Cowok dengan rambut blonde dirty itu berlari secepatnya dari kediamannya. Ia menenteng tas ranselnya dan berlari menuju kesuatu tempat.
Tak butuh waktu lama sampai ke tempat yang ia tuju.
Benar ke rumah yang bergaya tradisional bercampur modern itu. Dan seperti biasa ia selalu berdiri di depan gerbang rumah tersebut.
"Oh Hyunsukie... kenapa tidak masuk?" tanya wanita dewasa dari arah belakangnya.
Hyunsuk si cowok berambut blonde dirty itu berbalik dan senyuman ceria mengembang dibibir pinknya. Ia lalu membungkuk sedikit ke arah wanita dewasa yang cantik itu.
"Eomma.. aku menunggu Byounggon hyung.." jawab Hyunsuk sambil menunjuk ke arah rumah.
"Kalau menunggu lebih baik ke da-" belum sempat wanita dewasa tersebut menyelesaikan ucapannya. Pintu gerbang berwarna coklat tua terbuka dan tampaklah seorang cowok keluar dari sana.
Si cowok itu terkejut ketika mendapati ibunya yang berada di depan rumah. Ia mendekati ibunya dan merapatkan mantel sang ibu.
Hyunsuk tersenyum melihat tindakan orang yang ia hormati sangat perhatian. Ia juga merapatkan jaketnya sendiri dengan senyuman yang lebih ceria.
"Lebih baik ibu ke dalam. Udara dingin tidak baik ibu lama-lama di luar." Tutur Byounggon sambil menyuruh sang ibu.
"Ibu sedang menemani Hyunsuk." Ibu menunjuk ke arah Hyunsuk yang berdiri tak jauh dari mereka.
Byounggon mengikuti telunjuk ibunya ke arah samping. Dan benar saja ia mendapati Hyunsuk yang tengah tersenyum lebar.
"Kalau begitu ibu masuk dulu ya.." setelah ibu pergi. Byounggon mendekati Hyunsuk yang masih dengan senyum lebarnya.
"Udah lama?" Hyunsuk menggeleng. "Lain kali jangan sampai Ibu ku berada di luar lama-lama karena udaranya dingin. Jadi kalau bisa kamu tidak perlu lagi menjemputku." Setelah mengatakan hal tersebut Byounggon berbalik dan berjalan menuju ke jalan raya yang tak jauh.
Senyum Hyunsuk berubah kecut. Ia tahu Byounggon sudah tidak agak tapi sangat risih dengan kehadiran Hyunsuk. Dan Hyunsuk juga tahu. Tadi Byounggon tidak menyadari kehadirannya saat keluar, baru Byounggon menyadarinya ketika ibunya menunjuk ke arahnya.
Hyunsuk tahu itu. Tapi ia diam saja. Ia sudah terbiasa. Terbiasa dengan sikap Byounggon kepadanya. Dan terbiasa makan hati. Namun...
"Hyunsuk! Sampai kapan kamu berdiri disitu? Kamu bisa terlambat!" teriak Byounggon.
Dan Hyunsuk tersenyum lagi. Ia mengangguk dan berlari menuju Byounggon yang telah melanjutkan jalannya.
Ketika Hyunsuk berada di samping Byounggon. Hyunsuk menatap Byounggon dengan senangnya dengan tak lupa senyuman lebarnya.
"Jangan menatapku seperti itu.. dan jangan tersenyum seperti itu.. menakutkan tahu.." ucap Byounggon sarkas tanpa menoleh sedikitpun ke arah Hyunsuk.
Yang dilakukan Hyunsuk hanya memajukan bibirnya. Ia kesal namun senang.
"Untung saja sayang.."
"Kamu bilang apa?" tanya Byounggon cepat ketika mendengar gumaman tak jelas dari Hyunsuk.
Hyunsuk geleng-geleng. "Tidak bukan apa-apa." Ucapnya secepat mungkin.
Byounggon hanya manggut-manggut dan terus berjalan tanpa ingin berniat tahu sedikitpun apa yang tadi diucapkan oleh Hyunsuk. Itulah yang membuat Hyunsuk lega karena Byounggon tak akan pernah berniat untuk mencari tahu jika menyangkut dirinya.
Perjalanan mereka hanya diiringi dengan sunyi dan keheningan. Tak ada satupun yang berniat berbicara, terutama Byounggon.
Hyung meski hyung tak pernah melihatku. Aku akan tetap berada disisi hyung sampai hyung yang meminta Hyunsuk untuk menjauhi hyung.
TBC
09-03-2018
Ini bukanlah fanfict pertamaku, aku harap kalian enjoy membacanya :)
Maaf jika aku agak jahat pada Hyunsukie :'(
![](https://img.wattpad.com/cover/141238659-288-k27609.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine Wishes - Choi Hyunsuk ✓
Різне(bxb) Meski tak melihatnya. Meski tak punya kepedulian terhadapnya. Ia tetap mencoba mengabulkan apa yang diharapkan dan diinginkan oleh orang yang ia sukai. Walau ia harus menelan kepahitan. Choi Hyunsuk. Ia yakin kalau perjuangannya akan membuahka...