"Floren. Aku pulang," sapaku setelah melempar tas ke atas kasur.
Dia berdiri di sana dengan wajah cemberut. Dia masih marah? Aku menahan tawa.
"Jangan marah lagi dong." Aku memeberikan sebatang cokelat untuknya. Katanya rata-rata perempuan suka cokelat.
Benar saja, kedua matanya langsung berbinar menatap cokelat di tanganku. Tubuhnya condong kedepan dan mengambilnya cepat.
"Makasih!"
Dia tampak membuka bungkus itu dengan hati-hati dan melahapnya.
"Kau menyukainya?"
Dia mengangguk kecil. Kemudian kembali meraih catatannya.
"Aku suka."
"Eh suka apa?" Aku menatapnya tidak mengerti. Suka cokelatnya?
"Suka Farrel yang kayak gini."
Dia menurunkan catatannya dan tersenyum lebar. Manis sekali, membuat pipiku terasa begitu panas.
23/04/2018

KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Dia Pergi
Short Story15+ Aku sering kali menatapnya dikala senggang dari kaca jendela kamarku. Dia adalah seorang gadis dengan senyum manis yang tinggal tepat di sebelah rumahku. Kami sering bertukar sapa, saling bercakap, menjalin hubungan pertemanan dengan baik di a...