Byounggon memeluk erat Jinyoung dalam dekapannya. Dihirupnya aroma lembut yang menguar dari tubuh Jinyoung. Hatinya damai seketika.
Kekehan geli Jinyoung semakin membuat Byounggon menggila. Ia ingin sekali menyeret hyung manisnya ke suatu tempat dan menguncinya untuk dirinya saja.
"Hyung aku sangat merindukanmu.." lirih Byounggon seraya mengendus-endus leher Jinyoung.
"Aku juga." Ucapnya. Byounggon tersenyum senang. "Anu Byounggon.."
"Iya?" Byounggon tetap mengendus-endus leher putih Jinyoung, sehingga membuat si empu geli.
"Bisa lepaskan. Kita jadi tontonan loh.." Byounggon tersadar akan apa yang ia lakukan. Dengan tidak rela, ia harus melepaskan pelukannya yang sangat nyaman.
Ditatapnya Jinyoung yang ia rindukan. Wajah mungil Jinyoung ditangkup oleh Byounggon. Dengan teliti ia melihat setiap inci wajah orang yang ia kasihi.
"Tetap manis." Ucap Byounggon dengan tulus dan tersungging senyuman diwajah tampannya.
Jinyoung cemberut, ia pukul kepala Byounggon pelan seraya menatap ke arah lain dengan bibir dikerucutkan.
Kekehan Byounggon terdengar karena melihat tingkah Jinyoung yang imut dan menggemaskan. Byounggon benar-benar suka.
Ketika mata Jinyoung tidak sengaja melihat ke belakang. Ia melihat Hyunsuk yang hanya berdiri diam memperhatikan mereka berdua.
Tatapan mereka bertemu. Hyunsuk lalu memasang senyum sambil melambaikan tangannya.
"Hyunsuk kemarilah.." Byounggon yang mendengar nama Hyunsuk tersadar kalau ia dari tadi ada di sana.
Byounggon melepas tangkupannya dan berbalik malas-malasan melihat Hyunsuk sedang berjalan ke arah mereka dengan ragu-ragu. Saat sampai di depan mereka, Hyunsuk bingung harus apa.
Namun yang saat ini yang bisa ia lakukan adalah tersenyum dan memeluk Jinyoung erat. Ketika Hyunsuk memeluk Jinyoung, ia mendengar dengusan sebal Byounggon.
Hyunsuk sadar, segera ia lepas pelukannya dan tersenyum manis menatap Jinyoung.
"Bagaimana kabar hyung?" tanya Hyunsuk dengan senyuman yang tak pernah hilang.
"Baik." Jawab Jinyoung seraya memutar tubuhnya. Hyunsuk tersenyum seraya mengangguk.
"Bagaimana kalau kita ke rumah?" ajak Jinyoung yang langsung diangguki Byounggon. Ketika Hyunsuk akan ikut, Byounggon menatapnya tajam. Hyunsuk tahu apa arti tatapan itu, jadi Hyunsuk menggeleng.
"Maaf hyung aku harus pulang ada yang harus aku kerjakan." Tolak Hyunsuk halus. Raut wajah Jinyoung berubah sedih namun ia tetap menyunggingkan senyumnya.
"Tidak apa-apa. Lain kali saja ya.." Hyunsuk mengangguk. Ia lalu membungkuk sedikit dan berlalu pergi meninggalkan mereka berdua.
Dalam perjalanan Hyunsuk menundukkan wajahnya seraya memegang dadanya yang berdetak cepat namun sangat sakit. Disandarkan tubuhnya pada tembok dan mencengkeram erat baju dibagian dadanya.
Sekuat tenaga Hyunsuk menahan tangisnya. Hyunsuk tidak boleh seperti ini karena dari awal Hyunsuk sudah paham akan situasi yang akan terjadi.
Ia harus kuat.
Hyunsuk berdiri dan kembali berjalan. Langkahnya pelan dan terseok-seok. Hyunsuk tidak baik-baik saja. Hyunsuk yang terkenal tegar, saat ini sangat rapuh.
"Byounggon hyung.. Hyunsuk sakit.." lirih Hyunsuk sambil menengadahkan wajahnya ke atas agar air mata yang berada di pelupuk matanya tidak meluruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nine Wishes - Choi Hyunsuk ✓
Sonstiges(bxb) Meski tak melihatnya. Meski tak punya kepedulian terhadapnya. Ia tetap mencoba mengabulkan apa yang diharapkan dan diinginkan oleh orang yang ia sukai. Walau ia harus menelan kepahitan. Choi Hyunsuk. Ia yakin kalau perjuangannya akan membuahka...