Part 18✅

2.3K 136 4
                                        

Other side,

Erlan masih sibuk memandangi wajah Kiara. Erlan tidak seharusnya suka pada mantan kekasih kakaknya itu. Tapi, apa boleh buat. Toh, kakaknya juga pasti mengizinkannya.

Erlan rindu Kiara. Erlan rindu suara cempreng-nya. Erlan rindu tampang meng-intimidasi-nya. Erlan rindu mata berwarna coklatnya. Erlan rindu semua. Ia rindu semua tentang Kiara.

"Ki.." panggilnya pelan.

Seolah, dengan begitu Kiara akan sadar.

"Gue rindu lo.. Kenapa lo nggak bilang kalo lo sakit? Kenapa lo bohong ke gue?" tanyanya.

Tak disangka, perlahan-lahan, Kiara membuka matanya. Erlan hanya memperhatikannya.

Setelah mata Kiara terbuka penuh, Kiara langsung tersenyum. Meskipun tipis, namun itu bisa sedikit mengobati rasa rindu Erlan kepadanya.

"Lan?" panggil Kiara pelan.

Erlan menggenggam tangannya.

"Iya, ini gue. " Erlan tersenyum.

"Kenapa lo disini?" tanya Kiara lagi.

Erlan tersenyum.

"Gue kangen lo."

"Lo marah ke gue ya?"

Erlan heran dengan Kiara.

"Ki, lo tuh katanya sakit. Tapi masih aja cerewet, " Kesalnya.

"Gue harus gimana? Harus bilang ke setiap orang kalo gue sakit?" Kiara tersenyum tipis.

Suara Kiara pelan. Sangat pelan.

"Itu nggak akan mengurangi sakit gue, Lan.." jawabnya.

Erlan merasakan sedikit sakit di hatinya.

"Sekarang lo gimana? Apa yang sakit?" tanya Erlan.

Kiara menggeleng pelan.

"Lo sendiri?" tanya Kiara.

Erlan menggeleng.

"Mau gue bantu duduk?"

Kiara mengangguk, "Boleh."

Erlan pun memposisikan ranjang rumah sakit supaya Kiara dapat berbaring dengan posisi duduk.

"Yang lain mana?"

"Diluar. Sama Kinara.."

Kiara tersenyum.

"Jadi, sekarang lo udah tau siapa Kinara?"

Erlan mengangguk.

"Tapi kok bisa mirip banget gitu! Nggak tau bedanya apa. Kalo sekarang sih iya keliatan bedanya, lah nanti kalo lo sembuh, apa yang beda?"

Kiara tersenyum.

"Ada yang beda kalo lo lebih perhatiin Kinara," jawabnya.

Erlan mengernyit.

"Kenapa emang?"

Kiara tersenyum dan menggeleng.

"Enggak.. Lan, panggilin dokter gue dong, tolong. Gue mau kenalin dia ke lo. Dia masih muda, cantik, baik.. "

"Oke. Tinggal pencet tombol itu aja kan?" tanya Erlan sembari menunjuk tombol biru di dekat sofa.

Kiara mengangguk. Erlan pun melaksanakannya.

"Kenapa lo kenalin dia ke gue?"

"Eum.. Karena..," Kiara terlihat berfikir.

"Karena gue tau, lo pasti khawatir tentang gue. Jadi, gue mau kenalin dia ke lo biar lo lebih bebas pantau gue. Kan Kinara nggak selalu terbuka ke setiap orang.." jawabnya.

Rapuh [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang