Serius, cerita ini pembacanya dikit tapi komentnya banyak. Itu alasan saya fast update ✨ daripada harus nge-up yang ceritanya ratusan dibaca, but, komentnya cuma dua. Suka bingung kenapa setiap komentar pembaca jadi energi tersendiri bagi seorang penulis 🙈
.
Jane sama sekali tidak menunjukkan sikap khawatir dan memberitahu Taehyung bahwa suaminya berada di luar resto yang mereka singgahi. Ia tak mau perjumpaan terakhirnya malah membuat lelaki itu tak nyaman dan merasa bersalah pada Jimin. Ia mengusahakan yang terbaik untuk kedua lelaki yang begitu berarti dalam hidupnya, meski yang dilakukannya termasuk pengkhianatan. Mencoba bekerjasama antara hati ke hati untuk melepas Taehyung pergi menemukan jalan hidupnya sendiri. Merujuk pada kasihan, Jane tidak merasakan itu. Rasa kasih sayang masih begitu melekat di dalam hatinya kala bertatap dengan mantan kekasih tercinta. Ingin melindungi dan memberi kebahagiaan sebagaimana lelaki itu lakukan selama ini padanya.
"Kenapa terus melihat ke luar? Ada sesuatu yang mencuri perhatianmu?"
"T-tidak. Sepertinya Tante Hwang mengirim pesan kalau peragaan busana akan di mulai beberapa saat lagi."
Dengan terpaksa, wanita itu harus mengakhiri pertemuan mereka dengan menabur sedikit kebohongan. Semoga Tuhan tak akan membuka tirai konyol ini suatu saat nanti. Akan lucu rasanya memberitahu bahwa suaminya yang tak meriwayatkan cemburu di pribadinya justru melakukan itu hanya pada Taehyung. Padahal, Taehyung juga termasuk sahabat Jimin yang sama-sama melindungi kebahagiaan Jane agar tak rapuh seperti dulu. Mereka sama-sama tahu bahwa Jane adalah selembar kertas yang terbakar hangus hanya saja tak ada angin meniupnya. Serapuh itu.
"Kalau begitu aku pamit." Taehyung bangun dari kursi duduk yang diikuti oleh Jane. Mengusap bahu wanita itu sebelum berbalik badan hendak keluar terlebih dulu. Namun, Taehyung menengadah wajah ke atas sekali lagi, menahan genangan air yang hendak turun. Lekas berbalik sekali lagi memeluk sang wanita. Membiarkan tetesan itu membanjiri kulit pipinya. "Aku sangat mencintaimu, Jane. Kau harus baik-baik saja tanpaku. Sampaikan maafku pada suamimu sudah terlalu lancang hari ini. Aku janji tidak akan kembali sebelum mendapat penggantimu. Dengan begitu akan mudah melupakanmu. Demi Tuhan, kau adalah rumah terbaikku."
Hampir saja Jane ikut menangis, tapi yang dilakukannya hanya mengusap punggung lelaki itu, menepuknya. Benar kata orang, cinta itu bisa membutakan siapapun, bisa merubah siapapun. Cinta adalah pemanis alami yang bisa kau dapatkan secara gratis. Tak perlu mengeluarkan uang deminya, kau hanya perlu membayarnya dengan ketulusan.
"Aku akan selalu mendoakan kebahagiaanmu, Taehyungie." perlahan Jane melepas pelukan itu, mengusap pipi sang lelaki yang kelewat basah. Melupakan bagaimana hidung mancung itu sering menyapa paginya beberapa tahun lalu. Mengusak lehernya kegelian seperti yang dilakukan lelaki itu pada anjing kecilnya yang dinamakan Yeontan. Semoga hari ke depan menjadi halaman satu bagi Taehyung menemukan rumah baru untuk Yeontan, rumah yang bisa mengobati rasa kesepian. Lelaki itu adalah anak tunggal pewaris Kim F, kepergiannya kali ini bukan hanya melukai Jane tetapi keluarganya juga.
Selamat tinggal, rumah lama.