Floren menghilang. Lenyap begitu saja, sudah tiga hari aku tak melihatnya muncul dan melamun menatap cakrawala.
Walau kupanggil berkali-kali juga dia tidak muncul.
"Kamu ke mana si Flo?" Aku bergumam di tepi jendela.
Pikiranku berkecamuk. Dia jadi aneh sejak aku mengajaknya bertemu waktu itu. Apa dia tidak nyaman denganku?
"Huf. Flo. Maaf kalau aku membuatmu tak nyaman. Jangan seperti ini," Aku melayangkan pandanganku pada jendela disebrang yang tertutup dan gelap. "Aku rindu tahu."
"Kamu ngomong sama siapa, Rel?" Papa berdiri di depan pintu kamar seraya membenarkan ujing lengan kemeja yang kusut.
"Bukan siapa-siapa, Pa."
Detik berikutnya, suara bel berbunyi. "Iya sebentar!" Papa berseru sendiri dan turun kebawah.
Aku mengikutinya karena penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Setelah Dia Pergi
Cerita Pendek15+ Aku sering kali menatapnya dikala senggang dari kaca jendela kamarku. Dia adalah seorang gadis dengan senyum manis yang tinggal tepat di sebelah rumahku. Kami sering bertukar sapa, saling bercakap, menjalin hubungan pertemanan dengan baik di a...