Part 22 ✅

2.1K 128 7
                                    

Selasa, 18 Oktober

"Hai, Ki.."

Sam datang sepagi ini dan duduk di kursi di samping ranjang Kiara. Kiara masih diam belum sadarkan diri. Disana, ada Grace juga.

"Ki.. Kapan mau bangun?"

Sam menggenggam tangan Kiara. Diusapnya perlahan tangan itu.

"Lo pasti marah kalo tau gue bolos," ucapnya perlahan.

"Gue bawa Kinan sama Kinara. Yang lainnya maksa ikut, tapi gue juga maksa mereka buat sekolah.."

"Ki.. Bangun.." ucap Grace lembut.

Kiara yang tadinya tidak merespon apapun, kini menggerakkan jari telunjuknya.

"Grace?"

Sam menatap Grace tak percaya. Grace langsung meneruskan caranya.

"Kiara.. Bangun, ya?" ucap Grace lagi.

Sam masih menggenggam erat tangan Kiara. Ia juga terus-menerus menatap wajah Kiara. Selain Erlan, ada juga Sam yang sangat rindu kepada Kiara. Ia rindu binar mata Kiara saat menampilkan senyuman. Entah senyuman asli ataupun palsu, Sam tetap suka. Intinya, Sam suka mata Kiara.

"Ki.. Gue mau jujur.. Waktu gue ngomong kalo gue sayang sama lo, itu gue serius. Walaupun gue ngomong sambil cengengesan, itu gue serius. Gue cengengesan semata-mata karena gue nutupin rasa gugup gue.. Tapi, apa boleh buat, di hati lo masih ada Geraldi.."

Tangan Kiara bergerak perlahan saat nama Geraldi disebutkan. Mungkin, dia berusaha membalas genggaman Sam.

"Gue bakal nunggu lo nerima gue. Klise, mungkin. Tapi, gue maunya kayak gini. Terserah kalo lo nanti maunya sama Erlan, itu hak lo. Tapi, gue bakalan tetep sayang sama lo.. Selain Grace, lo juga mirip Mama.."

Suara Sam melemah. Matanya panas. Grace menatap sendu ke arah Sam. Perlahan, Grace mendekati Sam. Grace memegang pundaknya.

"Habis ini, kita ke makam Mama, ya?"

Sam menatap Grace lalu tesenyum dan mengangguk.

"Gue harus turun.."

Grace mengangguk. Ia membiarkan Sam pergi.

"Ki.. Ayo bangun.. Gue tau lo bisa.. Gue tau lo kuat.. Buka mata lo.. Sekarang.."

Kiara mulai menggerakkan bola matanya meskipun masih terpejam. Grace tersenyum bangga. Caranya berhasil. Kiara meresponnya.

"Ayo terus Kiara!"

Kiara masih terus menggerakkan bola matanya. Grace yang mulai gemas melihat Kiara kesusahan, mulai melancarkan langkah terakhir dari cara ini.

"Ki.. Maaf.. " bisiknya.

"KIARA! BANGUN!" sentaknya.

Selang dua detik kemudian, mata Kiara mulai terbuka perlahan. Mungkin, matanya masih menyesuaikan dengan cahaya di ruangan ini yang begitu terang.

"Kiara?"

Mata Kiara terus membuka hingga sempurna. Saat matanya sudah terbuka sempurna, Grace langsung memeluknya.

"Ki.. Makasih.. Makasih.. Lo udah ngebuktiin teori yang gue pelajarin.."

Kiara hanya tersenyum tipis. Ia masih terlalu lemah.

"Geraldi," ucap Kiara saat pintu ruangannya terbuka.

Disana, menampilkan Sam, Kinan, Kinara dan Erlan. Grace melepaskan pelukannya dan menatap ke arah datangnya mereka.

Rapuh [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang