Part 20

744 114 26
                                    

Happy Reading
•...•
Happy Mondy
😂😂😂

Sesuai jadwal hari ini dan besok, aku akan update story "Eiffel, Im In Love". So, jangan ketinggalan ya guys 😉😉😉







Mondy dan caramel duduk berdampingan di depan sebuah ruangan yang di atasnya terdapat lampu berwarna merah menyala, sudah hampir 1 jam mereka duduk diam dengan wajah yang penuh kekhawatiran. Dalam hati keduanya tak henti-hentinya merapalkan doa untuk keberhasilan operasi dan kesembuhan putri kecil mereka, meski keduanya telah resmi bercerai sehari sebelum operasi raya kecil di laksanakan.

Rasa cemas perlahan-lahan mulai menggorogoti hati dan pikiran keduanya saat beberapa suster terlihat keluar dari ruangan dengan terburu-buru, lalu kembali masuk lagi dan begitu seterusnya. Ada apa, apa yang terjadi? Demikian pikir keduanya.

"suster ini ada ada apa ya?". Mondy mencegah langkah kaki salah satu suster saat hendak masuk kembali ke dalam ruangan yang bernuansa serba putih dengan bau obat-obatan yang menyengat indra penciumannya.

"maaf pak, saya buru-buru. Nanti dokter yang akan menjelaskan, saya harus segera membawa kantung darah untuk anak bapak".

"baik sus, silahkan". Mondy mengangguk pasrah, tubuhnya terasa lemah dan terduduk begitu saja di samping caramel yang masih mati-matian menahan air matanya.

Hati ibu mana yang tidak sakit ketika anak semata wayangnya yang tak pernah ia rawat dari kecil harus menjalani operasi besar seperti ini, menyesal tentu tak ada gunanya. Satu-satunya cara yang paling ampuh saat ini adalah mendoakan, karena kekuatan doa itu besar kuasanya.

"maaf kami terlambat". Mondy dan caramel seketika menoleh ke arah tiga orang yang baru saja tiba itu.

"ray-dav-mario?". Mondy berucap sembari menatap satu per satu sahabatnya.

"bagaimana keadaan aya? Apa operasinya sudah selesai?". Raya bertanya dengan nada cemasnya. Sementara caramel, ia memilih menundukkan kepalanya karena malu. Caramel tidak menyangkah bentuk perhatian yang di berikan raya sudah sejauh ini untuk putri kecilnya, sekarang pertanyaannya kemana dia saat raya kecil membutuhkannya? Mengapa gadis itu bisa sedekat ini dengan putri kecilnya? Entahlah, hanya caramel dan Tuhan yang mengetahui hal itu.

Ada banyak hal yang tidak ku mengerti, tapi satu-satunya hal yang ku ketahui adalah rasa cinta dan sayang yang terpancar di mata mondy sepenuhnya untuk raya.

"sudah satu jam tapi operasinya belum selesai, ray". Lirih mondy lemah, ia kembali menyandarkan punggung lelahnya di dinding rumah sakit yang terasa dingin itu.

Raya hanya diam, ia tak menjawab. Matanya masih tertuju pada sepasang suami istri yang terlihat seperti memiliki tembok besar di antara mereka, ia teringat akan penjelasan davin tempo hari yang menceritakan kisah rumit sepasang suami istri itu.

Kalian berdua seperti air dan minyak, sampai kapanpun sangat sulit untuk di satukan. Harusnya kalian bisa menyingkirkan sebuah kata ego didalam diri kalian.

Tidak ingin bergelayut terlalu lama dengan pikirannya, raya kembali melangkahkan kakinya menuju kursi panjang di depan mondy dan caramel. Davin dan mario sempat beradu pandang sesaat sebelum mengikuti raya dari belakang.

 Davin dan mario sempat beradu pandang sesaat sebelum mengikuti raya dari belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kamu tenang ya, anak kita pasti baik-baik saja". Entah apa yang mendorong mondy untuk berkata seperti itu pada caramel. Tak hanya sepenggal kalimat yang ia ucapakan, mondy juga menggenggam lembut tangan caramel di hadapan ketiga orang itu.

"kenapa tiba-tiba jadi gak enak gini ya". Batin raya sembari menatap sepasang suami istri yang telah bercerai, namun belum di ketahui raya.

Kini giliran davin yang bergulat dengan batinnya sendiri, "si mondy ngapain lagi sih pegang-pegang tangan caramel, bener-bener mondy minta di getok kali kepalanya"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kini giliran davin yang bergulat dengan batinnya sendiri, "si mondy ngapain lagi sih pegang-pegang tangan caramel, bener-bener mondy minta di getok kali kepalanya".

"dasar kurang peka". Batin mario berteriak.

Mondy seketika melepaskan genggaman tangannya ketika menyadari tatapan ketiga orang di hadapannya, ia seketika merasa kikuk dan memilih menundukkan kepalanya sembari menarik nafas dalam-dalam.

Ceklek!

"emile..??", pekik keras raya sontak membuat semua yang ada di situ menoleh ke arah lelaki berjas putih yang baru saja keluar dari ruangan dengan lampu berwarna merah yang sudah di matikan.

Tanpa pikir panjang, mondy dan caramel segera menghampiri emile di ikuti oleh ketiga orang itu.

"dokter bagaimana operasinya", mondy membuka suara dengan tatapan penuh harapnya.

"alhamdulliah pak-bu, operasinya berjalan dengan lancar".

Semua yang ada di situ seketika tersenyum penuh kelegaan dan tak henti-hentinya mengucap syukur atas kabar gembira yang baru saja mereka terima, mondy dan caramel pun secara refleks saling berpelukkan dengan air mata yang membanjiri wajah mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semua yang ada di situ seketika tersenyum penuh kelegaan dan tak henti-hentinya mengucap syukur atas kabar gembira yang baru saja mereka terima, mondy dan caramel pun secara refleks saling berpelukkan dengan air mata yang membanjiri wajah mereka.

Deght!!!

Lagi dan lagi, hati kecil raya tercubit menatap pemandangan menyakitkan di depan matanya dan sekali lagi ia hanya bisa menjadi penonton yang baik.

Terkadang, kita tidak tahu kenapa kita masih berharap. Terkadang juga, kita tidak tahu kenapa bisa menunggu. Dan terkadang kita tidak tahu, kenapa kita memilih tetap tinggal. Ikuti kata hatimu, dan melangkahlah,-

"sayang, sudah lama? Hai dav, mario apa kabar?". Emile menghampiri raya sembari mengelus pelan puncak kepala wanita yang sangat di cintainya itu, ia kemudian menjabat tangan satu per satu sahabat dekat raya.

"aku baik, senang berkenalan denganmu dokter emile. Pantas saja sahabatku ini begitu tergila-gila padamu, kau tidak hanya tampan tapi kau juga seorang dokter yang hebat dan mampu menyembuhkan luka hati raya". Mario mulai melayangkan pujian di sertai singgungan halus untuk seseorang yang masih menomor satukan ketidak pekaannya itu.

"ah, kau bisa saja. Senang juga berkenal denganmu mario, semoga kita bisa menjadi teman yang baik seperti persahabatanmu dengan calon istriku ini".

"tentu, aku rasa tuhan mengirim reinkarnasi mike lewat dirimu emile. Dan aku yakin, kau bisa menjaga sahabatku ini dengan baik".

"terimakasih, itu sudah menjadi kewajibanku. Kau jangan mengkhawatirkan yang satu itu, karena aku akan selalu menjaga dan membahagiakan raya".

"good job, kawan".

Bersambung

Sincerely.
Alycia_188

Eiffel, I'm In Love (ENDING) #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang