Papa memutuskan mengantar Ibu itu pulang sampai ke rumahnya. Meninggalkanku sendirian dengan pikiran yang meronta-ronta dengan hal-hal diluar nalar yang terjadi.
"Bu. Apa Floren ... seorang disabilitas?" Aku bertanya dengan hati-hati saat tangisannya mereda.
Jawabannya mengejutkanku. Dia menggeleng.
Itu adalah hal yang tidak masuk akal pertama. Kedua, jika Floren terbunuh begitu lama, mungkin sebulan lalu, mengapa aku tidak mencium bau busuk pekat padahal jasadnya ada di kamar sebrang.
Terakhir, kenapa aku bisa berbincang dengannya.
Aku mengangkat kepala.
Ini terlalu tidak masuk akal dan membingungkan. Lalu siapa yang aku lihat dua hari lalu dan meminta maaf?
"Flo. Aku kangen. Ini rasanya menyakitkan sekali."
![](https://img.wattpad.com/cover/141735856-288-k877066.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Dia Pergi
Cerita Pendek15+ Aku sering kali menatapnya dikala senggang dari kaca jendela kamarku. Dia adalah seorang gadis dengan senyum manis yang tinggal tepat di sebelah rumahku. Kami sering bertukar sapa, saling bercakap, menjalin hubungan pertemanan dengan baik di a...