Part - 4

1K 121 126
                                    

Happy Reading
•...•
Happy Sunday




Mondy Pov

Hari yang sama tepat tujuh tahun yang lalu kau memutuskan pergi meninggalkanku membawa hati dan perasaanku lalu meninggalkan luka yang menganga di hati ini, dan semua karena kesalahanku sendiri hingga kata menyerah itu menjadi sebuah kenyataan yang menyakitkan dan memberi penyesalan di sepanjang kehidupanku. Aku tahu semua yang terjadi adalah murni kesalahanku, ego yang berhasil memperbudakku lalu memaksaku menutup kedua mata dan telinga untuk sebuah penjelasan, meski itu dari mulut seseorang yang paling berarti dalam hidupku. Hingga akhirnya semua menjadi terlambat dan sia-sia untuk sebuah kesadaran ketika semuanya telah berakhir, semua telah berakhir!.

Dua peristiwa yang terjadi bersamaan mampu merubah hidupku lalu memaksa ku untuk tidak hanya melihat sesuatu dari satu sisi saja, karena setiap kehidupan manusia memiliki sudut pendang yang berbeda. Aku tidak hanya kehilangan cinta dan masa depanku, tapi aku juga menghilangkan cinta dan masa depan seorang gadis, caramel aditya.
Hari itu, karena kejadian itu aku kehilangan raya sekaligus membuat nyawa seorang laki-laki melayang akibat ulahku sendiri. Entah apa yang merasuk di jiwaku sehingga aku mengemudikan mobil itu seperti orang kesetanan karena memaksa untuk mengalahkan waktu, padahal tanpa aku sadari waktu telah lebih dulu menentukkan takdirku. Jangan pernah bermain-main dengan waktu karena waktu bisa saja mempermainkanmu, menjatuhkanmu berulang-ulang dan memberikanmu rasa sakit lahir batin.

Berulang kali aku menyalahkan tuhan atas takdir yang kejam ini dan selalu mempermainkanku lagi dan lagi, tapi semua yang aku lakukan nyaris tak ada gunanya dan tak merubah apapun. Pikiranku kacau, hatiku sakit dan ragaku lelah. Secara bersamaan aku harus belajar mengikhlaskan kepergian raya dan belajar menerima kehadiran caremel sebagai bentuk tanggung jawabku, meski gadis itu secara terang-terangan menolakku dan selalu menyebutku pembunuh. Orang tua caremel tidak ingin menanggung malu karena anak mereka batal menikah akibat mempelai pria meninggal, mereka mengajukkan satu persyaratan kepada ayahku agar aku mau menikahi anak mereka sebagai imbalannya mereka tidak akan memperbesar kasus kecelakaan ini, mengingat calon suami caramel sudah hidup sebatang kara dan orang tua caramel lah yang selama ini bertanggung jawab atas calon suami anak mereka. Miris, tragis dan menyakitkan, itulah sebuah gambaran yang aku rasakan saat ini. Ingin rasanya aku menolak dan menyudahi semua ini, tapi kembali lagi aku mengingat orang tuaku yang sudah susah payah membesarkan anak tidak berguna seperti diriku lalu harus menanggung malu akibat perbuatanku. Oleh karena itu, aku menyanggupi semua persyaratan yang di inginkan keluarga careamel. Di usia pernikahanku yang menginjak setahuh, kami belum di karuniai seorang anak karena memang aku sama sekali tidak pernah menyentuh careamel dan hal ini menjadi sebuah kejanggalan di dalam keluarga besar kami. Setelah mereka mengetahui semuanya, ibu caramel melakukan banyak cara untuk membuat caramel mau di sentuh olehku, begitu juga sebaliknya. Hingga suatu malam, entah apa yang membuatku tiba-tiba menginginkan itu, menginginkan caramel. Dan malam itu pun terjadi sesuatu hal di luar dugaan dan kesadaranku.

Setelah kejadian itu terjadi, caramel mengamuk dan selalu menyudutkanku. Pertengkaran hebat terjadi di antara kami, berulang kali ia menyebutku pembunuh calon suaminya dan memperkosa dirinya. Jujur, aku melakukan ini semua bukan berdasarkan keinginan hatiku ataupun karena aku mencintainya, tidak!. Lambat laun akhirnya sebuah kebenaran terungkap, ibu caramel mengaku telah mencampurkan sesuatu semacam obat pembangkit gairah ke dalam makananku hingga membuatku hilang kesadaran sekaligus membuat hubunganku dan caramel semakin memburuk, apalagi sekarang ia telah mengandung.

Berulang kali caramel menolak kehadiran anak itu dan berulang kali ia mencoba untuk menggugurkan kandungannya, namun usahanya selalu gagal karena diam-diam aku memasang cctv di dalam kamar kami hingga aku bisa memantau setiap pergerakkan caramel. Tapi semua yang aku lakukan pada akhirnya menjadi percuma, karena tanpa sepengetahuanku caramel sering mengkonsumsi obat-obatan terlarang dan minuman keras. Alhasil, raya kecil menjadi korbannya. Bahkan setelah raya kecil lahir, hati caramel masih tertutup meskipun pada anak kandungnya sendiri dan membuatku merawat lalu membesarkan raya kecil seorang diri.

Raya kecil adalah matahariku, dia selalu menjadi terang dalam kehidupanku yang gelap dan selalu menjadi penghangat dalam hatiku yang dingin karena tak berpenghuni. Aku memutuskan memberi nama yang sama kepada anakku, agar kelak ia bisa menjadi wanita kuat seperti Raya-ku.

Mondy pov end

Mondy pov end

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"ayah?". Suara kecil itu menyadarkan mondy dari lamunan singkatnya pagi itu, ia buru-buru menyeka air matanya lalu mematikan layar ponselnya yang masih hidup dan menampilkan wallpaper seorang gadis cantik.

"ayah, jangan katakan kau melupakan hari ini"-, ujar raya kecil sembari bertolak pinggang setelah berdiri tepat di hadapan mondy, ayahnya.

"mana mungkin ayah melupakan hari ini, nak. Kemarilah". Mondy meraih kedua tangan kecil anaknya lalu membawa gadis kecil itu kedalam pelukkannya sebelum ia mencium puncak kepala raya dengan sayang. "anak ayah sudah besarnya, apa itu berarti ayah sudah semakin tua?".

"hihihi...". Suara tawa kecil aya sukses membuat mondy menyunggingkan senyuman manisnya lalu membawa aya kedalam pangkuannya, mengelus surai hitam raya lalu kembali memeluknya. "meskipun ayah sudah tua, tapi ayah aya tetap ganteng kok. Ayah harus banyak tersenyum". Mondy melonggarkan pelukkannya sebelum mengernyit menatap anaknya dengan penuh kebingungan di raut wajahnya. "selama ini, aya bisa menghitung berapa kali ayah tersenyum. Ayah liatin aya ya!". Dengan kepolosan dan tingkah lucunya, raya kecil mulai menghitung berapa kali ayahnya tersenyum menggunakan jari jemarinya yang kecil itu.

"1...2...3...".

"sudah ya, ayah janji akan selalu tersenyum untuk aya"-, ujar mondy setelah sempat menghentikan aktivitas aya yang berusaha menghitung sembari menggaruk-garuk kepalanya yang tidak terasa gatal itu, mondy yakin putri kecilnya berpikir keras untuk hal itu. "aya siap-siap dulu, setelah itu kita berangkat ke rumah sakit.

"horeee....".

"hore???". Mondy mengernyit menatap putrinya yang terlihat senang dan bahagia, entah apa yang membuat aya sebahagia ini.

 Mondy mengernyit menatap putrinya yang terlihat senang dan bahagia, entah apa yang membuat aya sebahagia ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"iya ayah, aya bahagia karena hari ini tante cantik janji akan menemui aya lagi di rumah sakit".

Deght!!!

Bersambung


Sincerely,
Alycia_188

Eiffel, I'm In Love (ENDING) #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang