Part 15

10.6K 179 6
                                        

Langsung baca yaahh :)

¤ Author POV ¤

Prilly sengaja tidak mengikuti arah Ali pergi. Ia hanya melihat tujuan Ali pergi lewat lift itu. Dan aneh nya, Ali berhenti di lantai 9, lantai itu bukan lantai tempat apartemen Ali, lalu ia kenapa di lantai 9? menemui siapa? apa Ali menemui teman? ataukah pacar barunya? Prilly benar2 banyak bingung. Prilly memutuskan untuk ke apartemen Ali yang ia tempati. Lalu ia memutuskan untuk istirahat.

***
Pagi tibaa...

Prilly mengerjapkan matanya karena sinar matahari yang menyorot ke arahnya lewat sela2 korden yang tertutup.

Prilly berjalan menuju kamar mandi untuk sekedar cuci muka dan gosok gigi, lalu melaksanakan kewajibannya sebagai umat beragama Islam.

Setelah itu, ia keliling daerah apartemen sekedar lari pagi. Tak sengaja ia ketemu Marco, membuat mood pagi Prilly menjadi buruk. Ia memutuskan untuk kembali ke apartemennya, tapi tangannya ditahan Marco, lalu Marco menarik lembut Prilly ke dalam pelukannya. Ada orang yang melihat mereka berpelukan dari atas apartemen.

"cih, dasar cewek murahan, gue tinggal, cari cowok lain", ucap seseorang itu sambil tersenyum miring. Dia adalah Ali, Ali melihat Prilly dan Marco berpelukan ( teletabies kalik ah , hehe ), seandainya saja, Ali melihat dari awal bahwa Marco menarik tangan Prilly dan tak sengaja Prilly memeluk Marco, pasti kesalah pahaman antara Ali dan Prilly tidak semakin rumit. Ali memutuskan untuk masuk ke apartemennya.

Prilly tak tau bahwa Ali melihatnya berpelukan dengan Marco. Dengan cepat, Prilly menjauh dari Marco.

"apa2 an sih lo", gertak Prilly dengan amarahnya.

"sini baby, puasin aku baby", ucap Marco yang berjalan mendekati Prilly, Prilly memundurkan langkahnya untuk menjauhi Marco, Prilly memutuskan untuk menampar Marco, reflek Marco kesakitan, dan ini kesempatan Prilly untuk kabur, dan yap, ia berhasil kabur.

Prilly sampai di apartemen Ali yang ia tempati dengan nafas yang tidak teratur.

"alhamdulillah, gila ya tuh cowok", ucap Prilly.

Prilly berjalan menuju dapur untuk memasak, yap, dia memasak untuk dirinya, dia teringat, biasanya ia memasak untuk dirinya dan Ali, namun Ali dimana? ia pergi karena sedang marah dengan Prilly, Prilly akui itu salah Prilly.

"aarrgghhh.. Ali gue kangen lo", teriak Prilly sekencang mungkin.

Setelah memastikan masakannya pas, ia menyajikan di meja makan. Lalu ia makan masakannya.

Prilly memutuskan untuk mandi, setelah itu ia langsung berangkat ke supermarket untuk membeli kebutuhan memasak beberapa hari kedepan.
-
brug

Prilly terjatuh di lantai supermarket karena bertabrakan dengan seseorang.

"auwwss", ringis Prilly kesakitan.

"maaf2 aku ga sengaja, ma..", ucap seseorang yang bertabrakan dengan Prilly.

"A...Li", kaget Prilly setelah ia melihat ke orang yang bertabrakan dengannya. Dengan cepat, Ali pergi, tapi dengan cepat juga Prilly memegang kaki Ali, berniat mencegah Ali pergi.

"apa2 an sih", ucap Ali dengan nada tinggi. Prilly berdiri dan memeluk Ali dengan erat.

"pliss.. dengerin penjelasan aku dulu Li, semuanya ga seperti yang kamu kira", ucap Prilly memohon ke Ali saat ia memeluk Ali dengan erat.

"apa2 an sih lo, gue ga mau denger alasan apapun, penjelasan apa lagi? udah cukup bukti kok pas gue lihat lo pelukan dengan cowok brengsek di depan apartemen", ucap Ali dengan nada tinggi.

"maksud kamu?", tanya Prilly tak mengerti.

"ga usah pura2 lupa deh lo, ih ya, kalo lo mau cerai, oke kita cerai", ucap Ali dengan nada tinggi pada Prilly, tak lama Prilly menangis, Prilly tak kuat menahan air matanya yang sudah membendung.

"Ali.. aku ga mau cerai li, aku sayang kamu.. aku cinta kamu.. hiks hiks..", ucap Prilly sambil menangis.

Banyak pengunjung supermarket yang melihat perdebatan Ali dan Prilly.

"sayang nya aku engga cinta ke lo, denger itu", ucap Ali dengan nada tinggi. Ali bicara tidak sesuai kenyataan, kenyataanya, saat Ali bicara seperti itu, dada Ali terasa sesak. Ali pergi meninggalkan Prilly bgitu saja.

"aliiiiii..", teriak Prilly. Ali tetap berjalan menjauhi Prilly. Prilly memutuskan untuk berdiri dan mengejar Ali, namun...

brugh

"auwwsss", ringis Prilly yang terdengar oleh Ali. Ali menghentikan langkahnya, dan melihat Prilly dibantu Marco untuk berdiri. Yap, yang menabrak Prilly adalah Marco. Ali yang melihat Marco menolong Prilly, ia berlari dan langsung melempar tonjokan pada Marco. Emosi Ali benar2 tak dapat dikendalikan saat ia melihat Prilly disentuh oleh cowok lain, apalagi orang itu adalah Marco.

"auwwss", ringis Marco.

"apa2 an lo", gertak Marco.

"apa2 an? lo megang istri gue, lo bilang apa2 an?", tanya Ali dengan nada tinggi.

Terjadilah aksi berkelahi antara Ali dan Marco, Prilly yang menyaksikan itu hanya bisa diam, ia bingung harus melakukan apa.

"stoooppp", teriak Prilly. Namun teriakan Prilly tak membuat Ali dan Marco berhenti melakukan aksinya. Akhirnya Prilly melerai Ali dan Marco, namun saat Marco berniat menonjok Ali, malah Prilly yang tertonjok oleh Marco.

"apa2 an lo, lo tonjok istri gue hah", ucap Ali dengan amarahnya, detik selanjutnya ia menonjok Marco sekeras mungkin.

"gue ga sengaja Li", jawab Marco frustasi. Ali mengangkat Prilly menuju mobilnya, tapi sebelum itu, ia membayar belanjaannya dan Prilly.
-
Ali dan Marco menunggu Prilly di ruang tunggu UGD.

"Pril, gue yakin lo kuat, ya gue yakin lo kuat", ucap Ali dalam hati.

Sekitar 30 menit kemudian, dokter yang menangani Prilly keluar.

"gimana dok keadaan istri saya?", tanya Ali pada dokter itu.

"istri anda hanya memar sedikit dibagian pipi, dan hari ini diijinkan pulang", jelas dokter itu.

"alhamdulillah", ucap Ali.

"pak, tolong jaga istri anda baik2, kandungan istri anda memasuki usia 2 minggu", jelas dokter lainnya yang ada disamping dokter tadi.

"apa dok? berarti istri saya hamil?", tanya Ali diangguki dokter itu. Betapa senangnya Ali mengetahui istrinya nengandung anaknya, tapi disaat hubungan mereka tidak baik.

"baik, saya permisi, urus administrasi segera", ucap kedua dokter itu berlalu pergi.

Marco mendengar perkataan dokter tadi yang menyatakan bahwa Prilly hamil, berarti semakin sulit Marco untuk memiliki Prilly seutuhnya.

Marco memutuskan untuk pulang tanpa pamit ke Ali ( ya kalik Marco pamit, kagak mungkin terjadi ).

¤ Marco POV ¤

Gue duduk di ruang keluarga di rumah gue...

Gue mau Prilly jadi milik gue seutuhnya, HARUS. Gue harus gugurin kandungan Prilly, tekad gue. Gue kepikiran, bahwa dari dulu adik gue ( Syila ) suka sama Ali, yap, gue bisa kerja sama dengan adik gue.

"Deeeekkkkk", teriak gue memanggil Syila ( adik gue ).

"iya kak, kenapa sih?", tanya Syila dengan nada malas.

"duduk", suruh gue padanya untuk duduk.

Hellooo :) Apa Kabar ???
Semoga baik dan sehat ya

Matchmaking ( perjodohan )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang