Part - 17

810 111 121
                                    

Happy Reading
•...•
Jangan lupa klim mulmed di atas ya 😉

"Selamat berbuka puasa"







"kau!!!".

"kenapa? Kaget? Heran, aku bisa ada di sini?".

Lelaki itu berjalan mendekati raya yang masih dalam posisi diam tak bergeming, senyum merekah di wajah lelaki yang tak asing itu semakin membuat raya merasa tubuhnya seperti tersengat listrik. Kedua mata raya semakin membulat seolah tidak percaya bahwa lelaki yang saat ini berdiri di hadapannya dengan seulas senyum itu adalah Mario, ya Mario Van Darrel.

"bagimana kabarmu Kanaya Rayasati? Jangan menatapku seperti itu, kau seperti melihat setan saja".

"i...ini beneran? Ma..mario? Gu...gue gak halu kan?".

"aku pikir setelah 7 tahun menetap di kota paris ini gaya bicaramu sudah berubah kebarat-baratan, tapi ternyata aku salah. Kau tetap wanita pertama yang sederhana, yang pernah aku kenal. Kemarilah, apa kau tidak merindukanku?"

Raya mendongkakkan kepalanya setelah sempat menunduk sesaat karena tatapan mematikan milik mario, lelaki pertama yang membuatnya jatuh cinta.

"ta...tapi?", ucap raya gugup.

"aku sudah memaafkanmu. Masa lalu biarlah berlalu, ada banyak hal yang aku pelajari dari sana. Aku tidak pernah membenci masa lalu, karena tanpa itu kita tidak akan pernah bisa meraih masa depan".

Sreet!!

Tubuh mario nyaris terjungkal ke belakang jika saja ia tidak mempunyai pijakkan yang kuat akibat pelukkan gadis yang sudah ia anggap seperti adiknya sendiri, padahal di masa lalu mario begitu menggilai kanaya. Tapi itu lah takdir kehidupan, karena terkadang kehidupan tidak semiris yang kita bayangkan.

"bagaimana kabarmu? Apa kau baik-baik saja?".

Raya mengangguk namun ia segera menggelengkan kepalanya dan membuat mario mengernyit, seakan tahu apa yang sedang di pikirkan gadis itu mario segera mengusap lembut puncak kepala raya seolah sedang memberikan ketenangan sekaligus kekuatan lewat sentuhannya itu.

"percayalah, semua akan baik-baik saja. Yakinkan dirimu bahwa kau memang pantas bahagia".

Tubuh raya seketika mengaku saat ucapan yang di lontarkan mario sama persis yang baru saja di ucapakan davin, ia nyaris tidak percaya bahwa kenyataan persahabatan mereka mempunyai ikatan batin yang kuat meski telah terpisah bertahun-tahun lamanya.

"mario?". Lirih raya melonggarkan pelukkannya sembari menatap mario.

"Jangan terlalu kencang meluknya, suami orang ni". Mario terkekeh geli ketika raya seketika mendorongnya.

"ma..maaf". Raya menundukkan kepalanya malu, wajah merah merona semakin terlihat jelas oleh mario yang tak henti-hentinya tersenyum manis di hadapannya.

"hahaha... Ada apa denganmu ray? Kau terlihat menggemaskan". Mario mencubit pipi raya pelan.

"iiissh... Jangan pegang-pegang".

"hahaha... Maafkan aku tidak memberitahu kabar pernikahanku dengan olive, karena kau menghilang begitu saja tanpa jejak. Eh tapi aku tidak habis pikir kita berdua akan bertemu di tempat ini, sumpah ini di luar dugaanku".

"hmm..".

"jangan cemberut begitu, lagian siapa suruh ngilang. Kabar terakhir yang aku tahu, davin membawamu pergi dan kalian menggunakan identitas palsu saat di bandara. Ciihh, davin benar-benar licik".

Eiffel, I'm In Love (ENDING) #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang