Without You ...

839 63 24
                                    

“Menjalani hidup tanpamu. Rasanya sulit. Tapi, ini yang kau inginkan bukan? Aku akhirnya mulai mencoba. Menghapus segala hal tentang mu. Chattingan konyol kita. Berdebatan ditelfon dan lainnya. Aku mencobanya dengan sangat keras. Awalnya sulit. Tapi keputusan sudah diambil. Selamat jalan untukmu kekasih. Semoga kau lebih bahagia tanpa kehadiranku. Aku tidak akan mengganggu atau menyusahkanmu lagi. Aku akan berusaha keras menata hidupku kembali tanpamu. Aku harap kau juga berusaha, dan kau juga akan lebih bahagia tanpa aku”

“I Love You Vin….”

Popor berbisik pelan, ketika tautan antara mereka terlepas. Kevin hanya memberikan reaksi dengan seulas senyum di wajahnya sembari mengangguk.  Setelah itu Kevin kembali fokus dengan kemudi nya. Memasang sabuk pengaman dan kembali menyalakan mesin.

Sunyi, situasi yang ada dalam mobil Kevin sekarang. Jarak antara café dan apartemen Kevin yang tidak begitu jauh membuat Kevin sengaja menurunkan kecepatan. Mengemudi dengan perlahan di jalanan dini hari yang masih sepi. Sementara popor memilih menutup mulutnya rapat – rapat setelah kalimat itu keluar juga. Cinta… itu sebenarnya tidaklah salah. Tapi, keadaanlah yang membuatnya salah. Sangat salah

Setelah beberapa waktu berlalu, mobil Kevin berhenti juga di lingkungan apartemen nya. Kevin menghela nafas berat. Akhirnya sudah berakhir sekarang. Hanya sampai disini

“Aku antar yaa…”

Kevin beranjak Keluar terlebih dahulu. Disusul oleh popor. Sebelum popor berjalan mendahului nya, dengan cepat Kevin meraih pergelangan tangan popor. Meminta untuk berjalan bersama. Popor hanya diam membiarkan tangan Kevin menggenggam tangan nya. Tidak ada reaksi apapun. Mereka Akhirnya berjalan bergandengan. Tangan Kevin terasa begitu erat menggenggam. Tidak sedikitpun berniat melepaskan. Bahkan saat mereka berada di dalam lift hingga keluar lift

“Sudah sampai….”

Popor berucap pelan saat mereka berada di depan pintu. Kevin masih menggenggam tangan popor. Kini bahkan berubah menjadi remasan kecil, popor menghela nafas dan berusaha menarik tangan nya.

“Apa kita tidak bisa bertemu lagi? Setidaknya sekali dalam satu minggu…”

Kevin terlihat memelas. Berharap masih ada sedikit waktu untuknya agar mereka tetap bisa bertemu

“Untuk apa?”

“Aku…. Aku… belum bisa…..”

“Kalau mau mencariku, kau kan tahu aku dimana. Tapi… semuanya tidak akan sama lagi. Dan… maaf aku baru bisa pindah pertengahan bulan depan. Apa tidak masalah?”

“Kau boleh tinggal disini selama yang kau mau…”

“Tapi aku nggak bisa…. Aku harus tetap pergi, darimu dan segala hal yang berhubungan denganmu…”

“Ehmm… Por, aku boleh melihatmu kan? Aku akan datang ke café setiap hari. Tenang saja aku nggak akan ganggu. Aku hanya melihatmu. Kau bisa pura – pura tidak mengenaliku disana”

“Café kan tempat umum. Datang saja sesukamu…”

Kevin memandang tangan mereka yang masih bergenggaman. Perlahan Kevin mulai melepas pergelangan tangan nya. Sampai benar – benar terlepas

“Terimakasih…Popor…”

“Ehmmm… aku masuk dulu…”

Popor Cepat – cepat masuk kedalam dan menutup Pintu. Sementara Kevin masih berdiri ditempatnya sampai pintu benar – benar Tertutup.

“Goodbye Kevin….”

Kevin berjalan lemah kembali menuju mobilnya yang terparkir. Akhirnya jalan inilah yang  Kevin ambil. Melepaskan dan melupakan. Mungkin terasa berat tapi itu lebih baik dari pada menahan tetapi menyakiti. Bersama tapi tidak bisa membuatnya bahagia. Mungkin Kevin dan popor dipertemukan oleh Tuhan tetapi tidak dipersatukan oleh Tuhan. Mungkin popor adalah hukuman bagi Kevin. akhirnya Kevin merasakan sakit karena cinta nya menghilang setelah Kevin membuat Yaqiong merasa bahwa Cinta nya juga menghilang. Padahal orang yang di cintai ada didepan matamu sendiri.

Complicated (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang