Part 11

560 86 2
                                    

Please Comment and Vote ^^

BackSound : What If_EXO

=======

 "uri appaga eodieyoe?" jongin berjalan menuju halaman. Setelah mencari appanya yang sejak tadi tidak dia temukan dimanapun. Bertanya pada pak kang dan asisten di istananya itu.

Pak kang yang sedang memeriksa tanaman bunga itupun menghentikan pekerjaannya untuk memenuhi panggilan tuan mudanya itu. "tuan kim sedang berada disuatu tempat. Kata beliau, beliau tak ingin ada yang mengganggunya untuk sehari ini, tuan muda."

Jongin mengangguk samar. Lantas kembali masuk kedalam rumah. Bukan untuk mrnyusul soo hee. Melainkan untuk menemukan appanya yang tengah bersembunyi, yang sudah ketahui dimana letak persembunyian appanya itu.

Istana megah itu memiliki banyak sekali tempat persembunyian. Sengaja arsitekturnya dibuat setiap ruangan ada tempat untuk menenangkan diri. Tepatnya tempat rahasia yang hanya tuan rumahnya yang tau.

Sejak meninggalnya nyonya besar. Atau eomma jongin. Istana itu hanya ditempati appa dan pelayan. Jongin sudah mulai belajar di asrama sejak eommanya tiada. Bukan karena appanya tidak bisa mengurus jongin, anak satu-satunya. Pewaris setiap aset yang dimiliki keluarganaya secara turun temurun itu. Tapi, setelah kepergian sang pewaris keabadian seorang dewi. Eomma jongin lebih memilih jalan agar kehidupan jongin lebih baik.

Kematian sang titisan para dewi itu, benar-benar bukan takdirnya. Melainkan kelalaian sipat manusianya. Berfikir jika, jongin akan bahagia dengan ketiadaannya.

Appanya yang harus mengurusi perusahaannya benar-benar tidak bisa menjaga jongin dengan baik. Dan, memilih memasukkannya dalam lingkungan pendidikan yang baik.

Pada masa sekolah. Jongin adalah murid teladan. Ajaran appanya yang sangat kental dengan kejujuran. Dan rasa tanggungjawab yang tinggi, membuat seseorang melihat bakatnya yang luar biasa.

Jadi seorang idol, bukan kemauannya. Tapi, dengan loyalitasnnya. Kini dia menjadi seseorang yang di kagumi siapapun yang melihatnya langsung, atau di dalam layar tv sekalipun.

"appa—"

Jongin menyapa lelaki yang sangat dihormatinya di dunia ini. Tuan kim. Tengah tiduran di atas kursi panjang, di sebuah ruangan yang hanya dia dan jongin yang bisa membukanya.

Disana terlihat dinding yang dipenuhi frame seorang wanita cantik. Mendiang Ny.kim.

"jongin-ah, nae adeul." Balas tuan kim membuka mata.

"mworageusseoyeo?"

"adeuleul yeogie waseo [kemarilah nak]"

Jongin menghampiri appanya. Duduk di sampingnya.

"appa senang sekali kamu kembali. Hanya disini, appa bisa merasakan kehadiran kalian"

"appa—" matanya berkaca-kaca

Tuan kim tersenyum. "hanya kalian milik appa di dunia ini. Segeralah menikah nak, appa akan tenang menghadapNya" tangannya menepuk lembut pundak jongin.

"geumanhae, jebal. Ini yang bikin Jongin gak mau lama-lama disini. Appa selalu membahas ini. Entah berapa ribu kali dalam sehari" ketusnya malas

Tuan kim tertawa kecil.

"makannya, ppalli gyeolhasibshio [cepatlah menikah]" ejek tuan kim, membuat geram jongin

Mendecik. "apa appa kesepian? Nal Tarrawa. Kita tinggal di apartemen jongin saja" usulnya

FATE MAGICWhere stories live. Discover now