BAB 27

4.9K 174 9
                                    

Malu, angel merasa sangat malu saat keduanya mulai melepas pungutan satu sama lain dan dengan nafas yang masih terengah-engah mulai menyadari bahwa keduanya masih berada di Lobby rumah sakit dan menjadi tonton khalayak umum yang berada disana. Entah seperti apa wajah angel sekarang ia sudah tidak peduli, yang ia pedulikan adalah menutupi wajahnya agar orang-orang termasuk Aldo tidak melihat wajahnya yang sepertinya sudah sangat merah.

Aldo yang menyadari angel berusaha menutupi wajahnya tersenyum kecil dan segera saja merangkul angel untuk pergi dari tempat tersebut. Tidak peduli apa kata orang yang berada disana atau pun pendapat mereka masing-masing. Setiap orang memiliki pemikiran sendiri-sendiri bukan? Dan aldo tidak peduli dengan pemikiran-pemikiran itu karena sekarang pikirannya hanya tertuju pada wanita yang sekarang berada di pelukannya ini. Hanya Angel dan calon anak-anaknya kelak.

Anak? Senyum Aldo semakin melebar dengan hanya memikirkan kata tersebut, tak peduli bahwa setiap wanita yang masih berada disekitarnya memekik keras melihat senyum yang tampak menawan di wajah Aldo.

Angel yang mendengar suara-suara wanita memekik kecil pun segera menyembulkan kepalanya yang awalnya dirangkul didalam dada bidang aldo untuk mencari penyebab para wanita tersebut memikik dengan begitu hebohnya.

Saat mengetahui bahwa para wanita tersebut memekik karena melihat Aldo yang tersenyum membuat Angel mengkerutkan wajahnya kemudia memasang wajah cemberutnya. Ia tidak rela Aldo-nya menjadi tontonan wanita-wanita lapar pria tampan diluar sana. 'Apa mareka tidak melihat kalau pria ini sudah memiliki istri yang sedang hamil dipelukknya?' pikirnya masam.

Segera saja ia melepaskan diri dari pelukan aldo dengan kasar, aldo yang melihat kelakuan Angel segera saja memasang wajah terkejut. Tetapi kemudian aldo tertawa terbahak-bahak saat Angel merangkul pinggangnya dengan erat dan memelototi setiap wanita yang melirik mereka lebih tepatnya melirik dia.

Angel yang melihat Aldo terbahak segera memelototi Aldo juga. Angel melepaskan pelukannya di pinggang Aldo dan memukul-mukul dada bidang aldo dengan lumayan keras.

"Menyebalkan. Menyebalkan" pekiknya masih tetap memukuli dada bidang aldo "kamu menikmati semua tatapan-tatapan memuja itu bukan?"

"Hey, Hey. Angel. Angel.." bujuk aldo untuk menghentikan pukulan-pukulan Angel pada dadanya "sayang.." tangan yang memukul dada aldo segera berhenti.

Aldo menangkup wajah Angel dan membuat Angel menatap mata biru Aldo yang segera saja membuatnya terpesona "Dengarkan aku terlebih dahulu.." ucap aldo lembut dengan masih tetap menatap mata coklat milik Angel "Aku sama sekali tak pernah menikmati tatapan-tatapan itu. Hanya tatapanmu saja yang membuatku bahagia dan membuat jantungku berdetak secepat ini" ucap Aldo lembut sambil mengelus pipi Angel yang mulai tembem dan memunculkan rona-kemerahan akibat emosinya. Aldo segera meraih tangan Angel dan meletakkannya pada dadanya agar merasakan detak jantungnya yang bertalu begitu cepat.

Angel yang kemudian terkesima hanya bisa menatap kosong dada aldo dengan mulut terbuka, aldo yang tak tahan melihat tingkah angel segera mencium sekilas bibir angel untuk menyadarkannya dari keterpakuan.

Angel kembali terkejut dengan ciuman mendadak aldo, hanya bisa kembali menyurukkan wajahnya pada dadang itu lagi untuk menyembunyikan wajahnya.

*****

"Mengapa kau lakukan ini padaku?" ucap sofi saat Leo mulai menyudahi ciumannya dan kembali pada posisi semulanya. Leo yang tak mengerti harus menjawab apa hanya bisa diam tanpa bisa menemukan jawaban yang tepat

Tak mendapat jawaban sofi mulai menunduk untuk menyembunyikan buliran-buliran air mata yang mulai menuruni wajahnya tanpa bisa ia kendalikan 'Bodohnya dirimu sofi!! Bodoh! Bodoh! Bodoh!' umpat sofi memaki dirinya sendiri.

Leo yang melihat badan sofi yang bergetar pertanda bahwa wanitanya itu menangis mengehela nafasnya kasar. Setelah itu ia menghadap ke sofi untuk mulai melingkarkan kedua tangannya ke perut sofi memaksa sofi untuk menghadap ke arahnya kemudian secara perlahan mengangkat tubuh sofi yang sedang mengandung itu ke arahnya atau lebih tepatnya kepangkuannya.

Sofi yang merasa tubuhnya terangkat mulai menaikkan wajahnya dan terkejut saat mengetahui bahwa ia sudah berada di pangkuan Leo dan langsung bertatapan dengan kedua mata indah Leo. Leo kemudian menangkup wajah sofi dengan lembut dan mereka bertatapan sejenak. Meresapi segala hal yang ada.

"Memang terlalu dini bagiku untuk mengutarakan perasaan ini" ucap leo mengawali pembicaraan "aku pun masih bingung akan perasaanku padamu. Entah ini sayang atau cinta aku pun masih awam tentang hal itu terhadap lawan jenis" Leo tertawa kecil yang entah mengapa seperti tertawa untuk menertawakan dirinya sendiri.

"Tapi yang aku tahu aku mulai menyukai senyummu, aku menyukai gelak tawamu, aku menyukai saat-saat bersamamu dan juga aku tidak menyukai ada air mata kesedihan di wajahmu" tangan leo mulai bergerak untuk menghapus air mata yang mengalir di wajah sofi, sedangkan sofi hanya bisa menahan nafas mendengarkan setiap kata yang terucap dari mulut Leo.

Leo kemudian tersenyum kecil menatap wajah bengong sofi yang mendengar kata-katanya "Aku tak tau bagaimana perasaanmu padaku saat ini.." Leo sejenak menekan kata-katanya dan menatap sofi dalam diam. Tatapan permohonan yang tak pernah ia tunjukkan sebelumnya pada sofi.

"Tapi maukah kau mencoba untuk memulai suatu hubungan yang baru denganku?"

"Memulai hubungan dengan seorang lelaki sepertiku?"

Tbc

STRANGE MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang