Senin..
Hari ini Senin. Hari yang paling dibenci hampir oleh semua siswa. Apalagi, jadwal pembina upacara hari ini adalah sang Kepala Sekolah. Bisa satu jam dia (eh, beliau) memberi amanat.
Timur, selatan, barat, tenggara, utara. Nggak selese selese deh pokoknya.
Back to the story.
Namun, Kiara kini berada di UKS. Dia pingsan tadi. Padahal, upacara bahkan belum berlangsung selama 30 menit. Sudah kalah dia.
"Nggak biasanya lo pingsan. " ucap Cathrin.
Gini gini, Cathrin anak PMR.
Kiara hanya tersenyum tipis. Dia masih lemas dan masih berbaring.
"Biasa. Kayak nggak tau gue aja."
Cathrin kini menatapnya serius.
"Apa yang lo pikirin sekarang, Ki? Geraldi? "
Kiara tersenyum tipis lagi dan menggeleng.
"No. Gue udah ketemu dia."
"SERIOUSLY?! LO KETEMU GERALDI?!"
Hal itu ternyata cukup membuat Cathrin terkejut.
"Santai kali, Rin.. Iya gue ketemu. Tapi cuma sekilas. Please.. Jangan bahas dia lagi. "
Cathrin mengangguk mengerti.
"Terus? Apa?"
Kiara kini duduk.
"Gue---gue mau ke Inggris. "
Cathrin tambah terkejut dibuatnya.
"Inggris? Ngapain? Kapan?"
Kiara tersenyum lebar.
"Ya. Inggris. Gue dipindahin kesana sama papa. Gue kesana minggu depan setelah ulangan. Minggu malam. " ucapnya serius.
Cathrin berdiri.
"Are you serious, Ki?! Lo berangkat minggu depan dan lo belum kasih tau kita?! Kapan lo mau kasih tau?!" ucapnya sembari mondar mandir tidak jelas.
"Sorry, Rin. Gue cuma nunggu waktu yang tepat. "
Kiara sudah menduga hal ini akan terjadi. Dan dia sudah siap.
"Kapan?! Kapan waktu yang tepat itu, Ki?! Kapan?! Disaat lo udah di Inggris dan lo telfon kita lalu bilang 'Gaess.. Gue di Inggris nih' Gitu?!"
Kiara menggeleng.
"Nggak gitu, Rin. Gue--"
"Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut? "
Pak Heru datang.
Kiara tersenyum.
"Cathrin lagi belajar acting, Pak.. Buat praktek katanya."
Pak Heru melirik ke arah Cathrin. Cathrin mengangguk.
"Iya pak.. Sorry.. "
"Jangan berisik. Yang lain sedang upacara. Kiara, istirahat."
Kiara mengangguk. Pak Heru pun meninggalkan mereka lagi.
Ya. Saat ini di UKS hanya ada mereka berdua.
"Ki.. Gue bakal ngebiarin lo ngasih tau yang lain dengan sendirinya. Gue nggak bakal ngasih tau yang lain. Tapi jujur. Gue kecewa," ucapnya lirih.
Kiara tersenyum tipis.
"Gue juga."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh [COMPLETE]
Novela JuvenilApa jadinya jika seseorang yang ceria ternyata memilik dua kepribadian? Akankah kalian sebagai temannya akan tetap menemaninya? Kiara terlahir berbeda, bukan secara fisik, tapi secara mental. Bukan secara otak tapi secara batin. Kalian yang mengena...