Part 29

608 103 36
                                    

Happy Reading
•...•
💚💚💚


Holaaa... 🙋
I'm come back, are you ready? 😂😂😂
Akhirnya, setelah 7 purnama terlewati aku bisa kembali melanjutkan kehaluan yang semakin tidak jelas ini. Maapkeun aku ya beberapa hari ini menghilang tanpa jejak, semua terjadi begitu saja tanpa perencanaan apapun 😂😂😂

So, dari pada kelamaan sekilas infonya mending buruan deh baca story gaje akoh 😆😆😆

Cekidoooot.... 🙅
Klik mulmed di atas genks 😍😍😍






 🙅Klik mulmed di atas genks 😍😍😍

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Davin Erlangga!!!". Pekikkan keras itu membuat davin yang sedari tadi larut dalam obrolan bersama vina tersentak kaget. Suara seseorang yang sangat tidak asing di pendengarannya menyeruak masuk melalui kedua lubang telinganya, belum sempat davin memutar tubuhnya untuk melihat kedatangan seseorang tepat di belakangnya, tubuh davin melayang seketika dan jatuh terhempas ke lantai kasar di ujung taman itu.

Bugh!

Bruukk!!!

"aaachk!!!". Vina berteriak keras sembari menutup kedua telinganya begitu menyadari telah terjadi sesuatu antara davin dan emile, lelaki yang baru saja tiba itu.

Emile melangkah cepat menarik tubuh davin lalu menyeret lelaki itu menjauh dari vina, ia kemudian melayangkan beberapa pukulan di wajah lelaki itu tanpa memperdulikan jeritan vina dan davin yang seolah tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Lelaki itu naik ke atas tubuh davin yang tergeletak seraya menghunjaninya dengan beberapa kali pukulan yang membabi buta dan tanpa ampun itu, emosi semakin menguasai pikiran emile ketika bayangan kesedihan vina melintas di benaknya. Sekali lagi, emile tidak menyangkah bahwa sahabat terbaik raya adalah lelaki masa lalu vina sekaligus penyebab gadis itu mengalami kebutaan seumur hidupnya.

"kau pengecut, manusia sepertimu tidak pantas di cintai vina. Kau harus bertanggung jawab atas semua yang terjadi pada vina, aku tidak akan memaafkanmu. Aku akan membunuhmu, davin!!!".

Bugh
Bugh
Bugh

"emile stop aku mohon hentikan. Cukup emile....".
Vina terus saja berteriak, tubuh gadis itu merosot ke bawah. Kedua telinganya berusaha mencari asal suara dua lelaki yang membuatnya ketakutan setengah mati, vina mengusap kasar air matanya lalu bangkit berdiri. Kedua tangannya ia gunakan untuk meraba-raba keadaan sekitarnya, semua terasa sulit bagi vina. Ia panik, bahkan terlalu panik sampai-sampai tongkat yang sedari tadi di genggamnya terlepas begitu entah kemana jatuhnya vina tidak tahu lagi.

"bajingan kau, semua gara-gara ulahmu. Kau membuat vina tidak bisa melihat lagi, kalau saja kau mau mendengar penjelasan vina waktu itu mungkin saja dia tidak akan menderita seperti ini. Harusnya kau sadar, kepergianmu adalah kehancuran bagi vina!!! Mati kau davin!!!".

Eiffel, I'm In Love (ENDING) #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang