fourteen

1K 121 2
                                    

;- junhui's

aku menunggu panggilan darinya, tapi Minghao tidak kunjung memberi kabar dari chat ataupun call. Baru kali ini dia bersikap seperti ini.

Akupun menaruh handphone-ku dan tertidur.

-

"Dah, sampe ketemu lagi ya." kata Daniel sambil melambaikan tangannya. Minghao hanya mengangguk pelan dan tersenyum. Akhirnya dia bisa bebas dari pria yang ia sebut jebal itu.

;- minghao's

Akhirnya aku bisa lepas dari Daniel, tapi aku tidak yakin aku dapat lepas darinya dalam jangka waktu yang panjang, ia pasti akan menghantuiku lagi dan lagi. Bagaimanapun, aku masih lebih memilih Jun-gege daripada Daniel jebal menjijikkan itu.

Aku pun memasuki ruang rawat dan melihat Yuta sedang lembur, sedangkan Renjun sudah tertidur pulas karena efek obat infus yang membuatnya mengantuk.

"yutaaa" aku pun langsung duduk dengan di sebelahnya, raut mukaku kecewa.

"eisha-kun, kenapa?"

.

.

Aku pun menceritakan semuanya, dari awal sampai akhir permasalahan yang kupunya saat ini.

Aku tidak bisa menahan air mataku saking sedih dan kecewanya, dan aku juga khawatir jika Jun-gege tahu tentang ini, dia pasti bakal kecewa & tidak memercayaiku lagi, bahkan meninggalkanku.

***

1 minggu berlalu, dan aku masih saja dengannya. Kali ini Daniel semakin liar dan tidak tahu aturan, ia bahkan sudah berani memelukku, menjijikkan bukan?

Aku makin kehilangan kesempatan untuk berkomunikasi dengan Jun-gege, pacarku yang sebenarnya. Daniel selalu ingin diperhatikan dan ia tidak mau perhatianku beralih kepada yang lain. Itu sangat menyebalkan, menurutku.

-

5 hari berlalu, Renjun sudah sembuh dan diperbolehkan untuk pulang. Kami masih akan stay di Jepang, tapi sebentar lagi akan pindah ke Korea.

Aku sudah sempat pamit dengan Yuta, Jackson dan semus teman-teman sekerjaku. Aku mengaku sebenarnya aku tidak ingin meninggalkan pekerjaanku yang sekarang, tapi apa daya aku harus mengikuti perintah ayahku yang menyebalkan.

***

Incheon
6 Maret 2017

Aku sudah sampai bersama Renjun, dijemput oleh asisten Daniel, namanya Mark Tuan. Mark terlihat baik, sebenarnya, tapi ia bekerja untuk orang yang salah.

Aku diantar ke rumah baruku, entah apa nama daerahnya,  tapi dekat dari daerah rumah Jun-gege. Dengan kesempatan emas ini, aku bisa mengunjungi Jun-gege diam-diam.

Aku memang meminta kepada ayahku untuk tinggal sendirian, dan ayahku mengijinkanku, tapi yang menjadi masalah adalah, Mark akan menjadi security di rumah ini dan rumah ini lengkap dengan pengaman serta cctv.

Untunglah Renjun ada bersamaku setiap waktu, bahkan menjadi partner in crime untukku.

-

;- junhui's

Aku sudah tidak berkomunikasi dengan Minghao lagi, entah kenapa.

Sejak aku pulang dari Jepang, ia tidak pernah lagi menelefonku. Rasanya ada yang tidak benar dengan Minghao, ia berubah seratus delapan puluh derajat dari biasanya. Aku tahu dia memang seorang yang sibuk, tapi ini tidak seperti biasanya. Karena mau sesibuk apapun Minghao ia tetap mengabariku duluan.

Awalnya aku memang sempat mempunyai dugaan yang nggak-nggak, tapi aku harus tetap berpikir positif.

Aku tidak boleh menyerah, maka aku tetap menunggunya karena aku ingin membuktikan bahwa aku mencintainya.

Aku sedang break saat ini, lalu aku mencoba menghubungi Minghao lagi.

Dan akhirnya, ia mengangkatnya. Pertama kali setelah waktu yang lama.

"Ah, gege!"

"..."

"Kamu kemana aja? Kok nggak ada kabar?"

"Maaf, gege.. belakangan ini aku selalu keteteran dengan pekerjaan."

Sebagai pacar, aku harus bisa pengertian. Aku pun memakluminya, jika dia memang mengatakan kalau dia sibuk.

"Kamu dimana?"

"Baru sampe di Korea."

"Korea? Kamu ngapain?"

"Aku pindah, ge. Hao disuruh pindah sama Papa."

"Oh.. kenapa kamu nggak bilang tinggal bareng Gege aja?"

"Dia sudah nyiapin rumah."

"Ok.. dimana alamatnya? Biar gege kesana-"

"Biar aku aja yang kesana, nanti malam Hao tidur sama Gege. Okay?"

"...ok"

"Dah, i love you, Gege."

"Love u too."
.
.
.
.
.

;- minghao's

Malam pun tiba. Aku bersiap-siap membawa tas dan juga memasukkan beberapa baju. Siapa bilang, aku mau tinggal dirumah ini? Rumah ini serasa penjara bagiku. Banyak cctv  memantau, dan ada si security yaitu Mark.

Aku memberitahukan Renjun kalau aku akan pergi menemui Jun. Ia akan tetap disini untuk belajar, karena ia akan masuk di universitas yang baru.

Lalu, aku pun keluar, tapi dicegat dulu sama pak security.

"Mau kemana, boss?" tanya Mark langsung mendatangiku.

"Ada reuni teman lama," jawabku, mengibul. Tapi memang disitu juga aku akan bertemu Jun.

"Perlu diantar?" tanya Mark.

Aku tahu dia pasti akan memata-mataiku, tapi untungnya akan ada Vernon yang menjemputku.

"Nggak, ada teman yang jemput." jawabku lagi. Dan untungnya, Vernon datang tepat waktu.

"Aku pergi dulu." aku pun keluar dari gerbang rumah, dan masuk ke mobil Vernon.

-

tbc

imaginary | junhao ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang