Part - 14

818 113 137
                                    

Happy Reading
•...•







"ini peringatan pertama sekaligus terakhir untuk kalian, jangan pernah kembali lagi atau kalian akan menyandang gelar baru di depan nama kalian". Kecam davin di hadapan ke empat orang tadi yang saat ini tengah meringis kesakitan akibat bogem mentah davin, bahkan tubuh besar mereka sangat tidak ada apa-apanya untuk davin. Lihat saja kondisi mereka sekarang, seperti cacing yang di taburi garam.

"pergi kalian semua!".

Dalam hitungan detik davin segera membalikkan tubuhnya guna mencari keberadaan vina, ia tentunya khawatir jika terjadi sesuatu pada gadisnya itu. Dan benar saja, mata davin memicing ketika melihat vina terduduk lemah di jalanan dengan air mata yang terus bercucuran di wajah cantiknya, raut wajah ketakutan vina begitu membuat hati davin tertusuk-tusuk. Tak ingin berlama-lama, davin segera berlari ke arah gadis itu. Mendekatinya, memeluknya dan menenangkan vina.

"vin-vina tenanglah, jangan takut ada aku disini. Aku mohon tenanglah". Davin masih berusaha menenangkan vina yang masih menangis tersedu-sedu, tubuh bergetarnya menandakan bahwa vina sedang tidak dalam keadaan baik- baik saja. Ia ketakutan, keringat dingin masih membasahi sekujur tubuhnya sehingga membuat davin semakin mengeratkan pelukkannya.

 Ia ketakutan, keringat dingin masih membasahi sekujur tubuhnya sehingga membuat davin semakin mengeratkan pelukkannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"aku mohon tenanglah, ada aku di sini. Jangan takut, aku akan selalu melindungimu sampai kapanpun".

"da...davin?".

Deght!

Jantung davin seakan mencolos keluar dari peraduannya ketika bibir mungil vina mengucapkan namanya sembari mendongkakkan kepalanya, sehingga kedua wajah itu semakin dekat. Hanya beberapa centimeter saja jarak mereka saat ini, karena keadaan vina yang buta membuat ia tidak menyadari bahwa jarak mereka berdua sangat dekat, namun tidak dengan davin. Ia berusaha mati-matian menahan deruan nafasnya dan degupan jantungnya agar vina tidak mendengar dan merasakan hal itu, demi Tuhan davin gugup bukan main.

"apa itu kau dav?".

Davin hanya diam, pelukannya tiba-tiba terlepas. Ia terduduk lemas di samping vina yang masih berusaha meraba-raba sekitarnya seolah mencari keberadaan lelaki yang sempat memberinya ketenangan, dan berjanji akan selalu melindunginya itu.

"dav, kau dimana? Daviiiin!!! Jawab aku dav, aku mohon jawab aku". Vina semakin ketakutan, ia kembali terisak sembari memeluk kedua lututnya. Dunia vina yang sudah gelap kembali semakin hampa ketika lelaki yang beberapa hari ini selalu muncul di hadapannya tidak membalas satu pun panggilannya, padahal sebenarnya davin sudah berada disitu sedari tadi. Hanya saja ia bingung untuk menjawab pertanyaan vina, dan davin mulai dilema.

"dav, apa kau akan melakukan hal itu lagi? Apa kau akan meninggalkanku persis seperti 12 tahun yang lalu? Jika iya, untuk apa kau berjanji akan selalu melindungiku ha? Untuk apa kau berjanji untuk selalu ada di sampingku sementara sekarang kau terlihat seperti seorang pengecut!. Aku membencimu dav".

Eiffel, I'm In Love (ENDING) #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang