Aku menutup buku biologi yang baru saja kubaca. Ini akhir pekan, ujian akan perlanjut pekan besok. Jadi aku bisa sedikit bersantai.
Aku mengalihkan pandangan menatapnya. Gadis berambut cokelat di seberang jendela. "Flo!"
"Ya?"
"Kenapa kamu banyak diam akhir-akhir ini?" Seminggu sejak kepulanganku dari rumah sakit Floren banyak diam dan memperhatikanku.
Dia tampak menuliskan sesuatu dengan cepat. Kemudian tangannya berhenti. Ia menghapus kata-katanya dan kemvbali menulis. "Tidak apa-apa. Farrel sendir apa kabar? Ujiannya lancar?"
"Tentu saja lancar." Aku menjawab dengan bangga. "Aku selalu jadi juara kelas lho."
"Benarkah? Tidak heran sih, kamarmu saja isinya buku semua." Dia tertawa kecil saat menunjukan kalimatnya padaku.
"Hey! Kamu 'kan hanya melihat dari luarnya saja. Kamu tidak pernah masuk ke kamarku juga, huh!" Aku menggerutu kesal karena pernyataannya benar.
Dia tertawa lagi. "Iya ya? Maaf deh."
"Ayo bertemu." Aku menatap mata itu lurus. "Aku ingin menunjukan kamarku padamu."
Diluar dugaan, dia bergeming. Diam begitu lama. Larut dalam pikirannya sendiri.
"Aku pamit." Dia menarik tirai jendelanya dan menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Dia Pergi
Short Story15+ Aku sering kali menatapnya dikala senggang dari kaca jendela kamarku. Dia adalah seorang gadis dengan senyum manis yang tinggal tepat di sebelah rumahku. Kami sering bertukar sapa, saling bercakap, menjalin hubungan pertemanan dengan baik di a...