Not Just an Ordinary Friend....

826 59 16
                                    

" I just can Say , Sorry for making this decision. Sejujurnya aku bingung harus bagaimana. Antara dia atau kau benar – benar membuatku plin – plan. Dia tidak bisa tanpaku dan aku tidak bisa tanpa kau. Aku tidak bisa meninggalkan mu. Hanya saja status kita harus berubah. Teman.... Hanya teman biasa. Apa bisa? Teman dengan perasaan lain? Ini sulit pastinya. Atau teman rasa pacar? Ahhh entahlah! Yang pasti aku harus bersama dengan dia sekarang ini. Dan mungkin benar jika mulai sekarang kita hanya bisa berteman"

Kevin menghela nafas. Sesaat Kemudian Kevin mengangkat telfon nya yang berbunyi.

"Kau baik – baik saja kan? Kau sudah berpikir dengan jernih? Ingat jangan gegabah!"

"Por,... Maaf... sepertinya... sepertinya aku nggak bisa. Maksudku, dia nggak bisa lepas dariku. Aku harus bersama dengan nya.... Aku..."

"Kenapa minta maaf? Baguslah kalau begitu! Mungkin ini keputusan yang terbaik.."

"Tapi por.. bagaimana denganmu?"

"Jangan khawatir! Aku nggak apa – apa..."

"Por.........."

"Vin... jangan pergi! jangan tinggalin aku! Aku sayang kamu...."

Terdengar suara Yaqiong yang mengigau. Tidurnya mungkin tidak tenang malam ini, walaupun mata nya masih terlelap tapi Yaqiong terlihat gelisah.

"Dia belum tidur yaa?..."

Tanya popor perlahan. Kalau dia belum tidur gimana Kevin bisa menelpon?

"Nggak papa kok. Dia udah tidur tapi tidurnya nggak tenang. Sekarang dia lagi demam jadi aku nggak bisa tidur. Harus nungguin dia"

Jelas Kevin. yaqiong suhu badannya naik setelah hampir dua hari ini tidak makan, menangis dan tidak bisa tidur. Tadi  Kevin meminta Bi Inem membawa kompres dan mengompres dahi Yaqiong.

"Dia sampai sakit? Apa kau sudah jujur?"

Suara popor terdengar khawatir dari sebrang sana

"Belum....Aku hanya bilang, kurasa kita harus menyudahi ini dan berpisah. Tapi dia sudah menolak  sampai histeris. Dia juga berniat akan pergi. ehmmm maksudku menyusul kedua orang tua nya. Aku jadi tidak bisa berbuat apa – apa. Maksudku aku nggak bisa ninggalin dia. In the reality, she is my wife. Aku harus menjaga nya... "

Kevin menggantungkan kalimatnya dan mengarik nafas panjang. Dia tahu ini pasti membuat popor merasa sakit. Popor boleh menolak dan mengelak, tapi... matanya tidak bisa berbohong. Dia pasti juga punya rasa yang sama untuk Kevin.

Setelah beberapa saat Kevin tidak melanjutkan perkataan nya. Dan untuk beberapa saat juga popor jadi diam. Begitupun dengan Kevin. tidak ada yang berbicara diantara mereka.

"Aku... aku akan melepaskan mu jika kau sangat ingin pergi. aku merasa aku tidak bisa menjanjikan apa – apa. Aku nggak mau lagi hanya menjajikan mu dengan hal yang nggak pasti. Sama seperti katamu, aku pembual, brengsek , egois. Jadi... aku nggak mau kau terjebak dengan orang sepertiku"

"Jadi ,... sekarang kau mau jadi suami yang baik. Kok aku jadi geli ya... itu nggak cocok dengan image mu. Buaya sok imut!"

Popor mencoba bergurau. Tapi, tetap terdengar oleh Kevin, suara popor bergetar. Tidak seperti biasanya saat dia sedang memaki.

"Ehmmm... mungkin, karena nyaliku menciut, buaya nggak cocok lagi. Gimana kalo kadal aja?"

Kevin membalas gurauan popor. Kevin tahu ini bukan saat nya untuk bergurau atau bercanda. Tapi... membiarkan suasana menjadi kaku juga tidak baik.

Complicated (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang