The Beggining

2.4K 77 4
                                    

"Kebanyakan orang berpikir bila cinta adalah sesuatu yang sangat penting dan sangat mereka inginkan. Tapi bagi satu orang , cinta hanya sebuah kata klise yang terlalu diagungkan dan dipuja. Apa pentingnya sebuah cinta? Hidup akan berjalan seperti apa yang diinginkan Tuhan dan juga orang tua, entah ada atau tidaknya cinta itu, tidak akan membuat hidup berhenti atau membuatmu mati"

"Tiara , tolong minta OB bawakan kopi keruanganku!" tut....
Setelah panggilan ditutup, perhatian dari lelaki ini kembali menuju ke benda persegi yang ada dihadapannya. Laptop lengkap dengan deretan angka - angka yang tertera juga keterangan - keterangan yang lain sudah biasa menjadi teman didalam hidupnya.
"Drrrrttt.........drrrrttt.........."
Getaran ponsel yang tergeletak di meja membuatnya memutar bola mata dan menarik nafas berat. Tolong jangan lagi, jangan hancurkan moodnya paling tidak hari ini saja, dengan masalah yang sama, terus diulang berkali - kali. Sangat menjengkelkan.
Ponsel itu terus bergetar hingga akhirnya berhenti dengan sendirinya. Namun tak sampai semenit ponsel itu pun bergetar kembali.
Merasa jengah dan bosan, akhirnya laki - laki ini menghepaskan punggungnya ke sandaran kursi direktur yang sedang ia duduki hingga kursi itu bergerak asal. Setelah itu dia memijit keningnya. Rasanya kepala nya mungkin bisa pecah kalau begini terus.
"Tok ... took ...."
Suara ketukan pintu menyusup disela gangguan getaran ponsel yang belum juga berhenti
"Siapa?"
"Saya, ingin mengantarkan kopi anda Pak"
"Masuk!"
Setelah diijinkan oleh sang penghuni ruangan, pintu akhirnya terbuka. Seorang dengan seragam biru muda dengan rok biru tua selutut memasukki ruangan, lengkap dengan nampan dan segelas kopi diatasnya.
"Ini kopi anda. Silahkan Pak!" secangkir kopi di letakkan diatas meja. Setelah itu buru - buru dia ingin mohon diri
"Tunggu!"
Suara tegas menghentikan langkahnya. Entah apa yang diinginkan seorang direktur dari seorang wanita yang bekerja sebagai office girl di kantor ini. Dia hanya berhenti melangkah namun tidak berani berbalik menghadap boss nya.
"Aku bicara denganmu. Bukan punggungmu! Berbaliklah!" sekali lagi, bossnya memberi instruksi. Sebenarnya mau apa? Bukankah tugas seorang office girl hanya sampai disini? Mengantarkan kopi?
"Kau tuli atau bagaimana? Aku bilang berbalik!"suara sang boss kini sedikit menghentak. Membuat si office girl sedikit terperanjat dan dengan terpaksa akhirnya membalikkan badan.
"Iy,,,iya pak. Anda ada perlu apa dengan saya?" Tanya OG ini sedikit takut - takut. Berhadapan dengan staff galak saja bisa membuatnya ketakutan. Apalagi ini. Direktur!
"Aku butuh sedikit bantuanmu! Kemarilah cepat!" boss kembali memberikan intruksi padanya dengan sedikit melambaikan tangan. Akhirnya mau tidak mau, karena kedudukannya hanya sebagai OG disini gadis ini pun menurut dari pada dia terkena masalah. Perlahan langkah kecil nya berjalan kembali kearah meja direktur
"Aku akan menjawab telpon! Setelah aku menjawab, kau akan berbicara sesuai dengan instruksiku. Mengerti?"
Diraihnya ponsel yang sedaritadi bergetar, akhirnya diapun dengan terpaksa mengangkat panggilan yang sedaritadi sangat mengganggu
"Iya , ada apa?" sahutnya sedikit malas
"Maaf, aku tidak bisa pulang cepat hari ini. Aku ada meeting diluar. Mungkin aku akan pulang malam"...........
"Jadi kau tidak percaya padaku?"
"Memang aku sedang sangat sibuk akhir - akhir ini. Baiklah jika masih tidak percaya juga aku akan memberikan ponsel ini pada sekretarisku. Aku benar - benar sibuk hari ini, oke tunggu sebentar!..."
"Katakan padanya aku ada meeting diluar dengan klien dari Australia , mengerti?" boss kembali memberikan titah nya pada OG yang sedang berdiri dan menunggu tepat di hadapan meja nya.
"Saya??" gadis OG ini terheran dan menunjuk wajahnya. Jadi boss nya meminta dia untuk berbohong? Dia ini hanya OG bukan sekretaris,
"Iya.. katakan padanya, beberapa hari kedepan aku akan sangat sibuk!" sang boss kembali memberikan titah dengan setengah berbisik kemudian memberikan ponsel miliknya
"Tapi......."
Belum selesai dia mengajukan protes, boss nya sudah memberikan tatapan membunuh seolah berkata jika kau menolak perintahku maka bersiaplah angkat kaki dari sini. Mau tidak mau OG ini hanya bisa kembali menurut dan menerima ponsel boss nya.
"Hallo..........."
"Iya,.. benar. Pak Sukamuljo ada meeting diluar hari ini. Beliau juga akan sangat sibuk beberapa hari kedepan..."
"Iya benar! Iya . saya akan mengembalkan nya pada Pak Sukamuljo!"
Dengan tangan gemetar Gadis OG inipun mengembalikan ponsel milik boss nya.
"Kau sudah mengertikan? Aku sangat sibuk sekarang, jadi jangan bahas ini dulu! Apapun yang dia katakan jangan dipikirkan! Biarkan saja! Baiklah aku tutup. Bye!"
Setelah menutup panggilan telpon, kembali lagi laki - laki ini menghempaskan punggungnya di sandaran kursi direktur.
"Ehm... apa ada yang lain lagi pak? Apa saya sudah boleh pergi sekarang?"
Dengan suara perlahan gadis OG ini memberanikan diri untuk bertanya pada boss nya. Sebenarnya dia takut juga, karena boss nya sedang terlihat sangat pusing. Boss nya masih duduk bersandar pada kursi dan memejamkan mata nya.
"Pak, Ehm... Pak Maaf.. apa saya...."
"Iya , kau sudah boleh pergi sekarang" tanpa membuka matanya yang masih terpejam , boss nya menyaut perkataan yang diajukan gadis ini. Merasa semua sudah selesai, gadis ini pun memutuskan untuk segera pergi
"Satu lagi! Jangan katakan pada siapapun jika aku meminta mu untuk berbohong"
"Baiklah Pak!"
Pak Sukamuljo, semua orang dikantor ini memanggilnya seperti itu. Anak dari pemilik perusahaan ini yang otomatis akan langsung meneruskan kedudukan ayahnya. Nama lengkapnya Kevin Sanjaya Sukamuljo, seseorang yang terlihat sangat dingin, datar dalam menjalani kehidupan ini. Sangat jarang sekali mengeluarkan senyuman. Semua kehidupannya hanya tentang pekerjaaan, pekerjaan dan pekerjaan. Seseorang yang tidak mempunyai impian sejak kecil. Karena semua jalan hidupnya sudah ditentukan. Ia hanya tinggal menjalani nya saja.
Pukul 21.00
Pekerjaan sebagai OG memang sudah selesai sekitar pukul lima sore. Tapi ini bukan berarti dia bisa langsung beristirahat dan berleha - leha. Secepat kilat dia harus berganti baju dan menuju ke sebuah bar. Iya , sebuah bar. Tapi jangan berpikir negative terlebih dahulu. Dia memang bekerja di sebuah bar namun hanya sebagai seorang waiters. Memang sih tak jarang godaan dari lelaki kurang ajar banyak yang ia terima, tapi dia tidak punya pilihan lain. Dia harus tetap bekerja.

Complicated (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang