¤ Prilly POV ¤
Setelah vical sama Ali, gue memutuskan untuk menelfon Mila, sahabat gue.
"hallooo milaakuu", sapa gue saat panggilan gue diterima Mila.
'kenapa hmm? kok nadanya lagi bahagia gitu? udah ga marah sama Ali hm? haha', ucapnya.
"bahagia dong, iya Mil udah ga marah, emm pantau terus Ali yaa.. hehe", gue.
'astaga ly.. lo masih aja ga percaya sama Ali yaa.. lo tega tau ga', ucapnya.
"ngomong aja kalik kalo ga mau nolongin gue, lo lebih dukung Ali sama Syila kan", racau gue karna sebal. Wajar dong gue masih curiga sama Ali, karna gue takut kehilangan Ali disaat gue lagi hamil, lagian Syila kan lebih cantik dari gue, gue akui itu. Pernikahan akan langgeng bila dilandasi kepercayaan sesama, tapi bila kepercayaan gue ke Ali udah sempet pudar karna ia ketahuan bermain sama cewek lain, mana ada istri yang bisa melupakan kejadian terburuk di rumah tangga nya, walaupun istri itu udah maafin suaminya.
'bukan gitu Pril, ya udah deh terserah lo, gue awasin dia kok, tenang aja, lo jan marah sama gue ya pliss', ucapnya.
"hm", jawab gue berdehem, lalu mengakhiri panggilan.
Huft.. gue agak sebel sih sama Mila, kenapa dia ga bisa ngertiin perasaan gue, padahal dia kan sahabat gue, huft... ya emang sih dia itu belum berkeluarga, tapi seengganya jan asal ngomong kek, kan dia ga tau perasaan gue.
skip
Malam hari...Penghuni apartemen yang gue tinggali sedang kumpul di ruang keluarga, kecuali kak Alya, kak Ricky sama dd Naufal. Mereka belum pulang sampe sekarang, ya emang sih masih jam 7 malam.
"assalamu'alaikum", ucap beberapa orang yang cukup mengageti kita.
Reflek, kita yang sedang santai di ruang keluarga menengok ke sumber suara.
"kak Alya to, ngagetin aja kak", ucap gue saat melihat kak Alya dan keluarga sampai di apartemen.
"hehe... maaf2, nih kakak bawain oleh2 dari Bogor, tadi kita ke Bogor", jelas kak Alya sambil duduk di sofa ruang keluarga, kak Ricky menuju ke kamar untuk menidurkan dd Naufal yang sudah terlelap tidur.
"gisel juga kan kak", tanya Gisel pada kak Alya, kak Alya mengangguk sambil memberi plastik yang sepertinya berisi oleh2 untuk Gisel, kak Alya juga memberikan masing2 plastik pada gue, 2 bunda, ayah, dll.
Tak lama, kak Ricky ikut gabung ke ruang keluarga.
¤ Author POV ¤
Di layar tv terlintas iklan minuman dari mangga, Prilly pun tiba2 kepengen mangga muda ( ngidam tuh bu haha ).
"bun, ily pengen ituuu", rengek Prilly pada Ully.
"apa sih sayang? mangga?", tanya ully lembut.
"iyaa.. ilyy pengeen.. huaa", rengek Prilly.
"ngidam nih jeng, turutin aja lah, yuk jeng beli", ucap Ressi pada Ully.
"iya ya, ga kepikiran loh, yuk jeng", setuju Ully.
"bentar ya sayang bunda beliin sama bunda ressi", ucap Ully pada Prilly, mata Prilly langsung berbinar dan mengangguk cepat pertanda ia setuju.
Ully dan Ressi berada didalam mobil yang melaju menuju supermarket terdekat. Setelah membeli mangga di supermarket itu, lalu kembali ke apartemen.
"nih sayang", ucap Ully memberikan kantong plastik berisikan mangga.
"aaa.. makasiii", girang Prilly.
"kupasin dong bun", rengek Prilly pada Ressi.
"iya sini", ucap Ressi lembut, ia hendak ke dapur untuk mengupas mangga itu, tapi ...
"biar icel aja bun, bunda disinu aja", cegah gisel pada Ressi.
"dipotongin sekalian kan kak?", tanya Gisel pada Prilly, Prilly geleng2, semua yang mendengar jawaban Prilly reflek mengeryitkan dahi masing2.
"lhoh, trus makannya gimana pril?", heran Alya pada Prilly.
"aaahh.. kupasin dulu deh, kepo banget kalian", rengek Prilly, Gisel segera menuju dapur untuk mengupas mangga itu lalu diletakkan di piring kecil, Gisel berjalan manuju ruang keluarga.
"nih kak", ucap Gisel memberikan piring berisikan mangga tanpa dipotong itu, semua mengeryitkan dahi, karna bingung bagaimana cara Prilly menghabiskan mangga itu.
"nih caranya gini..", ucap Prilly menunjukkan cara melahap mangga itu sampai tersisa bijinya, sambil mengambil satu mangga lalu menggigit mangga itu sampai tersisa bijinya saja. Semua yang menyaksikan Prilly memakan mangga dengan cara begitu hanya dapat menelan ludah masing2, caranya sangat tidak terduga, Prilly menghabiskan semua mangga.
"alhamdulillah", ucap Prilly usai melahap habis semua mangga.
"nih2 minum dulu dek", ucap Alya memberikan gelas berisi air putih, Prilly meneguk habis air putih itu.
"jorok banget sih dek, makannya gitu", ejek Ricky, Prilly hanya mengeluarkan cengirannya.
"enak gitu kak, cepet habisnya", ucap Prilly polos.
Semua orang geleng2.
"mendingan Prilly deh ngidamnya daripada Alya, beneran", celetuk Ricky.
"maksud kamu apa hah? kamu ga ikhlas gitu nyariin sesuatu yang aku idamkan dulu hah? untuk anak kita loh", bentak Alya pada Ricky.
"em.. eng... engga gitu, maaf deh... anggap aja aku ga pernah ngomong gitu.. pliss", ucap Ricky sedikit gugup.
"udah terlanjur, bego emang" ketus Alya, mengecilkan nada suara saat 2 kata terakhir.
Seketika tawa pecah saat melihat Ricky gugup ketakutan pada Alya, muka Ricky tak bisa dibayangkan.
"huft... ketawa lah sesuka hati", sebal Ricky.
"sayang", ucap Rizal.
"kenapa?", tanya Prilly dll.
"ayah sama bunda Ully besok pagi harus berangkat ke Singapore, karna perusahaan ayah yang disana mengalami penurunan pemasukan, ayah sama bunda harus mengecheck", ucap Rizal.
"huft... kok dadakan sih yah", kesal Prilly.
"iya sayang, baru aja ayah dapet sms dari manager perusahaan disana", jelas Rizal.
"huft", Prilly.
"berarti bunda siap2 sekarang dong, masa besok", ucap Ully, Rizal mengangguki.
"yaudah bunda ke kamar dulu buat beresin barang2 bawaan", pamit Ully, Ully berlalu ke kamarnya.
"res, titip Prilly ya", ucap Rizal pada ressi.
"pasti mas", jawab Ressi.
30 menit kemudian...
Ully kembali ke ruang keluarga, lalu gabung.
"Ric, besok tolong anterin bunda sama ayah ke bandara ya, tapi sebelum itu ke rumah bunda dulu, soalnya barang2 nya belum semuanya", ucap Ully pada Ricky.
"Radja aja bun, Radja sekalian mau ngambil sesuatu dirumah", sahut Radja.
"yaudah nak Ricky, Radja aja", ucap Ully, Ricky hanya tersenyum, Radja mengangguk.
"ga sekarang aja bun?", tanya Radja pada Ully.
"iya sekarang aja bun, besok soalnya terbang nya jam 7 pagi", sahut Rizal.
"yaudah deh yuk sekarang", ucap Ully.
"ok bun", ucap Radja, ia mengambil kunci mobil nya, lalu ia dan Ully segera menuju ke parkiran, sebelum itu mereka pamit dahulu. Mobil melaju ke rumah Ully, Ully menyiapkan barang2 untuk ke Singapore, Radja mengambil jam tangan kesayangannya yang tertinggal.
Setelah itu, mereka kembali ke apartemen yang ditinggali Prilly, namun sesampai di apartemen, Prilly, Gisel dll sudah tidur, Ully dan Radja akhirnya memutuskan untuk tidur.
Hello :) Update nih gaess..
Baca part2 selanjutnya terus yaa :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Matchmaking ( perjodohan )
SonstigesHanya sebatas khayalan saya tentang Ali Prilly ... ¤ Konten dewasa ( 18+ ) Mohon umur dibawah 18 th, jangan membaca cerita ini.