Part 5 ✅

3.4K 166 1
                                    

Kiara benar-benar membuktikan perkataan nya. Ia tidak pulang ke rumahnya. Melainkan ke rumah nenek nya yang sudah kosong sejak dua bulan lalu. Sang pemilik rumah sudah meninggal dan menyerahkan kuncinya kepada cucunya tersayang. Ya, Kiara memang sangat disayang oleh neneknya.

Saat ia membuka handphone, beratus ratus chat, dan missed call membanjiri handphone nya. Dari siapa lagi jika bukan dari Andin dan teman-temannya? Semuanya menanyakan keadaannya.

Kiara memang sudah membawa baju seragam sekolah nya. Dan di rumah itu juga ada beberapa pakaian nya. Di rumah itu juga ada satu orang pembantu dan satpam.

Keesokan nya, Kiara berangkat dengan otak lebih fresh daripada kemarin.

"Pagi gaes!" sapa Kiara

"Seenak jidat lo ya sapa sapa kayak kagak ada badai topan?! Semalem kemana lo?!" Cathrin langsung mencecar Kiara.

"My grandma house," jawabnya santai sambil meminum jusnya.

Cathrin langsung menjitak kepala Kiara.

"Aww!! Sakit Rin!" Kiara mengelus kepalanya yang terkena jitakan Cathrin.

"Lo bisa nggak sih, kalo kemana mana bilang dulu sama siapa kek.. Orang tua lo, temen lo! Biar kita nggak kelipukan nyariin lo!" emosi Cathrin sepertinya sudah lepas kontrol.

"Maaf. " Hanya itu yang keluar dari mulut Kiara.

Kalian nggak tau susahnya jadi gue. Batin Kiara.

"Udah, Rin." Bianca mencoba melerai Cathrin yang sedang emosi. Mungkin ini juga salah satu efek PMS nya.

"Emang semalem lo bener ke rumah nenek lo?" tambahnya

"Hmm." Kiara mengangguk.

"Ngapain?" tanya Kinan.

"Biasa."

Andin dan Kinan tau kebiasaan Kiara jika sudah berada di rumah neneknya. Ia sedang mencari ketenangan disana.

"Nggak usah khawatir kali. Gue bukan bocah TK umur 5 taun yang kemana mana harus diawasi. Gue baik-baik aja. Masih cantik, masih baik. Masih slim pula" Kiara bergaya layaknya model catwalk papan atas.

"Emang kenapa? Kalian kangen ya????" tanyanya lagi.

"WC lo tuh kangen!" jawab Cathrin yang masih kesal.

Kiara pun pindah duduknya di samping Cathrin.

"Rin, sorry ya.. Gue udah ganggu acar kalian ya? Kan udah berapa kali gue bilang, kalo gue nggak ada kabar dan nggak sama kalian dan bokap gue telfon, nggak usah diangkat.."

"Hmm." setidaknya Cathrin sudah mengerti.

Kriiing.. Kriiing.. Kriiing..

"Bel tuh.. Upacara nggak sih hari ini?" tanya Bianca.

"Bey, lo mau upacara sambil basah basahan? Hujan woey!" ternyata Cathrin memang sedang sensi. Buktinya, Bianca saja kena marahnya.

"Santai beb.. Hari ini nggak bakal upacara, Bey.. Kan hujan" tambah Kiara.

"Yaudah, ke kelas yuk Ra!"

"Yuk cuss!! Daah kaliaaan!!! Jangan kangenin inces yaa??" Kiara masih sempat bercanda.

"Idih! Jijik gue! Karung mana karung?!" Kinan meladeni candaan Kiara.

"Udah ayo! Buruan!" ajak Andin.

Mereka berdua pun meninggalkan ketiga temannya di kantin.

Di koridor, Kiara melihat sesosok lelaki yang semalam bisa mengembalikan keceriannya. Erlan. Kiara memperhatikannya lekat lekat saat Erlan berada di depan ruang kepala sekolah.

Rapuh [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang