18 : Hidup Mati? (죽었거나 살아있다)

806 130 147
                                    

Kalian sama kaya Jane ya. Jimin kan udah bilang percaya aja sama dia hihihi ✨

.

Sebenarnya membiarkan istrinya pulang sendiri tanpa pengawasan darinya membuat Jimin tak tega. Terlebih kondisi istrinya pasti masih terombang ambing tak jelas, masih kecewa teramat dalam pada orang yang sekian lama dipercayai. Jimin sudah bilang, tolong percaya. Percaya, percayalah, dan hanya percaya. Lelaki itu tidak meminta istrinya untuk berpikir terlalu jauh apalagi nekad seperti dulu menyiksa dirinya. Dulu dan sekarang berbeda, jika dulu hanya kesalah pahaman antara Jimin dan Anna maka sekarang lebih ekstrim. Kali ini sudah jelas Jimin berhadapan dengan siapa.

Sebenarnya ini bukan drama action. Tapi Jimin sudah memulainya.

Begitu badannya berbalik usai melihat Jane masuk ke dalam lift, saat itu pula dirinya sedikit terkejut namun bisa mengontrol agar tak terlihat. Wanita yang bernama Hana itu berjalan cepat menghampiri lelakinya. Bangga diri sekali.

"Yang tadi itu siapa?"

"Bukan. Dia bukan istriku. Hanya teman."

Harusnya Jimin lebih melatih diri agar tidak terlihat kaku saat bicara.

"Kau tidak bisa berbohong ya? Jelas sekali kau menutupi identitasnya. Oh, jadi itu yang namanya Jane. Tidak cantik sama sekali. Sudah kubilang kau itu cocoknya den-"

"Aku harus pergi. Maafkan aku, Han. Tapi aku tidak bisa terus dibudaki olehmu. Kita bahkan tidak saling mengenal!"

Hana tertawa, berjalan menantang sambil menjulurkan lidah membasahi bibirnya. Wajahnya didekatkan disamping telinga Jimin. Berbisik pelan namun jelas sekali. "Bagaimana jika CCTV merekam kita dalam posisi begini? Kemudian aku akan menciummu sampai kau mendorongku. Jelas sekali kau melakukan kekerasan padaku. Kemudian aku akan memberikan videonya pada ayahku. Kau bisa apa? Dasar dokter payah. Aku hanya memintamu menemaniku empat hari lagi. Kalau tidak, lihat saja apa yang ayahku lakukan padamu. Apalagi aku sudah mengenal istrimu. Coba saja kalau berani."

Perlahan wanita itu menjauh, tertawa kecil melihat bagaimana lelaki di hadapannya ketakutan sekali. Sampai kakinya melangkah mundur menarik lengan Jimin kemudian menaruhnya di pinggang. Hana memang pemeran baru tak diundang yang masuk ke dalam kehidupan Jimin dan Jane. Oleh karena itu, Jimin harap wanita tak tahu diri yang menjebaknya ini segera enyah.

Hana hampir berhasil mencuri bibir lelaki yang sudah ada pemiliknya itu, namun ternyata berakhir dengan Jimin yang mengelak tak sudi. Melepas tangannya lalu menarik paksa wanita itu masuk ke kamar pribadinya.

Jimin tahu resiko apa yang akan diterimanya begitu berlaku sedikit kasar saja pada sang tuan ratu sialan ini. Ini lebih baik ketimbang terus membuat istrinya merasa tersakiti olehnya.

"Lepaskan aku bodoh! Kau tidak bisa-"

"Lakukan apapun yang kau bisa padaku. Jangan sentuh istriku sedikitpun."

Harusnya Jimin mengatakan kalimat sekarang ini tiga hari lalu. Namun ia harus menerima resiko besar ke depannya. Maka kalimat itu kian terlupa.

"Kau punya nyali besar rupanya. Aku memberimu pilihan hidup atau mati beberapa hari lalu. Kau memilih hidup. Sekarang kau merubah jawaban ya? Menarik sekali. Kalau begitu pergilah, Dokter. Aku tak sabar mengabari ayahku."

Tubuh Jimin kembali menegang, ragu memberi anggukan kepastian pada si dewi sialan itu. Hingga Hana melangkah ke depan terlalu dekat sampai berhimpitan dengan Jimin. Menaruh tangannya di perpotongan leher lelaki itu. "Kau hanya perlu memberiku ciuman satu kali saja. Lumat ia sampai aku terengah. Aku akan membebaskanmu empat hari ke depan. Kau bahkan mengecup keningku sambil melipat bibirmu ke dalam. Aku tidak suka. Perlakukan aku-"

JIMIN AND JANETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang