4. * she called me candy boy *

3.9K 560 25
                                    

on previous chapter

"Tweety, sudah selesaikan makannya. Ini dimakan obatnya dulu?" Sehun memberi obat maag padanya dan langsung jalan ngelonyor meninggalkan Jisoo yang shock terdiam karena tingkah Sehun.

Sejak kapan dia membeli obat maag?

And by the way, he called me, what?

TWEETY????? SEHUN!!!!!!!!

---------------------------------------------------------------------------------------------------

"Hei Sehun berhenti!!! Sehun.... Sehun!!!" Jisoo terus memanggil Sehun saat mereka menuju ke parkiran. Dia ingin tahu alasan Sehun kenapa memanggilnya tweety. Karena seumur-umur hanya Sehun yang memanggilnya dengan sebutan burung kuning itu.

Sayangnya Sehun seakan tidak peduli dengan teriakan Jisoo, dia terus saja berjalan sambil tersenyum karena dia dapat membayangkan wajah kesal Jisoo karena dicuekin.

Saat sudah hampir dekat mobil Sehun mematikan alarm mobil dan berjalan ke sisi driver.

"Sehun!!!" Jisoo berjalan sambil terengah-tengah menuju ke samping mobil.

Sehun menengadah dan memandang wajah Jisoo dengan datarnya. "Kamu tahu enggak teriakan kamu bikin polusi suara. Lihat tuh burung-burung di udara langsung pergi dengar suara kamu. Enggak cukup ya panggil namaku sekali saja. Perlu ya semua orang di sini tahu siapa namaku?"

"Salah sendiri kenapa kamu tidak berhenti waktu aku panggil? Polusi udara? Memangnya suaraku ini mengandung gas berbahaya. Cihh.. menyebalkan." Jisoo menunjukkan wajah kesalnya.

Sehun sadar bahwa perkataannya agak tidak sopan ke Jisoo padahal sebenarnya dia hanya bercanda tapi melihat wajah Jisoo yang kesal dia jadi merasa bersalah. "Maaf, aku hanya bercanda kok. Sekarang kenapa kamu panggil aku tadi?"

Baru Jisoo mau bertanya tiba-tiba dari jarak jauh ada yang memanggil nama Sehun.

"Sehun-niee.... Aigyo.. Sehun-niee... " Sehun dan Jisoo mengikuti arah suara yang memanggil. Seorang laki-laki paruh baya sekitar 45 tahun, berkepala botak licin, bergaya modis malah lebih cocok bergaya kemayu berlari-lari kecil ke arah mereka lebih tepatnya ke arah Sehun sambil bertepuk tangan kecil beberapa kali.

Setelah sampai di depan Sehun, pria itu langsung memeluknya erat sambil memberikan kecupan pipi kiri dan kanan Sehun kemudian memeluknya lagi, seperti orang yang sudah lama tidak ketemu. Sehun sang empunya raga hanya diam dan tidak menolak seakan-akan dia sudah biasa diperlakukan seperti itu.

"Aigyo Sehun-nie, ada angin apa kita ketemu disini? Pantas saja semalam aku mimpi kamu, my candy. Ternyata ketemu kamu di sini.. Heemm....?" Kata orang itu dengan suara manis manja setelah melepaskan pelukannya tapi tidak lupa menjawil pipi kanan Sehun.

What??? My candy..... uwweekkk... Jadi maksud Om ini Sehun itu gula-gulanya dia gitu? Jisoo menatap pria itu dengan tidak percaya. Jisoo mencoba mengingat observasinya soal orientasi seksual dan ciri-ciri yang kadang terlihat dari orang gay. Dan si Om ini sangat-sangat mendekati ciri itu. Apalagi dengan tingkah laku yang dia lakukan terhadap Sehun seakan tidak peduli dengan tatapan orang sekitarnya. Jangan-jangan Sehun peliharaan Om ini? Ohh My God..

Tanpa sadar Jisoo mengeluarkan suara "Haaahhh...," dengan mata terbelalak dan refleksi langsung menutup mulutnya karena akibat suaranya itu Sehun dan si Om itu menengok ke arah Jisoo.

"Aa.... Maaf...." Jisoo membungkukkan badannya sedikit ke arah mereka.

"Ehem... Sehun-nie, siapa dia?" tanya Om itu sambil menunjuk ke arah Jisoo dengan gerakan telunjuk arah atas ke bawah, bawah ke atas.

* I'm S t r a i g h t * [HunSoo's Story]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang