Prolog

7.8K 342 31
                                    

Warning: mengandung unsur yaoi, gak suka ya gak usah bacalah.

"Hayoo kau mau kemana hah?"

Anak itu terus berjalan sebisa mungkin, menghindari pemilik suara yang ia dengar tadi. Seketika ia berhenti tepat di depan seorang pria bermanik hijau dan bersurai coklat. "Wahh sekarang kau sudah bisa berjalan!" Seru Pria itu.

Kemudian pria muda itu menggendongnya, dan membawanya ke dalam. "Heichou!!! Dia sudah bisa berjalan, ini saatnya kita harus menjaganya lebih ketat!" Seru pria itu.

Orang yang merasa tepanggil itu hanya menghela napasnya, dan menatap pria itu datar. "Eren, kau terlambat pulang lagi." Ucapnya.

Eren terbelalak, "hah benarkah, tapi-"

"Aku tidak butuh penjelasan. Aku ingin istirahat dan aku tidak mau kau seperti ini terus. Sekarang makanlah bersamanya. Sudah lama sekali dia menunggumu." Levi bergegas menuju meja makan di dapur.

Eren menatap anak yang digendongnya lekat-lekat, entahlah ia tidak tahu. Anak itu tiba-tiba menangis dan memeluknya. "Haha kau manja sekali anak kecil. Baiklah, kita makan bersama oke!"

---

Levi sedari tadi hanya menatap Eren makan, ia tidak makan karena ia terus memikirkan kepulangan Eren yang terlambat, seharusnya Eren pulang satu setengah jam yang lalu. Tetapi kenapa Eren baru pulang sekarang?

"Hei, ayolah makan."

"Kau jawab dulu pertanyaanku, mengapa kau baru pulang?"

Eren menghela napasnya. "Sebenarnya..."

Flashback on

"Eren! Kau harus meninggalkannya!"

"Sudah aku bilang, aku tidak akan meninggalkannya. Dia sudah baik kepadaku, menyelamatkan nyawaku, serta melindungiku. Tentu saja aku tidak akan meninggalkannya!"

"Kau memang keras kepala!" Mikasa langsung menampar keras pipi Eren. Ia murka dengan ucapan Eren tadi. Seolah-seolah hatinya telah terbakar rasa cemburu yang panas.

Gadis bersurai hitam itu kemudian langsung melingkari leher Eren secara kasar. Dan dengan lembut, ia mencium pipi Eren bekas ia tampar. "Aku tidak akan membiarkanmu bersamanya." Bisiknya.

Eren terkejut, ia langsung mendorong Mikasa sehingga mereka saling berjauhan. Dan tanpa basa-basi Eren meninggalkan Mikasa seorang diri. "Apa yang dipikirkannya?" Batinnya.

Langkahnya kini terhenti ketika mengingat sesuatu miliknya ketinggalan di kantornya. "Hpku!" Ucapnya.

"Ya tuhan, Heichou pasti marah. Aku terlambat pulang ketiga kalinya." Gumamnya sambil berlari menuju kantornya yang sudah jauh.

Flashback off

"Heichou?"

"Hm?"

Eren menyudahkan kegiatan makannya sedangkan Levi memulai kegiatan makannya. "Apa kau mau menggantikanku?" Tanya Eren yang berhasil membuat Levi fokus menatapnya.

"Maksudmu apa?"

"Yah, kau bekerja untuk keperluan kita dan aku akan menggantikanmu disini." Ujar Eren.

"Hmm bolehkan Heichou?" Tanya Eren penuh harap.

"Tentu saja boleh."

Eren gembira mendengar ujaran Levi. Ia langsung memeluk Levi. "Terima kasih." Seru Eren.

Melihat orang berdua di hadapannya terlihat mesra sekali. Dia hanya bisa menatap mereka dengan mata yang berbinar-binar. Sambil sesekali mencoba untuk meraih sendok yang berada di depannya dalan keadaan terpisah dari mangkuknya.

"Astaga Riren, sini biar aku suapin." Ucap Eren tersenyum dan kemudian ia meraih sendok di depan Anak itu.

Yah, anak bernama Riren itu. Anak yang ditemukan oleh Levi ketika sedang berada di desa yang hancur akibat oleh serangan titan. Saat itu dia masih belum terpisah dari tali pusarnya. Karena tidak ada seorang pun yang hidup di desa itu, Levi pun memutuskan untuk merawat anak itu bersama Eren. Dan ia pun memberi nama anak itu, Riren Ackerman. (Author gila)

Levi pun resmi bekerja di sebuah kantor perusahaan Erwin Smith. Ia menggantikan posisi Eren yakni menjadi seorang anak buah dari seorang manager, tapi Levi tidak mengetahui siapa manager itu sebenarnya.

Sedangkan Eren, sekarang ia tidak mempunyai pekerjaan apa-apa selain hanya mengurus rumah dan juga anak yang ia sayangi itu, Riren Ackerman.

TBC
Oke sid dah, saya gak yakin cerita ini bakalan tamat, soalnya waktu buat nulis itu sedikit wkwk...

Btw ini wujud Riren Ackerman yak. Yeyeye ini emang Eren kecil tapi anggap aja ini Riren yak. Soalnya si Author ngebayangin Riren mukanya kayak Eren kecil. Eren sih imut amat jadinya kebayang mulu wkwk

 Eren sih imut amat jadinya kebayang mulu wkwk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Save My Heart [RIREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang