Part 7

1K 97 6
                                    

Please Comment and Vote ^^

BackSound : Boss_Nct U

====

Mengintip dari sela-sela pintu yang di bukanya, soo hee melihat jongin yang berjalan diantara lemari kecil dan sofa yang membelakanginya. Terus mengawasi tak ingin keluar kamar karena merasa belum siap dengan ribuan pertanyaan yang tak dia siapkan jawabanya terlebih dahulu.

Menutup pelan pintu. kret—. Membanting kesal dirinya di atas tempat tidur dan terus saja mengumpat "eommaa~ kemana sih penyihir itu. Saat aku butuhkan aja gak ada, saat tak di butuhkan tiba-tiba mengagetkanku soo he-ya—" gerutu soo he menirukan panggilan yang selalu eommanya lakukan.

"aiishhh, kenapa juga dia masuk seenaknya? Bikin aku frustasi saja" soo hee mengacak rambutnya yang baru dikeringkannya.

"dia pintar sekali menata ruangan ini, cerdas" jongin yang sedari tadi menunggu pemilik rumah keluar mencari kenyamanan diri di rumah yang pemiliknya seorang wanita single tak juga kunjung keluar sejak 4 jam lalu itu. Dia melihat jam di tangannya menunjukan hampir pukul 2 pagi.

Dia berkeliling dari siang hari saat menginjakan kaki di sekitar daerah Paulo dan bulak balik ke tempat yang sama sampai akhirnya penghuni rumah membukakan pintu pada jam 10malam ini. Tapi setelah penasaran masuk pemilik rumah tak mau keluar dari bilik pribadinya "apa dia ketiduran? Apa perlu aku ketuk pintunya?". Jongin hampir putus asa. Seperti berada di rumah sendiri, dia membuka lemari es untuk mendapatkan air mineral dingin. Kembali duduk sampai akhirnya dia ketiduran di depan televisi yang memutarkan acara fashion show dengan salah satu modelnya adalah dirinya.

Pagi hari— soo hee keluar dari kamar dengan rambut yang berantakan. menggaruk kepala yang tidak gatal. Kaget saat matanya mendapati seorang lelaki meringkuk di atas sofa. "aigoo— jadi semalam dia disini? kerja keras sekali"

Menghampiri "hyaa— jadi kamu kesini tuh untuk numpang tidur hh?" sapaan dari kaki soo hee pada squisy idol kelas tinggi. [Tidak sopan bat anjay laki gue lu tendang-tendang]

"Idol macam apa kamu? Ireona— [bangun] palli [cepat]" dengan seenaknya soo hee bersikap kasar. Selaku tuan rumah soo hee yang menahan lapar semalaman dan dengan enak sang tamu tak di undang ini berlaga seperti pemilik rumah yang sebenarnya. Cemilan dan minuman kaleng terhampar, berserakan di atas meja.

Jongin yang hanya merespon dengan gerakan sederhana hanya mengubah posisi ringkukannya. Tak ada lagi squisy yang di tendang. Yang ada hanya wajah tampan dengan mata yang terpejam, hidung mancung, bibir menggoda dan tulang rahang yang kuat. Membuat soo hee memiringkan kepanya melihat semakin tak bisa menahan godaan "Dewa langit, aaaa—" jerit hatinya. dan akhirnya memutuskan untuk melampiaskan dengan meledakan kemarahan.

Brug— gebrakan meja kencang mengagetkan jongin yang terbangun setelahnya. Kaleng-kaleng kosong dan beberapa sampah yang ada di atasnya ikut bergetar dan jatuh beberapa ke atas karpet kecil di bawah meja. Bahu yang naik turun dengan nafas kemarahan tertahan di tubuh wanita yang tak diijinkan untuk jadi tuan rumah oleh tamunya.

"uh—kamu sudah bangun?" dengan santai jongin mengatur nafas dan menggeliatkan tubuh jenjangnya. Meluruskan tulang dan otot-otot karena tidur yang meringkuk.

"nagala [silahkan pergi]" tak mau lagi emosi, soo hee menunjukan tangannya ke arah pintu utama rumahnya. Itu artinya jongin di usir dengan tidak hormat. Jongin yang membungkam langsung saat sedang membuka lebar mulutnya, menguap. Memandang wanita yang berdiri dengan baju tidur berlengan pendek di depannya.

***

"jebal"

Seakan soo hee adalah seorang penyihir jahat yang tak memberi kesempatan kedua bagi jongin yang harus menjadi tumbal. memohon pada sang penyihir soo hee. Jongin yang memasang muka melas menumpangkan tangannya di atas pahanya berlutut agar soo hee mau berbaik hati menerima permohonan maafnya.

FATE MAGICWhere stories live. Discover now