Part 19 ✅

2.1K 115 11
                                        

Senin, 17 Oktober

"Lo yakin, kita bakalan bisa?" tanya Sam kepada Kinan.

Kini, mereka berdua sudah pulang dan berada di rooftop sekolah.

Kinan mengangguk.

"Kiara sebenernya bisa lihat. Tapi, nggak selalu."

Sam menoleh.

"Lo yakin kalo Geraldi itu beneran udah meninggal?"

Kinan mengangguk.

"Kenapa?"

Kinan terdiam sebentar. Ia bersandar pada tembok.

"Waktu itu, Kiara masih sekolah disini, sekitar 4 atau 5 bulan yang lalu. Waktu itu, gue lagi di taman. Disana, nggak tau kenapa gue ngerasain hadirnya Geraldi. Gue emang baru beberapa kali ketemu sama dia. Tapi, Kiara pernah ngasih tau ke gue parfum punya Geraldi. Dan seinget gue, nggak ada yang nyamain karena itu bukan brand local."

Kinan meminum es miliknya.

"Gue ngehirup itu. Dan bener, Geraldi dateng. Mukanya pucet banget. Disana dia ngajak gue ke café. Kita ngobrol dikit disana. Waktu itu dia nyuruh gue buat jagain Kia. Cuma itu. Nggak lama kemudian, dia menghilang. Dari situ gue yakin Geraldi udah nggak ada," paparnya.

Sam diam. Kini, ia menghirup aroma yang dimaksud oleh Kinan.

"Itu Gerald," ucap Kinan membenarkan posisi berdirinya.

"Hai, Nan!" sapa Geraldi.

Geraldi masih sama seperti yang terakhir kali dilihat oleh Kinan. Baju sama. Bibir pucat. Mata celong.

"Hai, Ger!" balas Kinan sembari menghampirinya.

"Gue Sam."

Geraldi tersenyum.

"Gue tau. Makasih ya, lo udah baik dan perhatian ke Kiara."

Sam tersenyum.

"Ger.." panggil Kinan.

Geraldi menoleh ke arah Kinan.

"Lo udah tau tentang Kiara?"

Geraldi mengangguk. Kinan terlihat menahan emosinya.

"Sejak kapan?"

"Dulu. Dari pertama dia divonis."

"KENAPA LO NGGAK CERITA?! KENAPA LO NGGAK BILANG?! KENAPA, GER?! KENAPA?!"

Kinan sudah tidak bisa menahan air matanya. Kiara adalah satu-satunya orang tempat ia bergantung selama ini. Kiara dan Kinan saling membutuhkan.

Sam menghampiri Kinan dan merengkuhnya ke dalam pelukan. Kinan hanya diam dan menangis. Ia sudah berada di batas segalanya.

"Dia ngelarang gue. Dan Nan.. Gue lebih suka lo manggil gue 'abang'" jawab Geraldi.

"Ger..Kiara sekarang lemah.. Gue nggak mau kehilangan Kiara.. " ucapnya lirih dalam pelukan Sam.

Sam mengusap punggung wanita itu. Berusaha memberikan kekuatan dan ketenangan.

"Jadi, selama ini lo kemana aja?" tanya Sam.

"Gue? Gue selalu nemenin Kiara. Lo tau, gue sakit kalo denger Kiara panggil nama gue. Satu sisi gue seneng Kiara masih inget gue dan masih punya perasaan ke gue. Tapi satu sisi gue juga ngerasa nggak berguna," ucapnya.

Kinan melepaskan diri dari pelukan Sam. Sam memegang bahunya dan menatapnya seakan bertanya 'kau baik-baik saja?'. Dan Kinan mengangguk.

"Dan Kiara nggak bisa lihat lo?" tanya Kinan.

Rapuh [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang