;- junhui's
Renjun menceritakan kepada kami kronologi tabrak-lari yang sebenarnya. Ia mengaku ditabrak lari oleh sebuah mobil sport berwarna hitam metalik, dan setelah itu ia tidak sadar apapun lagi sampai di rumah sakit.
-
Malam sudah tiba, aku pun mengucapkan salam perpisahan, dan aku berjanji akan kembali lagi besok, jika ada waktu.
***
;- minghao's
Hari kedua. Rupanya Yuta bersedia untuk menjaga Renjun, dan bekerja sambil mengedit. Itulah pekerjaannya.
Aku pun dapat bekerja seperti biasanya, tapi untuk setengah hari saja.
1.45 PM
Entah kenapa, ayahku mengajak untuk pergi makan bersama di sebuah restoran. Ini adalah kesempatan yang jarang, karena ia mentraktirku di tempat yang cukup mahal.
tapi, sebagai seorang anak aku hanya bisa mengikutinya.
-
Akupun duduk berseberangan dengan ayahku, dan datanglah salah seorang temannya. Sebelumnya aku hanya berpikir ini hanya sebuah makan siang biasa, tapi..
"Hao."
"Ya?"
"Kamu mau pindah ke Korea?"
"Boleh,"
Ada apa ini? sangat mendadak sekali, pikirku.
"Mulai sekarang, kamu harus keluar dari kerjaanmu yang sekarang."
"Ok. Pertama-tama, ini ada apa?"
"Sudah, diem aja!"
Loh, pah, kok nge-gas?
"Papa juga ga restuin kamu sama Junhui. Mendingan, kalian putus. Bukannya Papa marah, tapi dia bukan orang yang layak untuk kamu."
Deg.
"Kenapa Papa bilang gitu, Pah? Papa dulu kan paling deket sama Papanya dia. Hao tahu, sekarang Papanya Jun udah nggak ada, tapi jangan gitu juga, Pa."
"Kamu, Papa jodohkan dengan orang yang lebih baik, mapan, dan juga layak."
Apa-apaan ini? Sumpah, aku merasa hancur dan bingung di saat yang sama. Ayahku mendadak menjodohkanku begitu saja. Aku sudah punya yang lain.
Bagaimanapun, aku tidak mau lepas dari Jun-gege.
"Namanya Kang Daniel, dan dia adalah co-CEO dari Kang Corp."
Tiba-tiba, datanglah seorang pria muda, yang mungkin tidak jauh umurnya dengan Jun-gege. Raut mukanya saja terlihat menyebalkan, mana mungkin aku mau menikahi orang tersebut?
Ia pun melihatku dan tersenyum, dan duduk di kursi sebelahku.
Aku tidak percaya ini terjadi. Aku merasa hancur. Kecewa. Sedih. Bingung, dan semua itu tercampur menjadi satu.
Aku pun terpaksa harus mengikuti rapat sekaligus makan siang yang menyebalkan, sampai-sampai aku tidak ada nafsu untuk makan sama sekali.
-
setelah makan siang, aku ingin langsung kabur, tapi si Daniel itu mengajakku untuk mengunjungi kantornya. Ya, terpaksa aku mengikutinya karena ayahnya yang menawarkan.
aku memang sangat kecewa dengan apa yang terjadi hari ini. Aku tidak ingin Jun-gege tahu tentang ini, karena jika ia tahu ia akan kecewa denganku.
;-junhui's
Aku sedang break shooting, dan aku berada di daerah Shinjuku untuk mencari makan siang. Aku juga ingin melakukan sightseeing, aku butuh cuci mata.
seperti biasa, Leon mendampingiku dan karena ia adalah paruh orang Jepang, ialah yang membantuku untuk kendala bicara bahasa Jepang.
Aku pergi makan, lalu jalan-jalan di sekitar. Awalnya aku merasa tidak ada yang mencurigakan, sampai-sampai..
-
;- minghao's
Aku baru sampai di depan kantor Kang Corp., didaerah Shinjuku. Entah mengapa diriku langsung disambut hormat oleh para pegawai, tapi aku membenci itu.
Daniel membicarakan soal sejarah perusahaan keluarganya itu, dan aku hanya mengiyakan. Aku muak mendengar semua itu.
Entah kenapa ayahku kemasukan roh apa didalam tubuhnya sampai-sampai melakukan joint-venture dengan ayahnya Daniel, dan bahkan akupun dijodohkan dengannya.
Aku memang kecewa, tapi apa daya aku harus menuruti perintah ayahku.
-
"Myungho, kenapa kamu diem aja?" Daniel sok mencari perhatian kepadaku.
Aku benci laki-laki ini. Karenanya, aku harus keluar dari pekerjaanku. Aku akan keluar dari pekerjaan sebagai photographer dalam jangka waktu pendek, mungkin akhir bulan.
"Gak."
"Jangan galak gitu, dong.." ia menggodaiku layaknya om-om pedofil. Jijik.
Aku pun hanya diam, dan tidak menjawabnya lagi karena kesal.
-
tbc