Momen -2-

794 62 7
                                    

Matahari hampir tenggelam di barat sana. Aku baru saja pulang dari sekolah dan membuka jendela kamar seraya bersantai meminum secangkir es teh dengan sepoi angin yang menenangkan.

Tanganku meraih sebuah novel ringan sebelum mendudukan diri di depan meja tulis tepat di depan jendela. Mataku segera menyusuri setiap kata tanpa lelah.

Sret. Bruk!

Kepalaku terangkat. Kembali menatap gadis mungil tetanggaku itu di sana.  Dia tampak melambaikan tangannnya padaku.

Aku tersenyum dan membalasnya.

Tiba-tiba tangannya mengisyaratkan "Tunggu sebentar" dan aku menurut. Selang lima menit dia kembali dengan membawa buku catatan cukup besar--mungkin berukuran A3 dan pena.

Dia menulis dengan cepat. Tangan kanannya dengan lentik menari diatas kertas.

"Hai. Selamat sore!"

Aku bingung sekejap. Kaget dan heran dengan caranya berbicara, namun cepat mengerti.

"Hai," sapaku agak canggung.

"Apa aku menganggumu?"

Dia menurunkan sedikit catatannya. Seolah membiarkanku melihat raut wajahnya yang takut sambil membaca. 

Aku menggeleng. "Sama sekali tidak kok." Terakhir kulampirkan senyum terbaik.

"Benarkah? Kau kelihatan lelah."

"'kan aku baru pulang sekolah." Aku menutup sempurna novel digenggaman. Membiarkan diriku tetap fokus dengan dirinya.

Mulutnya membentu huruf o tanpa suara. Kemudian jarinya menulis lagi.

"Aku Floren. Kamu?"

"Farrel."

><

5/4/2018

Setelah Dia PergiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang