¤ Author POV ¤
"tuh bie udah turun, giliran kita", kata Ali pada Prilly.
"aaa akhirnya, beneran lo Mil mau naik?", goda Prilly.
"iyalah, ngeremehin banget lo", jawab Mila.
"yayaya buruan naik", suruh Ali.
Saat wahana berlangsung, Mila berpegangan erat pada tangan Kevin, begitu pula sama dengan pengunjung lainnya. Teriak histeris mewarnai berlangsungnya wahana Halilintar dimain kan.
Tak lama, akhirnya wahana Halilintar selesai dimainkan. Ali, Prilly, Mila dan Kevin keluar dari wahana halilintar.
"naik apa bie?", tanya Ali pada Prilly.
Selama menyusuri Dufan, Ali selalu menggenggam erat tangan Prilly, Kevin menggenggam erat tangan Mila.
"emm.. terserah kalian, hehe,", jawab Prilly.
"itu tuh, histeria, berani kagak?", tantang Kevin pada Ali, dan Prilly.
"yuk sayang, cap cus", Mila setuju.
"yuk bie", ajak Ali menunjukkan senyum cool nya pada Prilly, Prilly mengangguki ajakan Ali.
"cap cus naik lah, gue ga sabar", ajak Mila sok berani.
"bie, kamu berani naik ini?", tanya Ali memastikan Prilly.
"berani kok, tenang aja", jawab Prilly menunjukkan deretan gigi rapi nya yang putih dan bersih, Ali mengangguki jawaban Prilly.
Wahana dimainkan, pengunjung berteriak histeris, ada yang tenang, bahkan ada yang tertawa disaat suasana menegangkan ini.
Tak lama, wahana histeria berhenti dimainkan. Ali, Prilly, Mila dan Kevin menaiki hampir semua wahana. Hanya beberapa saja yang tidak mereka naiki / masuki, karena mereka tak tertarik sedikit pun.
Arloji mahal yang dikenakan Ali menunjukkan pkl 4 p.m. Mereka memutuskan untuk sholat ashar di masjid / mushola terdekat.
"gaess, sholat ashar dulu yuk, mumpung masih jam 4", ajak Prilly pada teman2 nya.
"oke", jawab Ali, Prilly dan Kevin serentak.
Ali, Prilly, Mila dan Kevin menyusuri Dufan untuk mencari mushola. Tak lama, mereka menemukan mushola, segeralah mereka wudhu lalu melaksanakan kewajiban umat muslim.
-
Setelah melakukan kewajiban mereka sebagai umat muslim, Ali, Prilly, Mila dan Kevin memutuskan untuk sejanak di Dufan hanya sekedar berfoto2."sayang, makan yuk, keluar dari sini", ajak Prilly pada Ali.
"gimana gaess?", tanya Ali pada temannya.
"oke deh Li, gue laper juga nih", jawab Kevin.
"iya kak ayok, perut aku udah protes, hehe", timpal Mila.
"yuk", ajak Prilly diangguki Ali, Mila dan Kevin.
Mereka keluar dari Dufan, mencari restoran dengan menggunakan mobil Ali. Ali yang mengendarai, Prilly duduk dikursi samping supir, Mila dan Kevin di kursi belakang.
"tuh2 ada resto tuh sayang", ucap Prilly sambil menunjuk resto yang hanya puluhan meter dari mobilnya.
"oh iya, oke bie", jawab Ali sambil melihat arah yang ditunjuk istrinya.
Ali memarkirkan mobilnya didepan resto itu, Ali, Prilly, Mila dan Kevin beranjak keluar dari mobil dan masuk ke resto, lalu menempati meja yang author ketahui itu nomor 167.
¤ Ali POV ¤
Kita menempati meja 167. Gue melambaikan tangan ke salah satu waiters berniat untuk memanggilnya karna kita mau pesan makanan.
![](https://img.wattpad.com/cover/144399802-288-k271741.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking ( perjodohan )
RandomHanya sebatas khayalan saya tentang Ali Prilly ... ¤ Konten dewasa ( 18+ ) Mohon umur dibawah 18 th, jangan membaca cerita ini.