19. *please, don't go*

2.8K 474 51
                                    

  On previous chapter

Heehh.. rupanya pukulan laki-laki tua itu mulai melemah. Lihat saja rahang dan pelipisku tidak selegam dulu. Ada sedikit sobek di sini tapi tak apa. Baekhyun tersenyum mengusap-usap ujung bibirnya yang masih mengeluarkan darah. Sekarang aku harus memintanya datang.

Baekhyun lalu mengambil ponselnya dan menekan nama

..... SEHUN....

-----------------------------------------------------------------------------------------------

"Soo-ya, maaf......" Jisoo lalu mengangguk dalam diam. ..... aku sayang kamu ......

Dengan cepat Jisoo berputar dan memeluk balik Sehun. Dengan tangan kekarnya Sehun mengeratkan rengkuhannya seakan tidak ingin memberi ruang Jisoo untuk bergerak. Jisoo memejamkan matanya menikmati setiap ritme detak jantung Sehun yang terdengar di telinganya dan menyelaraskan hembusan nafasnya bersama Sehun membuat Jisoo makin mati gaya.

Biarkan seperti ini, please. And i wish time stops so you [i] could hug me [you] a little longer.

Lidah Jisoo terasa kelu dan bibirnya seperti membeku karena dengan begini saja Ia sudah cukup bahagia. Ia tahu hati dan perasaannya terlalu lemah karena Ia tidak bisa membohongi dirinya sendiri seberapa pun ia benci cowok antartika ini pada akhirnya rasa sayang mengalahkan segalanya.

Mungkin terlalu cepat memperlihatkan perasaannya pada Sehun tapi seperti itulah Jisoo disaat Ia yakin akan perasaannya ia tidak akan ragu menunjukkannya, bagi dia cinta itu untuk diperlihatkan bukan untuk disembunyikan. Dan Sehun bukan tipikal cowok yang suka basa basi dan romantis, dia lebih suka menunjukkannya diam-diam daripada ngegombal. He is a man with actions not with words.

"Soo-ya..." Sehun memanggilnya pelan.

"Hemm..." jawab Jisoo tanpa melepaskan pelukannya. Kok habis manggil diam? Apa dikira dia aku tidur ya??

"Doggy kamu siapa namanya? Jantan atau betina?" Lho kok malah tanya nama Dalgom sih, Sehun. Maksudnya apa tanya jantan atau betina? Heran deh sama pertanyaannya. Masak moment  begini justru tanya-tanya soal doggy.

"Dalgom. Dia jantan. Kenapa?" Jisoo mendongak ke atas dan menumpukan dagunya ke dada Sehun. Sehun pun tersenyum menunduk ke Jisoo.

"Ooh.. pantesan. Sepertinya dia enggak suka sama aku." Pelan-pelan tangan kekarnya melonggarkan pelukannya, mengusap-usap atas kepala Jisoo.

"Heeh? Kenapa? Dalgom penurut kok," bela Jisoo.

"Tuh lihat saja, dia tarik-tarik celana aku. Cemburu kayaknya," jawab Sehun terkekeh sambil menunduk ke arah bawah. Jisoo pun ikut-ikutan menunduk dan benar Dalgom sedang menarik-narik ujung celana Sehun seperti mainan.

"Dalgom, Hajima!! Hajima, Dalgom!!," Jisoo menangkap Dalgom dan dengan mata terbelalak memarahinya sambil mengacung-acungkan jari telunjuknya ke muka Dalgom beberapa kali. "Dalgom, naughty ya! Nanti tidak boleh masuk kamar Jichu lagi!" katanya.

"Dia mungkin kesepian. Kapan-kapan aku ajak Vivi ke sini, biar mereka bisa main-main," kata Sehun sambil ikut membelai punggung Dalgom.

"Kamu punya anjing peliharaan juga?" Sehun mengganggukkan kepalanya. Jisoo tersenyum senang membalasnya.

"Kamu masih sakit? Pasti gara-gara kehujanan kemarin itu ya?" tanya Sehun kemudian meletakkan telapak tangan kanannya ke dahi Jisoo yang tentu saja membuat Jisoo terkejut dengan terus bermain dengan Dalgom tanpa melihat Sehun.

Jisoo berusaha menetralkan detak jantungnya yang kembali berdebar akibat sentuhan tangan Sehun seperti magic yang bisa membuat tubuhnya gemetaran.

* I'm S t r a i g h t * [HunSoo's Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang