi. Aku pun mendengus kesal sambil meraih ponsel di saku celanaku. Kucari nomor ponselnya dan kemudian menelponnya. Dan tak kusangka, Levi tidak mengangkatnya. Aku mulai khawatir padanya. Sebenarnya dia sedang apa?

"Eren?"

"Oi Eren!"

Aku menoleh ke sumber suara itu. Ternyata Mikasa. "Sedang apa kau ke sini?" Tanyanya. Raut wajahnya terlihat aneh setelah melihat bayi yang kugendong. "Dan anak itu... siapa?" Tanyanya dengan penuh harap akan jawabannya.

Aku menghela napasku berat. "Aku sedang mencari Levi." Ujarku yang berhasil membuatnya memutarkan bola matanya sebal. Aku kembali melangkahkan kakiku, namun Mikasa menahannya. "Tunggu!" Ucapnya.

"Ada apa?"

"Sebaiknya kau pergi ke rumahku dulu. Kita makan malam bareng, dan teman-teman juga berkumpul disana."

Aku terkejut. "Benarkah?"
Ya tuhan aku sangat merindukan temanku. Armin, Jean, Connie, Sasha, dan lain-lain.

Mikasa menganggukkan kepalanya. "Buat apa aku berbohong padamu, Eren." Katanya sambil menghela napas.

"Baiklah-baiklah!!" Ucapku penuh semangat. Kemudian, aku dan Mikasa pun berjalan bersama.

"Ohiya Eren, apa kau akan pergi ke festival musim panas nanti?" Tanyanya sekaligus membuka perbincangan. Aku tersenyum padanya. "Tentu saja." Jawabku. Dan bisa dilihat, wajahnya sekarang terlihat sangat senang. "Kita bisa pergi sama-sama kan?" Tanyanya lagi, namun aku sama sekali ragu untuk menjawab pertanyaannya yang satu itu.

Save My Heart [RIREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang