Chapt 15

777 93 24
                                    

Eren's pov

"Wah Mikasa, ramen ini sangat enak. Siapa yang membuatnya?" Tanyaku sambil menyantap ramen yang disodornya. Dan jujur saja, ramen ini sangat enak.

Kulihat Mikasa tersenyum damai menatapku. "Itu buatanku, aku tidak menyangka ternyata kau menyukainya." Ujarnya yang membuatku mendelik.

"Benarkah? Hebat Mikasa. Kenapa kau tidak membuat kedai ramen saja?"

"Bukankah aku sedang bekerja Eren? Tentu saja aku tidak bisa. Jika aku membuat kedai, otomatis aku dan Armin akan berhenti bekerja."

"Benar juga ya." Ucapku namun kerongkonganku terasa tidak enak hingga aku pun terbatuk-batuk dia buatnya.

"Hey Eren, jangan berbicara dengan mulut penuh makanan!" Mikasa menyodorkanku segelas minuman karena aku uhuk tersedak.

Aku mengambil minuman itu dan meminumnya untuk meredakan tenggorokan. Tiba-tiba Mikasa menatapku geram. Ada apa dengannya? Aku mengerinyit heran.

"Kenapa kau menatapku seperti itu?" Tanyaku. Mikasa tetap saja diam. Ia menghela napasnya kemudian, ia berdiri membelakangiku.

"Oi Mikasa!"

"Eren, kenapa kau menghindariku saat liburan?" Tanyanya. Aku berhenti memakan ramen.

Mikasa kembali menatapku seraya berkata "kenapa kau menghindariku demi si pendek itu?"

Sungguh aku merasa risih dengan pertanyaannya. Tetapi buat apa aku harus berbohong padanya? Aku harus menjawab yang sebenarnya, yang berada di pikiranku.

"Si pendek yang kau maksud itu Levi-san?"

Mikasa mengangguk, duduk di sampingku dengan jarak yang sangat dekat. "Kenapa Eren? Kau menjauhiku karena apa? Apa kau tidak merindukanku yang sudah lama tidak bertemu?"

"Ini semua gara-gara si pendek itu! Kita sudah tidak dapat berkerja bersama-sama seperti dulu. Dan bahkan kau menghindariku!"

"Dia.... dia merenggut hatimu!"

"Tidak.... tidak akan.... aku tidak akan membiarkannya!"

Aku terkejut dengan ucapannya yang ia keluarkan bertubi-tubi. Aku menjauhinya, namun Dia menarik tanganku. Sial, entah kenapa lidahku terasa kelu untuk mengeluarkan sepatah kata pun. Apa yang harus ku lakukan? Menjawab semua pertanyaannya? Tapi dia pasti akan marah bukan?

Karena dia tidak menyukai Levi-san.

"Eren, cepat katakan sesuatu!" Teriaknya yang membuat napasku tidak beraturan.

"Em emm Mikasa—"

TOK TOK TOK!!!

"EREN!!!"

"MIKASA!!"

"Cepat buka pintunya!!!"

TOK TOK TOK!!!



Aku dan Mikasa tersentak. Aku berusaha menjauhi Mikasa, sementara Mikasa membuka pintu ruangannya.

Kulihat Armin terlihat berantakan. Rambutnya kusut, shock, dan raut wajahnya menunjukkan adanya ketidakberesan antara kami bertiga.

"GAWAT!!!"

Aku berdelik dengan menghadap padanya. Sebenarnya ada apa dengannya? Ini terasa seperti ia menyampaikan kabar bahwa titan akan menyerang kami.

"Cepat katakan, ada apa Armin?" Tanyaku sambil menggerakkan bahunya.

"Gawat Eren! Rumahmu terbakar!"

Save My Heart [RIREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang