Part 27

699 115 124
                                    

Happy Reading
•...•
Happy Mondy
💚💚💚

Klick mulmed di atas yang guys 😍😍😍








Mondy memperlambat langkahnya ketika posisinya semakin dekat pada makam sahabatnya, mike. Ia berjalan sangat pelan dan hati-hati.

Ya, disinilah mondy saat ini. Tempat favourite barunya setelah berkunjung dari makam andine, tempat yang selalu menjadi saksi bisu atas semua keluh kesah yang ia tumpahkan di atas pusara sahabatnya itu.

Meski tidak pernah mendapat respon di setiap cerita kehidupannya, mondy tidak pernah mempermasalahkan hal itu. Baginya, cukup untuknya memberitahukan semua hal yang terjadi kepada nisan sahabatnya itu mondy sudah sangat bahagia.

Lelaki itu akan selalu merasa lega setelah mengunjungi makam mike, kesedihan yang ia rasakan seperti hilang di terpa angin.
Mondy beruntung memiliki sahabat seperti mike, meski raganya sudah tiada tapi pengaruhnya sangat besar dan tumbuh di dalam hati mondy.

Sejenak mengingat kisah persahabat mereka yang memiliki lika liku terlalu rumit, akan tetapi mereka berdua berhasil melalui suka dan duka dalam hubungan itu sehingga gelar sahabat sejati sudah mereka kantongi meski keduanya sudah berbeda alam.
Mengenal mike adalah sebuah keberuntungan, menjalin persahabatan dengan lelaki itu adalah hadiah terbesar dalam hidupnya dan perpisahan adalah kehilangan terberat yang pernah mondy rasakan.

"bagaimana kabarmu, maafkan aku baru bisa mengunjungimu sekarang. Jangan rindu, berat. Biar aku saja!!!".
Mondy tersenyum getir kala ia mengulang kembali sepenggal kalimat yang selalu mike ucapkan, kalimat hasil copyan dari sebuah film layar lebar itu selalu mondy hafal. Ia bahkan sering mengulangi kata-kata itu jika rasa rindu kembali mempermainkannya.

"ini untukmu". Mondy meletakkan sebucket bunga mawar putih di atas batu nisan yang bertuliskan Mike De Angelo. Lelaki itu kemudian berjongkok sembari menatap sendu pusara mike, sedetik kemudian butiran-butiran kristal yang sedari tadi di tahannya akhirnya jatuh dengan sangat lancang dan tanpa ampun itu.

Hati mondy terasa sesak, ingatan demi ingatan kembali menghantui pikiran lelaki itu. Penyesalan demi penyelasan yang sangat di bencinya itu kembali menggerogoti sanubari lelaki yang terlihat kuat tapi memiliki tingkat kerapuhan di bawah rata-rata.
Ingin rasanya ia memutar kembali waktu lalu kembali ke masa-masa bahagianya, kehidupan yang terasa lengkap karena memiliki para sahabat yang selalu ada untuknya juga seorang kekasih yang selalu mencintainya. Tapi, apa mondy bisa  melakukan itu? Apa mondy bisa mengulang kembali masa-masa bahagianya? Entahlah.

"mike, aku merindukan masa-masa konyol kita. Aku merindukan sahabat-sahabatku, aku merindukan kau, davin dan mario. Aku sangat merindukan kalian bertiga, masa-masa dimana hanya canda dan tawa yang selalu kita lakukan bersama-sama. Tidak seperti sekarang, bahkan aku lupa bagaimana caranya bahagia. Hidupku hampa mike, hidupku terasa kosong, katakan aku harus apa! Aku harus bagaimana?".
Mondy mengusap kasar air matanya.
"satu-satunya kekuatanku saat ini adalah raya kecilku, hanya dia seorang yang menjadi alasan terbesarku untuk bertahan hidup, mike. Hanya itu mike, ha...hanya itu".
Suara serak mondy di sertai ucapannya yang terbata-bata  membuat siapa saja yang melihatnya akan larut dalam kesedihan lelaki itu.

Seorang mondy yang terkenal arogan, pemaksa dan keras kepala tidak lebih dari seorang laki-laki rapuh yang bersembunyi di balik sikap dinginnya selama ini.
Mungkin benar, "menunjukkan rasa sayang itu lebih mudah di bandingkan menyembunyikan kesedihan".

"mike, raya akan menikah. Wanita yang aku cintai sebentar lagi akan menjadi milik laki-laki lain, maafkan aku karena membuat perjuanganmu menjadi sia-sia. Maafkan aku...".
Mondy kembali menjeda kalimatnya, ia menghela nafas beratnya ketika merasakan sesak yang luar biasa terjadi lagi tepat di bagian dadanya dan membuat air mata lelaki itu kembali bercucuran.

Eiffel, I'm In Love (ENDING) #wattys2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang