Part 11 ✅

2.5K 120 3
                                    

Mata Erlan terbelalak lebar saat memasuki area rumah Kiara.

"Ge.. Geraldi?!"

"Ada apa anda datang kesini?" tanya Kiara.

Erlan semakin terkejut.

'kenapa respon Kiara seperti itu?'

Erlan menoleh ke arah Geraldi. Geraldi yang mengerti maksud Erlan mengangguk. Ia tahu betul apa maksud Erlan.

Gerladi tersenyum ke arah Kiara dan menghampirinya.

"Saya hanya ingin memastikan anda baik-baik saja.. " ucap Geraldi yang sedari tadi menatap Kiara lekat-lekat.

Namun, Kiara menatap Geraldi dengan tatapan menyelidik.

"Memangnya anda siapa? Jika anda disuruh papa saya, lebih baik anda pulang."

Geraldi tersenyum.

"Saya tidak disuruh oleh ayah anda. Ini hanya keinginan saya. Tapi, saya akan tetap pulang. "

Entah kenapa, Kiara sakit mendengar orang itu berkata bahwa ia akan segera pulang.

Geraldi tersenyum.

"Terima kasih. Maaf mengganggu. Saya permisi."

Dengan begitu, Geraldi berlalu dari hadapan Kiara dan Erlan. Kiara masih memperhatikan punggung yang kian lama kian menjauh itu.

Ingin rasanya Kiara memeluk tubuh itu. Tapi, apalah daya Kiara saat ini?

"Ki?" panggil Erlan.

Kiara menoleh.

"Lo inget siapa dia?"

Kiara mereka mengangguk.

"Geraldi. Mantan pacar gue. " jawabnya.

Erlan terheran.

"Kapan lo inget?"

Kiara tersenyum.

"Gue? Gue nggak pernah bener-bener lupa. Gue emang kadang sering lupa sama dia, tapi, lo bikin gue inget semuanya."

Erlan masih terheran.

"Tapi, kenapa sikap lo kayak gitu ke Geraldi?"

"Gue pengen dia bener-bener benci gue. Gue nggak mau jadi beban di hati dia. "

"Jadi, lo tau siapa gue?"

Kiara mengangguk.

"Angga. Adik Geraldi."

Erlan tersenyum.

"Tapi.. Gue cuma inget kalo dia mantan gue. Gue nggak inget gimana saat kita pacaran dulu. Mungkin, itu yang sering bikin gue sakit. "

Agaknya Erlan seperti diberi harapan lalu dijatuhkan. Agak sakit.

***

Di lain tempat.

"Kiara kemana sebenernya sih?!" tanya Bianca.

Kinan menggeleng.

"Dia dimana sih ah?! " Andin mulai frustasi.

Drrt.. Drrt.. Drrt..

Handphone Andin bergetar lagi.

"Papanya Kiara lagi, Ndin."  ucap Cathrin.

Andin menggeleng.

Rapuh [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang