Pertunjukkan tinggal tiga hari. Hyunsuk yang tidak dikekang lagi, setiap harinya membantu mereka. Ia juga yang memilih style apa yang akan mereka pakai. Untuk tampil pertama kalinya di panggung yang cukup besar, Hyunsuk tidak ingin penampilan mereka tidak menarik.
Kemampuannya dalam fashion kini digunakan. Hyunsuk tidak segan-segan meminjamkan aksesorisnya, mulai dari piercing yang semuanya ia miliki, klip PMO berbagai macam warna, pin, kalung dan gelang. Baju, jaket dan celananya jika ada yang mau. Atau kalau bisa, Hyunsuk akan membelikan beberapa baju yang bisa mereka gunakan.
Niat baik Hyunsuk yang satu ini langsung ditolak Donghun. Ia merasa sungkan dan merasa tidak berguna sebagai ketua maupun koordinator bagi semua anggotanya. Bagaimana mau Donghun kalah dari anak kecil yang masih duduk di sekolah menengah ini untuk membelikan semua baju yang bagus untuk mereka pakai.
Walaupun Hyunsuk kaya dan punya uang banyak. Donghun tidak mau memanfaatkannya dan ia juga malu. Padahal ia juga seorang pengusaha walau masih pengusaha kecil, tapi tidak bisa melakukan apapun untuk anggota yang lainnya.
Dan Donghun juga paham dengan anggota keluarga masing-masing, walaupun mereka tidak sekaya Hyunsuk. Mereka masih bisa membeli beberapa baju untuk kostum mereka sendiri.
"Jaeyong hyung.."
"Mmn.."
Fokus Jaeyong yang semula pada semua aksesoris Hyunsuk, kini menoleh ke samping dan menatap orang yang berada di sampingnya yang kini sedang kesal. Walau wajahnya terlihat biasa saja, namun di lihat dari mata sipitnya.
Jaeyong tahu, pemuda mungil ini sedang cemberut namun tetap menjaga mimik wajahnya.
Ditepuknya pucuk kepala Hyunsuk yang langsung menatap ke arah Jaeyong. Senyum terpampang di wajah pemuda yang tangannya masih betah berlama-lama bertahan dipucuk kepala Hyunsuk.
"Apa yang membuatmu kesal?"
Refleks Hyunsuk menyentuh wajahnya. Ia merasa kalau Hyunsuk tidak menunjukkan perasaannya yang sesungguhnya di wajahnya dengan jelas.
"Kenapa hyung tahu?" Hyunsuk mengerutkan alisnya.
Jaeyong tertawa lirih. "Aku tahu segalanya tentangmu." Mata sipit Hyunsuk membulat lucu. Membuat Jaeyong semakin gemas saja.
Akhirnya Hyunsuk tidak segan-segan menunjukkan wajahkesalnya. "Padahal aku mau membelikan baju yang akan mereka pakai. Tapi Donghunhyung melarangnya. Aku tulus membantu hyung.."
Wajahnya kini mulai terlihat amat sangat kesal. Padahal Hyunsuk punya niat baik untuk membantu mereka. Tapi penolakan Donghun yang mengatakan kalau ia tidak ingin memanfaatkan kekayaan Hyunsuk. Malah membuat Hyunsuk kesal.
Hyunsuk tahu kalau teman-temannya ini tidak ada niatan untuk memanfaatkannya. Oleh karena itu, Hyunsuk ingin membantu mereka untuk membelikan baju yang bagus untuk mereka.
"Kamu membuatku seperti tidak berdaya saja."
"Eh?" kedua alis Hyunsuk semakin menyatu sama lain.
"Aku paham dengan keputusan Donghun hyung dan kamu. Tapi siapa pun yang berada di posisi Donghun hyung, pasti akan melakukan hal yang sama."
"Kenapa memangnya hyung?"
Jaeyong tersenyum maklum. Ia memaklumi cara berpikir Tuan Muda yang sangat unik ini.
"Yang pasti Donghun hyung tidak ingin merepotkanmu.." Hyunsuk ingin memotong ucapan Jaeyong, kalau itu tidak pernah merepotkannya sedikit pun. Tapi reaksi Jaeyong yang cepat, ia menjepit bibir Hyunsuk yang menurutnya seperti bebek. Jadi mengerucut lucu di antara jari-jari Jaeyong. ".. Dan juga kamu tanpa sadar telah menjatuhkan harga diri Donghun hyung."
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine Wishes - Choi Hyunsuk ✓
De Todo(bxb) Meski tak melihatnya. Meski tak punya kepedulian terhadapnya. Ia tetap mencoba mengabulkan apa yang diharapkan dan diinginkan oleh orang yang ia sukai. Walau ia harus menelan kepahitan. Choi Hyunsuk. Ia yakin kalau perjuangannya akan membuahka...