Chapt 6

1.5K 141 5
                                    

SAVE MY HEART
Rivaere
Rate: T/R (aman-aman aja guys)
Chapt6: festival tanpa Riren :(
Chapt ini saya skip bagian pentingnya aja ya guys.

.
.
.
.
.
Eren kini hanya bisa tersenyum miris kepada bayinya itu. Pasalnya, Levi melarangnya untuk membawa bayi ke festival nanti. Ia sudah mencari cara agar Levi membolehkannya, tapi tetap saja Levi masih berteguh pada keinginannya.

Diusapnya surai hitam Riren dengan lembut. "Maaf yah, kau tidak bisa ikut." Gumamnya. Kemudian, ia bergegas menuju dapur untuk memasak bubur kesukaan bayi imutnya itu.

Dilihatnya sang asisten rumah yang baru saja bekerja di rumahnya, Rachael--sedang membersihkan meja makan. "Tuan Eren, ada yang bisa saya bantu?" Tanya Rachael kepada Eren.

Eren mengerinyit mendengar ucapan Rachael. "Umm kau tidak perlu memanggilku seperti itu. Panggil saja aku Eren, Rachael-san." Ujar Eren sambil tersenyum ramah kepada Rachael. Entahlah, ia merasa aneh saja jika dipanggil 'Tuan'.

Rachael tersenyum. "Umm baiklah.... E-Eren..." Eren kemudian mengambil mangkuk dan juga panci yang nantinya akan digunakan untuk memasak. Rachael ikut serta membantu, tetapi Eren menolaknya. "Kau tidak perlu membantuku. Kau kerjakan saja yang lain, kalau sudah selesai kau boleh bersantai."

"Ehh kalau begitu saya akan menemani Tuan kecil saja." Ujar Rachael dengan senyum manisnya sambil terkekeh menggemaskan. Kemudian, ia pun berlalu. Eren segera memulai acara memasaknya. Yah, menurutnya memasak itu adalah hal yang mudah dan ia mulai percaya diri dengan masakannya karena Levi pernah memuji masakannya.

Rachael kini sedang bermain bersama dengan Riren. Ia sangat beruntung bisa bekerja disini, 'pemilik rumah ini sangat baik, bisa-bisa aku betah bekerja disini.' Batinnya. Bahkan menurutnya, Riren adalah anak yang berbeda dari anak-anak seusia dengan Riren yang susah diatur atau mungkin 'cerewet' dan 'bawel'. Riren sangat penurut seolah mengerti dengan ucapan orang.

Diusapnya surai Riren dengan lembut dan sesekali mencubit pipi gembul yang sangat menggemaskan. Tak lama kemudian, Eren datang sambil membawa semangkuk bubur yang baru saja ia buat. Mata Riren berbinar-binar ketika melihat Mangkuk kecil itu. Mangkuk itu kemudian diberikan kepada Rachael. Rachael pun mengangguk dan kemudian menyuapkan bubur itu ke Riren. Tapi Riren tidak memakannya. Ia menggelengkan kepalanya--tak mau.

"Eh sepertinya dia tidak ingin makan, jika saya yang menyuapkannya." Seru Rachael terkekeh.

Eren berdelik dan mendecak, setelah itu ia berjongkok di hadapan Riren yang kini sedang menatapnya. "Riren ayo makan." Ucapnya. Namun, Riren hanya diam saja. Eren menghela napasnya. "Yasudah, biar aku saja yang menyuapkannya." Ia pun mengambil mangkuk bubur itu.

Riren memakan makanan itu dengan lahap, Rachael hanya bisa tersenyum melihatnya. 'Kalau begitu bagaimana aku bisa mengurusnya nanti?' Batin Rachael.

Tok-tok-tok

Mendengar suara ketukan pintu di depan, Rachael segera berjalan menuju suara ketukan pintu tersebut. Dibukanya pintu tersebut, senyumnya pun merekah ketika melihat sosok Levi di hadapannya. Levi masuk sambil membawa beberapa bingkisan yang cukup membuat Rachael bertanya-tanya.

Levi membuka bingkisan tersebut, kemudian mengambil benda berbentuk kotak yang isinya masih belum diketahui Rachael. "Ini untukmu." Levi memberi benda itu kepada Rachael.

Save My Heart [RIREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang