Part 12

11.8K 198 1
                                    

¤ Author POV ¤

Ali sudah tak tahan menahan nafsunya.. ia langsung melumat bibir Prilly, Prilly masuk dalam kenikmatan, ia membuka mulutnya dan membiarkan Ali menjelajahi mulut tipisnya.

¤ Ali POV ¤

Gue udah ga tahan menahan nafsu gue terhadap Prilly iatri gue. Toh kan kalo gue melampiaskan nafsu gue ke dia, kita sudah mukhrim dan halal.

Gue langsung melumat bibir Prilly,mungkin Prilly merasakan kenikmatan, sehingga dia membuka bibirnya, gue bisa menjelajahi isi bibir Prilly.

"empphh..empph..", desahnya yang semakin menambah gairah gue.

Gue melepas lumatan gue di bibir mungil Prilly, gue menyusuri leher Prilly , gue memberi jejak kiss di leher Prilly, Gue terus menyusuri leher Prilly sambil meremas payudaranya.

"empph.. empph... anghh.. empphh", desahnya lagi2 menambah gairah gue.

Gue melepas lumatan bibir gue, lalu gue melepas celana pendek Prilly beserta celana dalam Prilly, juga melepas celana gue dan celana dalam gue. Lalu gue masukkan junior gue di vagina Prilly, sambil gue terus meremas payudara Prilly. Gue memaju mundurkan junior gue dengan lambat dan lembut, lama2 gue percepat.

"arrghhh.. empph.. aaah.. uuh.. engghh.. angghh.. auhh..uhh.. ahh..", desahnya sambil menjambak rambut gue.

"cu..kup..Li.. angghh.. empp.. anngh... ahh..uh...ah...", desahnya meminta henti.

Lalu gue melepas junior gue dari vagina Prilly. Prilly mengulum junior gue dengan nikmat.

"arggh.. enghh..ahh..uh..empphh", desah gue.

Lalu tak lama ia melepas junior gue dari mulutnya.

"sayang udah ya aku capek hehe", Prilly.

"oke", gue mengiyakan. Gue juga capek hehe.

Gue memutuskan untuk mandi bersama Prilly, tanpa mengulangi adegan tadi, karna kita sama2 capek mungkin.
                                                    -
Gue dan Prilly bersantai di ruang keluarga.

"sayang, kamu laper gak?", tanyanya.

"laper, keluar yuk cari makan", ajak gue, dia mengangguk.

"oke, bentar aku ganti baju dulu", kata Prilly.
                                                    -
Gue dan Prilly menempati meja 112. salah satu waiters menghampiri meja tsb.

"silahkan kak, lihat menu nya dahulu", ramah waiters itu.

"rice meal dan bubble drink mint", pesan gue.

"nasi chiken katsu dan lemon tea", pesan Prilly.

setelah mencatat pesanan, waiters it berlalu pergi. Tak lama, waiters tadi kembali sambil membawa pesanan gue dan Prilly.

"silahkan, permisi", ucap waiters itu ramah dan berlalu pergi.

"makasi", jawab gue.

"hei", ucap gue membuyarkan lamunan Prilly.

"ya? sayang kenapa?", tanya Prilly.

"kamu kenapa sih?", tanya ku sedikit menyelidiki.

"cowok itu? kamu kenal?", tanya ku lagi.

"yang mana? siapa? orang ga siapa2", jawabnya.

"kamu kenal sama cowok yang duduk dikursi meja no 88 ?", tanya gue.

"ga kenal juga sih, cuma tau aja, kamu kenal?", tanyanya balik.

"kamu ada apa sama dia? kok dia mandang kamu segitunya", tanya gue menyelidiki.

Orang yang menjadi topik pembicaraan gue dan Prilly adalah Marco ( kalian tau   kan ), ya Marco adalah musuh gue semenjak SMA. Dia iri sama gue karna gue di SMA selalu mewakili lomba basket dan selalu menjadi kapten basket, sementara dia hanya pemain cadangan. Ck, ngapain juga dia ngelihatin istri gua, gua rasanya ingin nonjok tuh orang, tapi gua lihat suasana, karna ini lagi di tempat umum, gua gini2 punya sopan santun.

"emm.. itu.. dia..", jawab nya gugup.

"dia apa?", bentak gue. Yap, gue udah ga bisa menahan amarah gue.

"jawab Pril", bentak gue lagi.

"dia cuma temen kok, baru ketemu juga pas kemaren2 aku jogging", jawabnya lancar dan lantang.

"oke, makan cepet", suruh gue.

Selesai makan, gue dan Prilly memutuskan untuk pulang. Diperjalanan, ada yang mengikuti laju mobil yang gue kendarai, dan tak lama, dia berhenti tepat didepan mobil gue secara tiba2, gue reflek ngerem mendadak.

"ga ada kerjaan banget tuh orang", geram gue. Gue keluar dari mobil  lalu mencengkram krah baju orang itu.

Dia adalah Marco, yap, musuh gue yang dikenal Prilly hanya sesaat.

"maksud lo apa?", bentak gue sambil mendorong dia.

"sante bro sante, gua suka sama istri lo, gue akan rebut Prilly dari lo, gue bisa, lo mau apa?", lantang nya.

"ambil aja kalo bisa, lo nanya gue mau apa? GUE MAU NONJOK LO", gertak gue penuh penekanan sambil menonjok Marco.

"awss", ringisnya.

Gue terus menghajar dia, dia juga pun menghajar gue, tapi gue selalu melakukan perlawanan.

¤ Author POV ¤

Ali dan Marco saling hajar menghajar, hingga akhirnya ada teriakan yang menghentikan aksi mereka.

"stooppp", teriak seseorang.

Ali dan Marco refleks menengok ke arah suara itu.

"Prilly? kenapa sayang?", tanya Ali. Ya, orang itu adalah Prilly, Prilly berjalan menuju Ali dan Marco.

"kalian apa2 an sih, kea anak kecil tau ga, stop deh", bentaknya.

"sayang, dia mau ngambil kamu dari aku lho, aku biarin aja? oh, kamu mau ya, mau sama cowok brengsek kea dia? oh gitu, fain Pril, sana lo ikut dia, ga usah cari gue", jawab Ali dengan penakanan pada akhir2 kalimat. Ali begitu saja meninggalkan Prilly tanpa memperdulikan Prilly sedikit pun. Ali melajukan mobilnya dengan kecepatan full.

"Aliiiiiii", teriak Prilly sambil menangis.

"maksud aku ga gitu Li, aku sayang nya sama kamu doang", lirih Prilly.

"stop.. jangan nangis hei", ucap Marco menenangkan Prilly sambil mendekat ke Prilly dan memeluk Prilly dari depan, dengan cepat Prilly menepis.

"apa2 an sih lo, minggir ga lo", bentak Prilly pada Marco. Lalu Prilly mencegat taksi, tak lama ada taksi yang tidak berpenumpang, taksi itu membawa Prilly menuju apartemen Prilly. Sementara Marco, ia memutuskan untuk pulang.
                                                    -
Ali sampai di apartemennya, ia mengemasi pakaiannya dan berniat untuk ke apartemen nya yang lain.

Ali sedang mengemasi pakaian nya, sedangkan Prilly yang baru saja sampai di apartemen nya, ia bingung dengan Ali yang tengah menata pakaian nya didalam koper pakaian.

"Li, kamu mau kemana? pliss dong dengerin aku dulu, dengerin penjelasan aku, Lii aku sayang sama kamu Li, tolong kita omongin ini baik2, nanti kalau orang tua kita tau gimana Lii, pliss", bujuk Prilly yang tengah duduk ditepi ranjang.

"ortu ga bakal tau, ga usah cari gue, ini kan yang lo mau, lo bebas kan, gue pergi, puas lo", gertak Ali pada Prilly. Ia benar2 ga bisa tahan amarah nya pada Prilly.

Setelah mengemasi pakaian nya, Ali sempatkan mandi di apartemen nya ini, lalu setelah itu ia berlalu pergi dari apartemen ini tanpa pamit ke Prilly.

"aalliiiii... toolooongg denger penjelasan aku duluu liii", teriak Prilly lirih.

drrrtttt... drrrtttt...

                                              ***

Hai Gaess :) maaf ya author baru lanjut hehe :v

author baru dapet ide buat lanjutin ni cerita :)

Komen & votee yuukkk

Matchmaking ( perjodohan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang