Keesokan harinya, Kiara pergi ke sekolah seolah tidak ada apa-apa.
"Hai hai hai," sapanya ke semua teman-temannya.
Yang disapa hanya bisa heran melihatnya.
"Kenapa? Kangen gue ya?" tanyanya penuh percaya diri.
"Dicariin Bu Diana, Ra," ucap Diego.
"Oh, kalian nggak nyariin gue?"
"Ra, serius. Lo samperin Bu Diana gih di ruang BK," tambah Andin.
"Hm.. Iya iya. Nih otw," ucapnya sembari berdiri.
"Siap mental kan, Ra?" tanya Rio
Udah gue duga kok masalahnya.
"Selalu. " Kiara tersenyum. Lalu pergi ke ruangan Bu Diana.
"Kita juga siap-siap Kiara nangis, " ucap Cathrin ke semua yang ada disitu.
"Ya, walaupun Kiara nggak pernah nangis, kali aja abis dicecar dia nangis," tambahnya.
***
Ruang BK.
Tok.. Tok.. Tok..
"Masuk," perintah penunggunya.
"Kamu. Duduk." Perintahnya datar, namun tegas.
Kiara pun duduk.
"Kamu tau kenapa kamu saya panggil kesini?"
Kiara hanya diam. Ia tidak menjawab karena jika semakin dijawab, maka kemarahan orang yang ada di depannya itu semakin menjadi.
Bu Diana melempar daftar absen les Kiara.
"Kamu itu bisa nggak sih kayak Regina?! Rajin. Pintar. Baik."
Hoax kali ya. Batinnya.
"Regina. Pertama ibu masukin dia buat siap-siap lomba sains, dia selalu nurut, rajin. Lah kamu? Daftar absen merah semua."
Bu Diana memang nada bicaranya datar. Namun menusuk.
Tebakan Kiara sudah mendekati benar.
"Mau kamu apa?! Ibu bosen liat sikap kamu kayak gini! Pembangkang. Malas. Nggak kayak Regina."
Masih gue dengerin. Belum gue mantrain.
"Untung Regina mau ngajarin kamu. Tapi kamu, suruh belajar berdua, les setiap hari di sekolah sama Regina aja kamu bolos! Mau jadi apa kamu?! Hah.. Ibu nggak habis fikir sama Bu Nadia. Kenapa dia perjuangin kamu buat ibu bimbing?!"
"Bu, kalo saya bilang selama dua minggu ini saya nggak bolos les, ibu percaya?"
"Kamu itu, udah jelas ini bukti kalo selama ini kamu bolos" ucapnya sambil menunjuk-nunjuk keras kertas dihadapannya.
"Nilai kamu juga kenapa menurun?"
"Karena saya sering sakit, bu. Jadi, saya jarang masuk sekolah."
"Alasan. Ibu nggak mau tau. Sertifikat kamu yang kemarin, ibu tahan"
"Terserah ibu. Ibu mau membatalkan saya mengikuti lomba pun dengan senang hati"
![](https://img.wattpad.com/cover/143475982-288-k414717.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Rapuh [COMPLETE]
Roman pour AdolescentsApa jadinya jika seseorang yang ceria ternyata memilik dua kepribadian? Akankah kalian sebagai temannya akan tetap menemaninya? Kiara terlahir berbeda, bukan secara fisik, tapi secara mental. Bukan secara otak tapi secara batin. Kalian yang mengena...