Part 17✅

2.1K 127 5
                                    

Rumah Sakit Dharma Wijaya

"Beneran ini rumah sakitnya?" tanya Bianca.

"Kalo yang dimaksud Sam sama Regina itu sesuai sama yang gue tahu, maka tempat ini bener.." jawab Cathrin.

Mereka ber-enam keluar dari mobil dan diam sekejap memandangi sekeliling.

Ini bukan rumah sakit. Ini lebih tepat dijadikan sebuah hotel ataupun apartemen. Pikir sebagian besar dari mereka.

"Ayo kita cari Erlan, Sam, sama Regina.." ajak Rio.

Mereka ber-enam lalu menelusuri jalan setapak dari tempat parkir menuju gerbang masuk. Gerbang masuk itu hanya ada satu, yaitu tepat ditengah-tengah bagian depan bangunan jika dilihat dari miniatur.

"Ini tuh rumah sakit atau mansion sih?" tanya Andin yang sepertinya mulai kesal.

"Ini tuh rumah sakit, Ndin.. " jawab Kinan sabar.

"Masa rumah sakit pintu masuk ke dalem bangunannya Cuma satu?! Miskin atau gimana sih?!"

Cathrin yang tadinya di depan lalu memperlambat langkahnya agar sejajar dengan Andin.

"Kenapa dibikin Cuma satu? Alasannya adalah biar pihak rumah sakit gampang mantau siapa aja yang keluar masuk. Dan berkat itu, nanti kita akan gampang cari Erlan, Sam sama Regina."

Dari situ, mereka semua diam dan mengikuti Cathrin masuk ke dalam rumah sakit.

"Selamat sore.. Ada yang bisa saya bantu?" tanya satpam saat mereka semua berada di depan pintu masuk.

"Kami ingin menghampiri teman kami.." jawab Cathrin yang terdengar aneh di telinga teman-temannya karena ia menggunakan bahasa baku.

"Atas nama?"

"Samuel Stephano." Jawab Cathrin.

Lalu, satpam tersebut mencari di daftar pengunjung hari ini.

"Apakah dia datang hari ini?" tanya satpam.

Cathrin mengangguk.

Satpam itu mencarinya lagi.

"Maaf.. Tidak ada pengunjung atas nama Samuel Stephano."

Semuanya mengernyit bingung. Kenapa bisa?

"Erlan Anggara Pradipta?" tanya Gibran.

"Sebentar."

Satpam itu mencari lagi. Lebih tepatnya melihat, bukan mencari.

"Tidak ada."

Semuanya bertambah bingung.

"Bukankah setiap orang yang masuk namanya tertulis disitu?" tanya Andin.

"Tidak. Orang yang namanya tertulis adalah orang yang sanggup bertanggung jawab jika terjadi sesuatu pada yang dikunjungi." Jelas satpam itu.

"Regina. Regina yang paling nekad." Jawab Bianca.

"Apakah nama Regina ada, Pak?" tanya Rio kepada satpam.

Satpam itu menggeleng tanpa melihat. Tentu saja ia hafal. Sudah berkali-kali dalam hari ini ia memeriksa buku tamu itu dan tidak mendapatkan nama Regina.

Semuanya makin bingung. Ada apa ini sebenarnya?

"Siapa yang hari ini ulang tahun? Nggak ada kan?" tanya Bianca polos.

Semuanya menggeleng.

"Ya syukur deh, berarti kita bukan dikerjain.."

Yang lain terdiam mengarungi pikirannya masing-masing. Memikirkan satu nama yang ada di dalam dan termasuk teman mereka.

Rapuh [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang