BAB 29

4.5K 186 10
                                    

"Mari kita bertemu" ucap seorang wanita kepada seseorang disebrang telepon. Sang wanita masih dalam posisi duduk menyandar pada sandaran tempat tidurnya, Perlahan ia mulai mengelus –elus perutnya yang sudah sangat membesar itu dengan hati-hati.

Terdengar helaan nafas diseberang sana, sebelum menjawab " Baiklah. Kita bertemu di tempat biasanya"

Panggilan kemudian ditutup. Sang wanita perlahan keluar dari kamar yang sedang ditempatinya saat ini setelah mengambil beberapa barang yang dibutuhkan selama perjalanan. Menaiki mobil yang telah berisi sopir yang akan mengatarkannya kemana saja yang ia inginkan atas perintah sang suami, mengingat bagaimana sikap posesif yang melebihi batas kewajaran seorang suami pada istrinya yang sedang hamil seperti biasa. Sang istri tidak memiliki pilihan lain selain menyetujui permintaan sang suami untuk menggunakan sopir tersebut, daripada ia tidak diijinkan keluar sama sekali.

Setelah menempuh perjalanan selama beberapa menit mengingat jalan yang dilewatinya sedang tidak begitu ramai, sang wanita hamil perlahan memasuki cafee tempat ia bersantai dahulunya bersama sang kekasih sebelum memiliki seorang suami seperti sekarang. Ia menundukkan dirinya ditempat biasanya ia duduki.

Selang beberapa menit kemudian seseorang yang tunggu akhirnya datang juga dengan perut yang tidak kalah besarnya seperti ia. Namun apabila dibandingkan dengan kehamilannya, mungkin perutnya bisa dikatakan lebih besar dari seseorang yang ditunggunya tersebut. Mengingat ia sedang mengandung 3 orang anak dan seseorang yang ditunggunya sedang mengandung 2 orang anak.

Benar. Wanita hamil yang sedang menunggu seseorang itu adalah Angel dan yang ditunggunya adalah Sofi.

Sofi yang sudah memasuki cafee kemudian menundukkan dirinya dihadapan Angel dengan kegugupan yang ketara "ada apa memanggilku kemari?" ucap sofi memberanikan diri mengajukan pertanyaan terlebih dahulu.

Angel meminum jus apel yang telah dipesannya terlebih dahulu sebelum menjawab pertanyaan Sofi "Sepertinya kita harus menyelesaikan masalah kita secara baik-baik" ucapnya kemudian.

"Masalah apa yang kamu maksud,Ngel?" kegugupan dalam perkataan Sofi, membuat Angel harus menghela nafasnya secara kasar.

"Tidak usah berpura-pura tidak tahu. Kecanggungan ini rasanya membunuhku kalau terus seperti ini" ucapnya kemudian karena merasa kesal akibat kepura-puraan Sofi terhadap masalah yang sedang menimpa mereka

Seperti mengetahui kalau angel merasa kesal dengan sikapnya. Sofi pun mulai merilekskan dirinya dan berkata "Lalu bagaimana kita mengakhiri kecanggungan ini?" tidak ada lagi hal pura-pura. Mereka harus menyelesaikan masalah ini agar tidak berlarut-larut.

"Aku mencintai suamiku" Ucap Angel lantang mengungkapkan perasaannya pada Sofi tanda ada yang ditutup- tutupi dan merasa malu sedikit pun.

"..."

"...."

Sepertinya Sofi merasa terkejut dengan pernyataan mendadak angel. Setelah terdiam sejenak ia pun mengucapkan "Begitu pula dengan ku. Aku mencintai Leo. Sangat" menatap manik mata angel secara lurus

Angel menutup mulutnya tanda terkejut akan pernyataan mendadak Sofi "Astaga! Kalau kau sudah mencintai Leo. Lalu bagimana kecanggungan ini bisa terus berlanjut?" Hening sejenak. Kemudian mereka tertawa bersama. Seolah menertawai kekonyolan masalah yang menimpa mereka saat ini.

Setelah tawanya mereda angel pun bertanya kembali "Kau juga, mengapa selama ini kau tidak mengatakannya padaku?"

"Memangnya kau mengatakannya padaku?" balas sofi

"Aku mana sempat? Dikurung terus oleh Aldo. Kalau tidak sembunyi-sembunyi seperti ini mana boleh aku keluar. Apalagi bertemu denganmu" ucap angel menjelaskan

"begitu pula denganku. Leo sangat ketat menjagaku selama ini"

"Haduh. Andaikan saja kedua pria bodoh itu tidak mengurung kita seperti itu pasti masalah kita terselesaikan dengan mudah. Dan kita tidak perlu canggung seperti ini" kini angel berkata dengan nada penuh kekesalan akan tingkah suami-suami mereka yang pada dasarnya menyebabkan keretakan hubungan mereka

"benar. Kita bisa berbagi perasaan saat mengandung atau berbagi tips mengandung" sofi pun kembali menyetujui pendapat angel sambil mengelus perutnya yang tiba-tiba merasa sakit. Mungkin ini hanya kontraksi palsu batinnya meyakinkan diri-sendiri.

"itu pasti sangat menyenangkan"

Setelah merasa bahwa kedua bayinya tidak bertingkah kembali, sofi pun mengajukan pertanyaan yang selam ini selalu dikhawatirkannya "Tapi aku ingin menanyakan sesuatu padamu"

"Hmm? Menanyakan tentang apa?" jawab angel

"suamimu sudah tidak mencintai suamiku bukan?" ucap sofi berhati-hati akan kalimatnya. Tidak bermaksud menyinggu angel.

Angel kemudian tertawa keras sambil memegang perutnya, mengurangi pergerakkan anak-anaknya yang sepertinya sangat aktif hari ini "Hahaha" tawanya membahana di dalam cafee tersebut "Haduh maaf aku tidak bisa mengendalikan kegelianku" ucapnya setelah meredakan tawanya "Tidak. Suamiku sudah sangat mencintai istrinya yang sangat cantik ini!" ucapnya dengan sangat percaya diri membuat sofi menunjukkan mimik seperti orang mual, kemudia terkekeh geli melihat angel yang cemberut.

"Thanks God. Setidaknya tidak akan ada pertarungan seorang istri mempertahankan suaminya dari pelakor pria bukan? Sangat tidak Elit sama sekali" kata sofi sambil memegang tangan angel yang berada di meja, bermaksud menyalurkan kebahagiannya

"Kurang ajar. Aku saja takut memikirkan hal itu" kembali angel terkekeh geli begitu pula dengan sofi yang juga ikut tertawa kecil

Tiba-tiba dari kejauhan terihat dua orang pria tampan yang sangat dikenal oleh Angel dan Sofi berlari memasuki Cafee dengan kecepatan yang sangat tidak terduga. Kedua suami mereka. Aldo dan Leo memasuki cafee dengan terburu-buru kemeja yang dipakai keduanya terlihat basah pada bagian belakang dan keringat yang mengucur pada dahi keduanya sudah cukup menunjukkan sebera cepat mereka berlari untuk menghampiri istri-istri mereka.

Setelah sampai ditempat yang ditujunya Aldo dan Leo terdiam ditempat untuk mengatur pernafasan mereka yang memburu. kemudian mereka saling pandang dengan tatapan permusuhan pada satu sama lain. Selanjutnya mereka menoleh untuk melihat keadaan istri masing-masing memperhatikan apakah istrinya masih baik-baik saja atau tidak.

Setelah memperhatikan dengan seksama ternyata istrinya dalam keadaan baik-baik saja kedua pria itu segera saja menarik tangan istrinya untuk ikut berdiri bersama mereka. Bermaksud meninggalkan cafee yang mereka tempati sekarang.

"Ayo kita pulang" ucap leo dan aldo bersamaan

"Tidak mau"

"Tidak Bisa"

"apa maksudmu dengan tidak bisa? Cepat pulang!" aldo menoleh pada angel dengan raut wajah tidak suka karena angel tidak menuruti keinginannya untuk menjauhkan angel dari sofi dan leo

Angel menunjukkan wajah memelas pada aldo"Aku masih ingin mengobrol dengan Sofi"

"mengobrol katamu? Tidak ada acara obrol – mengobrol! Kita pulang sekarang!"

"Tapi aku tidak mau pulang" angel kembali merengek. Sedangkan dipihak lain sofi dan leo sedang dalam keadaan tarik menarik

"Jangan membantah!" kini yang bersuara adalah leo kepada sofi akan kekeras kepalaan sofi tidak menuruti perintahnya. Sudah ia katakan untuk berada didalam mension saja. Apakah ia tidak tahu leo sangat khawatir akan keadaannya saat ia dihubungi oleh sopir sofi bahwa sofi pergi menemui angel. Jangan lupakan juga keadaan kandungannya yang berusia 36 minggu dan sudah masuk masa rawan untuk melaihrkan

"Aduh!"

"AH!" sofi dan angel mengaduh bersamaan sambil memegangi kedua perut mereka. Cairan bening mulai mengalir melewati kedua kaki mereka.

"ADA APA?" jerit aldo dan leo bersamaan melihat kondisi istrinya yang sepertinya sedang kesakitan sambil memegangi perut mereka

"SEPERTINYA AKU AKAN MELAHIRKAN"

"APAA?!"

Tbc

STRANGE MARRIAGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang