5.Moirae.

4.6K 143 1
                                    


5.Sumber Kekuatan.

"Jangan takut saat kita menghadapi masalah.karena kita di pertemukan dan di satukan untuk melawan rasa takut itu bersama-sama.untuk selamanya!"-juna

****

Tiba-tiba seseorang masuk dengan tergesa-gesa.

"meyla!"

Orang itu merasa sangat sedih saat melihat peri kecilnya terbaring lemah.

"Maaf,..maaf...maaf"
lirih lelaki paruh baya tersebut terus mengecup punggung tangan mungil meyla yang bebas infus.

Ketiga orang itu hanya bisa berdiam diri, mereka fikir mungkin peria itu salah satu keluarga meyla.kemudian pintu terbuka menandakan ada seseorang yang datang lagi, dan benar saja itu adalah juna.

"Meyla belum juga sad--" ucapan juna terhenti ketika ia sadar dengan kehadiran orang itu.orang yang sangat meyla benci dan meyla hindari.

"Om ngapain di sini?!"ucap juna dengan nada bicara sedikit meninggi.

"Juna,om mohon untuk kali ini saja om ingin melihat meyla dari dekat"

"Nggak om nggak.om enggak boleh deket sama meyla lagi!"juna tetap keukeuh melarang orang itu untuk berdekatan dengan meyla.

Juna tahu seberapa menderitanya meyla saat lelaki paruh baya ini pergi meninggal meyla yang waktu itu masih berumur 12 tahun.

Di mana masa-masa remaja yang seharusnya butuh bimbingan seorang ayah tapi orang itu malah pergi meninggalkannya,ibunya bahkan kedua adik meyla yang masih kecil.

"Tapi--"ucapan lelaki itu terhenti oleh seseorang yang baru saja terbangun dari tertidurnya dan kini berusaha duduk tanpa menghiraukan rasa sakit di kepalanya,jassie membantunya duduk dari posisi tidur.

"Saya harap anda bisa paham apa yang kak juna katakan!" meyla berkata dengan penuh penekanan.

"Meyla kamu sudah bangun say--" ucapan ayah meyla terpotong lagi.

Lelaki paruh baya itu adalah ayah meyla–anton.

"Berhenti melangkah atau saya akan benar-benar tidak menganggap anda!"ucap meyla dengan sedikit tinggi.meyla mengigit bibir bawahnya menahan tangisnya agar tidak pecah.

Juna mengajak ayahnya meyla untuk segera meninggalkan ruangan ini.namun,berat rasanya untuk meninggalkan peri kecilnya.tunggu!bukannya dia memang sudah meninggalkan meyla?! Sungguh tidak tahu diri.

"Om!juna mohon.meyla butuh ketenangan untuk saat ini.mungkin belum saatnya om dan meyla kembali seperti dulu."juna berjalan dengan ayahnya meyla keluar rungan,ayahnya meyla mengangguk pertanda ia memaklumi perlakuan meyla padanya.

Didalam ruangan jassie langsung menenangkan meyla yang menangis tanpa suara hanya tubuhnya yang bergetar hebat.

"Kalau begitu juna pergi dulu ke dalam ya om,permisi"juna langsung masuk ke dalam ruangan meyla kembali.

"Papah akan buat kamu mengerti semua ini nak"dan ayah meyla pun pergi.

Juna menghampiri meyla yang masih menangis.usaha jassie untuk menenangkan meyla sia-sia karena sedari tadi meyla tidak berhenti menangis dalam pelukannya yang semakin mengerat.

Jassie bicara pada juna lewat tatapan agar juna segera membujuk meyla agar berhenti menangis.

Juna mengangguk.mengambil alih tubuh meyla agar berganti memeluknya.

Tak sadar ada seorang Cowok yang merasa kesal melihat juna memeluk meyla.

Juna memeluk erat tubuh mungil gadis kecilnya yang sedang menangis itu.

Moiraé [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang