Srek. Srek.
Penaku meluncur dengan lincah diatas buku tugas. Mencatat angka dengan huruf dengan cekatan seraya benak berpikir dalam dengan cermat.
Ketika berhadapan dengan buku, soal, materi dan sejenisnya tidak ada yang bisa mengalihkan perhatianku. Aku terlalu tertuju pada mereka yang mengisi hari-hariku di rumah kosong ini.
Tak ada kehangatan keluarga di sini, yang ada hanyalah bangunan tua cantik yang dibangun dan ditinggal pergi oleh pemiliknya untuk mencari lembaran kertas berwarna-warni yang paling dicari.
Jadi--aku--anak satu-satunya menyibukkan diri dengan buku. Membeli banyak buku, membeli rak buku, hingga dua rak tinggi besar di pojok kamarku telah terisi penuh.
"Hmm, aku butuh rak baru."
Srek. Bruk!
Suara apa itu? Aku mengangkat kepalaku. Menatap keluar jendela. Perhatianku teralihkan. Saat itulah pertama kali kami saling memandang.
Mata cokelat itu dengan begitu polos menatapku dengan rasa bersalah. Tubuh kecilnya membungkuk sedikit mengisyaratkan maaf yang mendalam.
Aku melempar senyum ringan dan mengangguk kecil sebagai balasan.
Kemudian, kembali menyibukan diri dengan buku tugas, mengabaikannya yang menganggu aktivitas pentingku kala itu.
Siapa ya? Kok aku baru lihat? Tetangga baru kah?
><
A/N : kayaknya baiknya ini update senin dan kamis aja deh. Wkwkwkw. Oh ya btw, semoga kalian suka. Icha nggak biasa deh nulis dengan style gini. //lirik works yang pembawaannya dark// Oh ya, ini jadinya paling pendek pendek 100-300 kata perchapter (makanya update 2x seminggu hehehe)
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Dia Pergi
القصة القصيرة15+ Aku sering kali menatapnya dikala senggang dari kaca jendela kamarku. Dia adalah seorang gadis dengan senyum manis yang tinggal tepat di sebelah rumahku. Kami sering bertukar sapa, saling bercakap, menjalin hubungan pertemanan dengan baik di a...