"Aku merasa aku ini orang yang buruk saat melihatmu menangis. Kamu begitu baik dan sabar menghadapiku. Melihat dirimu aku jadi memiliki keberanian menyetujui kesepakatan yang awalnya aku anggap gila. Jadi jangan menangis lagi untuk sekarang..... dan jangan terlalu khawatir"
"Namun, sebelah hatiku merasa sekarang aku juga punya tanggung jawab yang lain. Hatiku tetap terasa berat jika harus tidak peduli padanya. Rasanya pusing sekali. Mulai sekarang. Aku harus membagi perhatianku. God... rasanya seperti punya dua isteri""Maaf....."
Yaqiong memeluk pinggang Kevin erat dan menangis disana.
"Hanya karena kamu sedikit bersikap manis aku jadi melupakan janjiku. Aku janji akan menunggumu. Aku janji akan selalu menunggumu sampai kapanpun. Aku... hari ini aku sudah menuntut lebih dari yang harusnya memang pantas aku dapatkan. Maaf....."
Kevin melepas tangan Yaqiong dan membalikan badanya.
"Tidak apa - apa... aku mengerti"
"Aku yang memulai ini. Jadi.... aku juga harus siap jika kamu meminta lebih" Kevin memasang senyum manis. Senyum untuk Yaqiong yang terlihat lebih lembut dan tulus dari biasanya. Bukan semacam senyum tipis atau smirk yang sulit untuk diartikan.
"Aku tidak bercanda mengenai , kamu terlihat cantik malam ini. Jadi jangan sia - siakan treatmen mahalku dengan air matamu" Kevin menghapus sisa air mata Yaqiong yang belum kering, sementara Yaqiong masih menunduk.
"Kevin..."
"Heeem...? Ada apa?"
"Apa kamu benar - benar masih mencintai Masita?"
Kevin menghela nafas panjang. Kenapa pembahasan diantara mereka berdua selalu hanya berkutat mengenai anak dan Masita?
"Kita baru selesai bertengkar karena masalah ini tadi. Akhir - akhir ini kamu jadi sangat cemburuan. Aku bingung harus bagaimana lagi menjelaskannya"
"Maaf, tapi aku sangat merasa khawatir. Dulu walaupun kamu dingin , walaupun kamu pulang malam tapi aku masih bisa menghadapinya karena tidak ada wanita lain. Tapi sekarang? Sekarang ada yang lain, yang lebih memiliki tempat dihatimu. Lalu aku harus bagaimana? "
"Apa kita harus............"
"Nggak! Aku nggak akan melakukan nya. Yaqiong dengar! Aku minta maaf jika aku selalu membuatmu merasa buruk, merasa diabaikan atau merasa tidak berharga. Tapi...aku ini juga egois. Aku merasa aku juga tidak rela jika harus kehilanganmu. Tapi aku juga tidak bisa membuatmu bahagia. Aku ini orang yang buruk"
Kevin tersenyum miris dan menunduk. Jika ada orang yang paling egois di dunia ini mungkin itu adalah dirinya sendiri. Dia tidak bisa mencintai sepenuh hati tapi dia juga tidak siap kehilangan. Kevin sudah terbiasa dengan Yaqiong, yang selalu mempedulikan nya , mengkhawatirkan nya dengan tulus. Bahkan Kevin Merasa jika dia adalah orang yang sangat berharga saat bersama Yaqiong. Yaqiong berbeda dari Masita. Biarpun Masita sangat mengejarnya tapi Masita juga pernah meninggalkan nya. Sedangkan Yaqiong, sehari saja dia tidak tenang jika tidak ada Kevin bersama nya. Sungguh sangat egois kan?
"Yaqiong dengar! Aku mungkin tidak bisa menjadi pria seperti yang kamu mau. Bersikap romantis , memberimu ciuman dipagi hari , mengungkapkan semua isi hatiku setiap saat. Atau bahkan aku tidak bisa memelukmu setiap saat. Tapi....aku terbiasa denganmu, bersama mu. Aku merasa lega karena saat membuka mata kamu masih bertahan bersamaku dan tidak melarikan diri. Kamu masih bisa bertahan dengan suami yang buruk selama dua tahun. Aku sungguh minta maaf. Tapi jangan pernah mencoba untuk pergi. Mengerti?"
"Ini permintaan atau ancaman?"
Kali ini Yaqiong merasa diintimidasi oleh perkataan Kevin. Baru kali ini Kevin memberinya penegasan semacam ini.
"Bisa jadi permintaan, bisa berubah jadi ancaman juga"
"Sekarang semua orang mengancamku. Mama , Masita bahkan Kamu. Padahal seru juga kalau sekali - kali aku pergi ke club dan bersenang - senang"
Kevin tersenyum, sekarang gilirannya mendapatkan ancaman. Tapi dia tahu Yaqiong tidak berani melakukan nya.
"Kalau kamu berani, hal itu sudah terjadi sejak dulu. Tapi yang terjadi kamu hanya berdiam diri di rumah kan? Sekarang saja kamu sudah tidak pernah minum kan?"
"Kamu menantangku? Baiklah besok aku akan pergi ke club dan bersenang - senang"
"Baiklah, aku juga akan membawa wanita kerumah. Siapa tahu aku bisa punya anak secara alami"
"Keviiiinn!!!"
=======================================Kevin kembali bekerja setelah mengambil cuti selama satu hari penuh. Kembali keaktifitas sibuk tapi membosankan. Laporan , angka , profit , planning kerja sama. Entah lah berapa banyak dokumen yang hari harus dia priksa dan tanda tangani karena bolos selama satu hari saja.
Sejenak Kevin kembali mengingat janji nya semalam. Janjinya pada nona OG. Maksudnya mantan nona OG. Karena setelah Kevin tahu ternyata setelah kejadian malam itu dia , wanita itu memilih mengundurkan diri.
"Sebenarnya kenapa dia meminta bertemu? Apa hanya untuk meminta maaf? Apa karena hal lain?"
Kevin bergumam kecil. Tangan nya menggoyangkan pena berwarna hitam dengan hiasan emas. Lengkap dengan nama nya tertera disana. Benda ini adalah hadiah ulang tahun dari Yaqiong di tahun lalu. Kevin kemudian meletakkan pena nya dan mengambil ponsel.
"Café Manggo jam tujuh malam. Aku tidak suka menunggu"
Kevin send to nona OG.
Tidak lama kemudian Kevin menerima balasan sebuah pesan
Nona OG : "Bailkah. Aku tidak akan terlambat"
Kevin kembali memikirkan apa yang akan dibicarakan oleh mantan karyawan nya itu. Apa dia sudah berubah pikiran dan mau menjadi ibu pengganti?
"Syukurlah kalau memang begitu. Masalah ku dan Yaqiong akan cepat teratasi"
Ponsel Kevin bergetar. Ada nomor baru lagi yang tidak ia kenal menngirim sebuah pesan ke nomor pribadinya. Nomor yang khusus bagi keluarga nya saja.
"Vin, ini aku Masita. Bisa kita bertemu untuk makan siang?"
Kening Kevin berkerut. Masita? Dari mana dia bisa mendapatkan nomor nya? Setelah putus sekian lama, Kevin sudah mengganti nomornya. Itulah sebabnya mereka berdua menjadi lost contact dan Masita tidak bisa menghubunginya.
"Benar kata Yaqiong. Ini pasti ulah Mama. God.... Kenapa mama begini?"
Hanya Mama nya yang mungkin melakukan itu. Papa nya sama sekali sudah tidak pernah menyinggung Masita. Rian? Dia teman kuliah Kevin saat menempuh gelar S1 sedangkan Masita adalah mantan Kevin saat SMA. Yaqiong? Tidak mungkin, justru dia akan marah besar kalau tahu Masita menghubunginya ke nomor pribadi. Sudah pasti ini adalah ulah Mama nya.
"Maaf Masita, aku tidak bisa. Aku sibuk"
Kevin send to Masita
Masita :"Apa karena istrimu? Maksudku kau cuti kan kemarin?"
"Itu sama sekali bukan urusanmu"
Kevin send to Masita
Masita "Aku tahu Vin. Kau tidak mencintainya. Jangan memaksakan dirimu. Aku... masih mencintaimu"
Kevin menghela nafas panjang. Masita... kenapa dia tidak menyerah juga. Status Kevin sudah berbeda sekarang. Walaupun apa yang Masita kira tidak sepenuhnya salah. Dia.. belum bisa memberikan seluruh hati nya untuk Yaqiong. Itu adalah kebenaran. Mungkin Kevin masih menyimpan perasaan juga pada Masita, selain rasa kecewa dan marah. Masita yang meminta menyudahi ini. Lalu,kenapa dia kembali tanpa rasa bersalah? Andai saja Masita mau bertahan demi dirinya. Semua tidak akan seperti ini sekarang. Kevin bisa bersama orang yang dia cintai selama ini. Hidup bahagia dengan nya , dan Kevin bisa merasakan hidup tentram dengan adanya cinta.
"Nggak! Ini nggak bener!"
Kevin menggelengkan kepala nya dan meletakkan ponsel di meja. Yaqiong sudah cukup menderita selama ini. Yaqiong sudah banyak menahan rasa sakit. Diabaikan , diacuhkan , tapi dia tetap hanya diam saja. Menjalani hidup dengan normal walaupun pasti tidaklah mudah. Tidak hanya Kevin yang merasa tertekan disini tapi Yaqiong juga. Tidak adil jika Kevin harus melukainya sekali lagi.
Mungkin hatinya yang sekeras batu sudah melunak. Biasanya tidak begini. Biasanya Kevin tidak merasakan apapun. Tidak ada rasa bersalah ketika dia bersikap acuh. Tidak ada rasa berdesir di hatinya melihat seseorang memasang wajah kecewa dan sedih. Kevin bahkan masih ingat saat Yaqiong kecewa pada nya dan akhirnya Yaqiong menyentuh botol minuman lagi. Saat itu Kevin memang marah. Tapi tidak ada rasa seperti ini. Kevin merasa ini bukan juga cinta. Atau ini belum berubah menjadi cinta? Ataukah pepatah cinta hadir karena terbiasa itu benar adanya?
"Entahlah! Yang pasti aku hanya tidak ingin lagi membuat dia kecewa"
Kevin menutup wajahnya frustasi. Rasanya menjengkelkan. Kenapa juga masita harus hadir lagi dalam hidupnya dan kenapa juga rasa Kevin untuk Yaqiong perlahan berubah? Ini jadi sangat rumit. Apa cinta memang serumit ini? Tidak bisakah lebih sederhana? Tidak bisakah Kevin melupakan masita sepenuhnya dan menerima Yaqiong? Ini sederhana kan? Tapi kenapa terasa rumit? Melupakan masita seperti mencoba meminum obat. Rasa nya terlihat mudah tapi terasa takut. Takut akan rasa pahit yang akan teringgal. Takut jika akan ada rasa sakit yang akan Kevin rasakan lagi. Masita adalah cinta pertama nya. Seseorang yang sangat berarti untuknya dulu. Dan seseorang yang bisa membuatnya tersenyum lepas. Melupakan beban hidupnya. Beban bahwa dia penerus papa nya. Beban bahwa hidupnya sudah diatur dan Kevin tidak di ijinkan mempunyai impian. Tapi bersama Masita Kevin pernah punya sebuah impian. Karena Masita sangat hoby dengan berfoto Kevin sempat berpikir bahwa dia akan menggeluti dunia photograpy. Dengan begitu mereka berdua pasti bisa bersenang - senang. Membangun studio Photo sendiri. Bekerja keras hingga akhirnya mereka akan menjadi photographer terkenal. Akan banyak artis yang datang untuk meminta di potret. Terdengar menyenangkan. Tapi itu hanya masalalu dan mimpi. Karena Kevin tentu tidak bisa kuliah di jurusan itu dan menjadi photographer professional.
"Salah satu hal yang membuatku sulit melupakanmu adalah, karna kau pernah memberiku sebuah impian. Paling tidak aku pernah merasakan memiliki sebuah keinginan walau tidak bisa ku raih"
KAMU SEDANG MEMBACA
Complicated (COMPLETE)
Fanfiction[ Beberapa Part di Private] Love is a complicated word Cinta adalah sebuah kata yang rumit bagi sebagian orang..... Kisah klasik perjodohan dua insan. Kevin Sanjaya dan Huang yaqiong.... Kevin harus menuruti kemauan papanya untuk menikah dengan s...