6.5 Extra HBD Hyunsuk

1K 176 31
                                    

Saat ku buka mataku. Yang kulihat adalah cahaya keremangan kamarku. Ku tolehkan kepalaku ke samping dan tak jauh dari ranjangku berdiri seorang gadis kecil dengan senyuman indahnya dengan membawa sebuah cake mungil.

Aku beranjak dari tidurku dan duduk seraya menatapnya lekat dengan senyuman yang tak kalah lebarnya dari gadis kecil yang ada di depanku saat ini.

"Selamat ulang tahun Oppa.." ia bernyanyi dengan melangkah kecil ke arahku.

Ketika gadis kecil yang tak lain adalah adikku sendiri. Choi Heejun. Sudah berada di depanku.

Heejun menyodorkan cake mungil yang aku yakini buatannya karena terlihat dari bentuk cake yang tak rapi. Segera aku dekatkan wajahku ke cake tersebut.

"Tiup lilinnya Oppa. Jangan lupa untuk make a wish." Ucapnya senang.

Aku mengangguk. Segera ku pejamkan mataku dan membuat permintaan kecil yang selalu ku ucapkan setiap tahunnya. Setelahnya ku tiup lilinnya yang hanya ada satu batang.

Ku acak rambutnya gemas dan tak lupa untuk berterima kasih padanya. Heejun tersenyum kecil dan mengangguk.

Lalu ia aku suruh untuk tidur kembali karena ini masih tengah malam. Tanpa ku suruh kedua kali, Heejun sudah berlalu pergi tanpa membawa cake yang sudah beralih ke tanganku.

Senyuman lebar yang ku yakini terpasang diwajahku karena melihat cake yang sangat imut. Meski cakenya sangat berantakan pada krimnya.

Malam itu juga aku memakan cake buatan Heejun.

"Ughh.. rotinya agak bantet.."

**

Paginya setelah aku rapi dengan seragam dan peralatan sekolahku. Segera aku turun ke bawah untuk makan.

Dan seperti biasa Ayah, Ibu dan Heejun telah berada di sana dengan posisi duduk mereka seperti biasanya. Ayah yang duduk di kursi kepala meja makan dengan Ibu yang berada disisi kanan dan Heejun disisi kiri Ayah.

Lantas kutarik kursi disisi Heejun dan aku duduk disebelahnya. Seperti biasa sarapan kami tanpa adanya senda gurau atau celotehan apapun, karena Ayah termasuk orang yang benci jika ada yang bicara saat makan.

"Kamu hari ini ulang tahunkan?" aku yang awalnya akan menyuapkan makananku, ku urungkan ketika mendengar Ibu berbicara.

"Iya Bu.." jawabku pelan seraya menatap Ibu yang masih fokus pada makanannya.

"Kamu sudah besar Hyunsuk." Kali ini Ayah yang angkat bicara. "Jadi kamu harus tahu akan posisimu sebagai anak sulung dan anak laki-laki dari keluarga ini. Ayah dan Ibu harap, kamu semakin dewasa karena kamu penerus perusahaan keluarga Choi." Jelas Ayahku dengan tatapan matanya yang dingin namun tersirat akan penuh harap padaku.

Seperti biasanya. Aku hanya bisa membalas ucapan Ayah dengan anggukan kepala dengan berat.

Terkadang aku benci dengan kehidupanku seperti ini. Aku tidak bisa bebas dengan memilih jalan hidupku.

Kali ini aku berangkat agak pagi. Ketika aku melewati depan rumah Byounggon hyung. Yang kulihat hanya halaman luas yang tampak sepi.

Dan entah kenapa aku berharap semoga saja Byounggon hyung mengucapkan selamat ulang tahun padaku. Walaupun aku tahu itu tidak mungkin, karena Byounggon hyung tak pernah mengucapkannya.

Kecuali waktu kecil dulu. Itu pun karena teman sepermainan kami mengucapkan lebih dulu ucapan selamat ulang tahun padaku dan diikuti Byounggon hyung yang malas-malasan mengucapkannya.

Nine Wishes - Choi Hyunsuk ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang