Chapt 8

1.8K 142 20
                                    

Save The Heart
Rate: T (kadang bisa berubah)
Chapt 8: Aku Mencintaimu dan Aku Milikmu
.
.
.
.
.
.

Angin sepoi meniup surai brunette dengan pelan dan burung-burung yang berterbangan membuat suasana di kapal besar itu terasa lebih tenang. Cuaca hari ini sangat cerah namun suhunya tidak membakar kulit manusia yang menikmatinya.

Eren kini sedang berduduk santai bersama Levi di pinggir pagar kapal, sementara Rachael dan Riren sedang pergi keliling di tengah kapal yang besar tersebut.

Senyum yang terus terpampang di wajah Eren sejak berangkat tadi pagi belum kunjung hilang membuat Levi yang menatapinya gemas. 'Manisnya' begitulah isi di lubuk hati Levi.

"Levi-san, sebenarnya pulau itu seperti apa-Eh maksudku kondisinya seperti apa?" Tanya Eren yang memecahkan suasana hening antara mereka berdua. Eren terbata-bata, ia takut jika pertanyaannya tadi mengganggu ketenangan Levi. "Ah abaikan saja pertanyaanku tadi hehe." Ucap Eren pelan.

"Aku tidak pernah ke sana." Ujar Levi dengan tatapannya yang datar seperti lantai. Eren mengangguk mengerti setelah mendengar ujaran Levi walau sebenarnya ia ingin lebih tau soal pulau yang akan mereka kunjungi itu.

Levi kini hanya bisa menatap bocah manisnya itu dalam diam. Bocah manisnya kini menatap ke bawah, melihat air yang diterjang oleh kapal yang mereka tumpangi. Kemudian ia berdiri dan ingin melihat lautan luas itu dengan cermat.

Senyum cerah kembali terpancar seperti cahaya matahari yang menyinari mereka. Levi terus mengamati bocah manisnya itu hingga akhirnya manik obsidiannya tertuju pada gumpalan daging di balik kain biru tipis milik bocahnya itu. Entah kenapa terlihat begitu indah di matanya.

'Bokong yang indah.'

Eren terlihat kaget setelah melihat sesuatu yang aneh di hamparan laut tersebut yang sedang muncul di permukaan laut dengan sekejap.

"Levi-san!!!! Lihat!!!" Tunjuk Eren ke arah permukaan laut dengan suaranya yang nyaring sehingga Levi menurutinya. Levi berdiri di sampingnya dengan wajah yang serius.

"Dimana?" Tanya Levi.

Tanpa disadari sang pria 160 cm itu, Eren merangkulnya. "Lihatlah telunjukku, tunjuknya dimana sih?" Ucap Eren dengan riangnya. "Dia lompat-lompat tadi!!!" Gerang Eren.

Levi membiarkan dirinya dirangkul oleh Eren. Yah setidaknya ini membuat Levi senang. Secara cepat, Levi merangkul Eren sehingga mereka terlihat saling merangkul. Eren bergetar canggung, namun Levi terlihat biasa dengan wajah datarnya. "Itu namanya lumba-lumba." Ucap Levi sambil menggenggam tangan Eren yang menunjuk mahkluk yang melompat di permukaan air.

Eren manggut-manggut, rasa canggung lebih dominan karena pria raven di sampingnya menggenggam tangannya sekaligus merangkulnya. Dalam sekejap, jantungnya berdesir tak karuan setelah menyadari Levi mencium tengkuknya. Rangkulan telah menjadi pelukan, genggaman telah menjadi cengkraman.

"Eh-eh Levi-san, apa-apaan ini?" Eren melepaskan rangkulannya dan mencoba untuk melepaskan diri dari pelukan Levi. Namun sayang, itu sama sekali tidak menghambat Levi untuk terus mencumbu lehernya di bawah sinar matahari yang kini mulai terbenam.

Levi kemudian mendekatkan mulutnya ke telinga Eren yang bertujuan untuk membisikan sesuatu kepada Eren. "Kau milikku, Kau manis...." bisik Levi dengan suara yang cukup menggoda bagi Eren.

Save My Heart [RIREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang