Part 20✅

1.9K 124 10
                                        

Senin, 17 Oktober

RUMAH SAKIT JIWA BINA ROHANI

"Jadi? Kita mau ngapain sekarang?" tanya Rio.

"Kita mau liat CCTV rumah sakit," jawab Erlan.

Gibran mengangguk.

"Buat?" tanya Rio lagi.

"Udah deh, liat aja ntar," jawab Gibran jengah.

Mereka bertiga lalu berjalan ke arah ruang kendali listrik. Gibran lalu mengetuk pintunya.

"Gibran?" tanya orang yang membukakan pintu, memastikan.

"Iya, Pak. Saya."

"Yang dua itu? Teman kamu?"

Gibran mengangguk. Tadi, ia memang meminta kepada satpam di depan untuk menghubungi orang yang berjaga di ruang kendali untuk menyiapkan rekaman di hari-hari sejak masuknya Papa Kiara disini. Mereka bertiga berani membayar berapapun untuk itu. Sahabat.

"Ini, dimulai dari tanggal 3 September," ucap orang tersebut memperlihatkan rekaman CCTV yang berbentuk CD.

CD pertama diputar di salah satu monitor. Mereka bertiga memperhatikan.

"Pak.. Maaf.. Ada monitor lain yang bisa kita pake nggak? " tanya Erlan ragu.

"Untuk apa?"

Gibran menoleh dengan wajah bertanya-tanya.

"Eum.. Kan ini sudah sekitar satu bulan, jadi.. saya rasa akan terlalu lama jika menggunakan satu monitor.. Jika diizinkan, kami ingin meminjam satu atau dua monitor lagi.." ucap Erlan.

Penjaga ruang kendali itu terlihat berpikir.

"Ada dua. Di pojok sana, silahkan kalian pakai."

Erlan senang.

"Terimakasih, Pak.."

Erlan lalu menarik Rio ke arah monitor-monitor itu. Rio membawa beberapa CD yang belum lama.

Erlan lalu melihat-lihat monitor itu. Kenapa bagi Erlan, monitor-monitor itu terlihat aneh? Dimana tombol power-nya?

Rio lalu menghampiri Erlan dan sedikit mendorong untuk menyingkirkan bada besar Erlan. Ia juga memberikan beberapa CD yang ia bawa kepada Erlan.

"Cebong mana tau?" ucap Rio sembari menotak-atik monitor.

Dan.. Nyala.

Kedua monitor itu langsung menyala setelah diotak-atik oleh Rio.

Erlan memasang wajah terkejut dan kagum.

"Udah, ayo!" Rio mengambil CD dari Erlan.

Mereka berdua memasukkan masing-masing satu CD kepada monitor yang dihadapi masing-masing.

1 jam kemudian.

"Gib! Lo pernah ketemu mamanya Kiara?" tanya Erlan.

Gibran berbalik dan mengangguk.

"Sini deh."

Gibran pun menghampiri Erlan. Rio yang tidak diajak juga mendekat ke arah Erlan.

"Itu orangnya?" tanya Erlan sembari menunjuk orang yang ada di dalam rekaman yang sudah ia pause dan zoom in.

Gibran memperhatikan baik-baik. Ia mengangguk.

"Bener! Itu dia!"

"Bentar bentar.." Rio berbalik ke monitor nya dan mencari bagian yang terdapat orang itu juga.

Rapuh [COMPLETE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang