RUMAH SAKIT JIWA BINA ROHANI
Rio, Andin, Bianca dan Kinan bingung saat sampai ditempat ini.
"Kenapa lo ngajak kita kesini?" tanya Rio kebingungan.
"Itu mobil Sam!" tunjuk Bianca.
Yang lainnya mengikuti arah pandang Bianca. Benar. Mereka melihat mobil Sam keluar dari area parkiran.
"Jangan bilang kalau---" ucapan Andin terpotong oleh Cathrin.
"Ayo masuk. Gue mau minta maaf ke Papanya Kiara dulu.." ajaknya.
Percayalah. Semua yang ada disitu masih mengerjap-ngerjapkan mata seakan tidak percaya dengan apa yang terjadi.
"Nanti gue jelasin, " Ucap Gibran yang seakan memberi secercah harapan.
Mereka pun masuk ke dalam gedung yang didominasi warna putih itu. Mereka melihat berbagai kelakuan orang yang mentalnya terganggu. Ada yang sedang mengelus-elus boneka. Ada yang sedang berdiri termenung sendiri di dekat jendela. Ada yang sedang tertawa sendiri. Bahkan ada yang sedang dijagal oleh empat orang petugas rumah sakit dan terlihat berontak.
Bianca ngeri melihatnya.
K-61
"Ayo masuk," ajak Cathrin sesampainya mereka di sebuah ujung koridor K.
Mereka masuk setelah mendapat izin dari petugas keamanan dan perawat.
Di dalam, ternyata tidak ada siapa-siapa selain papanya Kiara yang mengenakan baju serba putih dengan mata yang memandang kosong ke depan dan juga tangan dan kaki yang diikat pada sisi ranjang.
Di sampingnya, terdapat nakas yang diatasnya terdapat bunga lily yang kelihatannya baru diganti karena masih segar.
"Kiara.." panggilnya lirih.
Cathrin langsung menghampirinya dan memegang tangannya. Semua yang ikut hanya diam memperhatikan. Gibran memegang pundak Cathrin seakan menyalurkan kekuatan yang ia punya.
"Om.. Ini Cathrin.." ucapnya pelan dan bergetar.
Ferry menoleh dan tersenyum.
"Cathrin? Mana Kiara?" tanyanya.
Sontak, Cathrin menunduk. Ia meneteskan air matanya disitu.
"Om.. Maaf.. Maaf--Cathrin udah bikin Om sama Kiara pisah.." ucapnya lagi yang kini sudah menangis.
Bianca dan Andin sudah ingin menangis, tapi masih bisa ditahan.
"Dimana Kiara?" tanya Ferry lagi.
Cathrin masih menunduk dan Gibran mengeratkan pegangannya di pundak Cathrin.
"Om.. Maaf.. Cathrin bikin Om kehilangan Kia.. Maaf.. Cathrin janji kalo Om sembuh, Cathrin ajak Om ketemu Kiara.." ucapnya setelah menghapus air matanya dan mendongak sembari memperlihatkan senyumnya.
Ferry menatap Kiara.
"Jadi, saya harus pulang supaya bertemu Kiara?"
Cathrin tersenyum dan mengangguk. Yang lain masih bingung dengan apa yang terjadi.
"Ayo kita pulang!" ucap Ferry.
Cathrin menggeleng.
"Belum, Om.. Om belum sembuh.. Om harus sembuh supaya bisa pulang.."
"Tidak! Saya harus pulang! Saya harus bertemu Kiara!" ucapnya berontak.
Sontak, semua yang ada disitu kaget. Tapi, mereka masih diam. Ferry melihat ke arah Kinan, Andin, Biancan dan Rio.

KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh [COMPLETE]
أدب المراهقينApa jadinya jika seseorang yang ceria ternyata memilik dua kepribadian? Akankah kalian sebagai temannya akan tetap menemaninya? Kiara terlahir berbeda, bukan secara fisik, tapi secara mental. Bukan secara otak tapi secara batin. Kalian yang mengena...